Tahanan Khusus Tiba di Doha, Taliban Siap Berunding
Sebanyak enam tahanan khusus Taliban telah tiba di Doha, Qatar. Taliban menyambutnya dengan menyatakan kesiapannya memulai perundingan intra-Afghanistan.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Sebanyak enam tahanan khusus yang diminta pimpinan kelompok Taliban telah tiba di Doha, Qatar, Jumat (11/9/2020). Pada saat yang hampir bersamaan, pimpinan Taliban mengumumkan siap untuk melaksanakan perundingan intra-Afghanistan yang sudah tertunda setengah tahun dari jadwal semula, 10 Maret 2020, yang menurut rencana akan dimulai Sabtu (12/9/2020).
Dua pejabat di pemerintahan Afgahnistan yang enggan disebut namanya, Jumat, mengatakan, keenam tahanan khusus itu hanya sementara berada di Qatar. ”Mereka akan berada di Qatar hingga akhir November. Setelah itu, mereka bisa dikembalikan ke Kabul,” kata sumber tersebut.
Selama beberapa bulan terakhir, rencana pembebasan 400-an tahanan, termasuk keenam tahanan khusus, membuat silang pendapat antara Taliban, Kabul, dan beberapa negara, termasuk Perancis dan Australia.
Pemerintah Perancis dan Australia menolak pembebasan tahanan tersebut karena mereka merupakan terpidana kasus hukum yang mengakibatkan korban jiwa warga kedua negara, yang bertugas sebagai anggota militer ataupun pekerja kemanusiaan.
Mengenai status tahanan yang hanya akan berada di Doha hingga akhir November, juru bicara kantor politik Taliban di Qatar, Mohammad Naeem, belum mengeluarkan komentar. Namun, dia memastikan bahwa keenam anggota mereka tersebut dalam kondisi sehat ketika tiba di Doha.
Naeem tidak menjelaskan fungsi dan peran ke-enam tahanan khusus tersebut di dalam perundingan intra-Afghanistan yang membuat pimpinan Taliban memaksa menghadirkan mereka di Qatar.
Dalam dua pekan terakhir, terjadi beberapa perubahan di kantor politik Taliban. Mullah Abdul Ghani Baradar, pemimpin Taliban, mengganti Suhail Shaheen yang selama ini menjadi juru bicara mereka dengan Mohammad Naeem. Tidak hanya menggeser posisi Shaheen, Baradar juga secara mendadak mengganti Ketua Tim Perundingan Taliban.
Pada awal September kemarin, Taliban telah menunjuk Sher Mohammad Abbas Stanikzai yang pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan dan Menteri Luar Negeri Taliban untuk memimpin tim perunding kelompok ini. Namun, pertengahan pekan ini, posisi Stanikzai digantikan oleh Abdul Hakim Haqqani.
Dukungan AS
Dimulainya perundingan intra-Afghanistan membuat Pemerintah Amerika Serikat lega. Presiden AS Donald Trump mendesak kedua pihak untuk bisa melakukan kompromi setelah perundingan ini terhenti.
”Saya mendesak para negosiator untuk menunjukkan pragmatisme, kompromi, dan fleksibilitas yang dibutuhkan agar proses ini berhasil. Amerika Serikat siap untuk mendukung,” kata Trump.
Pemerintah AS mengutus Menlu Mike Pompeo untuk hadir pada hari pertama perundingan. Pompeo, dalam pernyataannya, mengatakan, kesempatan untuk bertemu di meja perundingan setelah berbulan-bulan terhenti, tidak boleh disia-siakan.
”Awal pembicaraan ini menandai kesempatan bersejarah bagi Afghanistan untuk mengakhiri empat dekade perang dan pertumpahan darah. Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan,” kata Pompeo.
Pompeo mengatakan, Pemerintah AS dan rakyat Afghanistan telah melakukan pengorbanan agar perundingan ini bisa berjalan. Dia berharap agar kesempatan ini tidak boleh dilepas oleh kedua pihak. (AP/REUTERS)