RI Ajak Negara-negara Mitra ASEAN Menjaga Stabilitas Kawasan
Ajakan Indonesia kepada negara-negara mitra wicara ASEAN untuk ikut menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik disampaikan Menlu Retno LP Marsudi dalam pertemuan menlu ASEAN dengan menlu AS dan Australia.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia mengajak negara-negara mitra wicara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN ikut memastikan dan menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. Kemitraan yang baik yang didorong RI adalah kemitraan yang setara, stabil, dan membawa keuntungan bagi negara-negara anggota ASEAN dan mitra-mitranya.
Ajakan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam hari kedua pertemuan Menlu ASEAN (AMM) Ke-53 yang digelar secara daring, Kamis (10/9/ 2020). Bertindak sebagai tuan rumah pertemuan adalah Vietnam yang tahun ini menjadi Ketua ASEAN. Retno menghadiri enam pertemuan, empat di antaranya pertemuan dengan para mitra ASEAN, yakni Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan Selandia Baru.
Dalam pertemuan ASEAN-AS, Retno menyampaikan pernyataan Indonesia terhadap AS. Ia mengungkapkan penghargaan kepada Menlu AS Mike Pompeo atas jalinan komunikasi yang baik di antara keduanya. Dikatakan Retno, dirinya dan Pompeo memiliki pola komunikasi cukup rutin. Begitu juga presiden kedua negara. Ia menyatakan, selama beberapa dekade, AS telah menjadi salah satu mitra utama ASEAN.
”Sudah menjadi komitmen Indonesia dan juga ASEAN untuk terus memperkokoh kemitraan yang baik dengan AS,” kata Retno.
”Indonesia mengharapkan AS akan terus menjadi mitra pembangunan, mitra dalam memelihara perdamaian dan stabilitas dan mitra yang dapat terus menjaga norma, nilai, dan prinsip-prinsip hukum internasional.”
Indonesia menegaskan, ASEAN didirikan untuk perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan. Indonesia juga mengharapkan agar kerja sama ASEAN dan AS terus dapat dijalin, serta AS menjadi mitra sejati ASEAN bagi terjaganya perdamaian dan stabilitas di kawasan. Retno menyebutkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral (ZOPFAN) serta Traktat Persahabatan dan Kerja Sama Negara-negara ASEAN (TAC) sebagai dasar kemitraan.
Ajakan untuk menjaga stabilitas juga disampaikan Retno kepada Menlu Australia Marise Payne. Australia diajak untuk bersama-sama menjauhkan kawasan Indo-Pasifik dijadikan arena persaingan geopolitik. Indonesia juga menekankan kemitraan ASEAN-Australia ditujukan untuk menciptakan kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.
Menurut Retno, Australia telah mengaksesi TAC tahun 2005. Di dalamnya terdapat prinsip penolakan terhadap ancaman dan penggunaan kekerasan, komitmen untuk menyelesaikan masalah dengan cara damai, serta terus mengutamakan kerja sama. Prinsip-prinsip itu diharapkan dapat terus diterapkan di tengah tantangan geopolitik saat ini.
”Menlu Australia sangat mengapresiasi pernyataan ASEAN yang dikeluarkan oleh para Menlu ASEAN pada 8 Agustus (2020) mengenai pentingnya upaya untuk memelihara perdamaian di kawasan. Untuk kawasan yang lebih luas, ASEAN terbuka untuk melakukan kerja sama untuk menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik,” kata Retno.
Desakan Pompeo
Pompeo, sebagaimana diwartakan kantor berita Reuters, menyatakan, dirinya mendesak negara-negara anggota ASEAN untuk menghadapi perundungan maritim oleh China di kawasan Asia Tenggara. Washington menilai negara-negara ASEAN perlu melihat dan menilai kembali kesepakatan bisnis antara perusahaan di negara-negara itu dan perusahaan asal China. Pompeo menyatakan, ASEAN harus percaya dan mengandalkan dukungan pada AS.
”Hari ini, saya katakan terus maju. Jangan hanya berbicara, tetapi bertindaklah,” kata Pompeo. ”Pertimbangkan lagi urusan bisnis dengan perusahaan milik negara yang menindas negara-negara pesisir ASEAN di Laut China Selatan. Jangan biarkan Partai Komunis China menginjak-injak kita dan rakyat kita.”
ASEAN menegaskan tidak ingin memihak di tengah gesekan atas lonjakan aktivitas militer baru-baru ini di Laut China Selatan, khususnya antara China dan AS. ASEAN memiliki komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran di kawasan ASEAN. ASEAN juga menolak agresi, ancaman, penggunaan kekuatan, atau tindakan lain dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional.
Menlu China Wang Yi dalam pertemuan dengan para Menlu ASEAN pada hari pertama AMM, Rabu, mengatakan bahwa AS telah ikut campur di Laut China Selatan dan mendorong militerisasi di kawasan itu. China mengatakan memiliki kedaulatan historis atas sebagian besar jalur perairan itu. Namun, sejumlah anggota ASEAN, Taiwan, dan juga AS mengatakan klaim itu tidak memiliki dasar dalam hukum internasional.
Serangan Pompeo atas perusahaan-perusahaan China menyusul pengumuman sanksi Washington baru-baru ini terhadap 24 entitas China yang diduga terlibat dalam membangun pulau buatan di perairan yang disengketakan itu. Beijing dikatakan Washington memasang sistem rudal di atasnya.
Sekutu AS, Filipina, termasuk di antara negara yang perusahaannya mendapatkan kontrak kerja sama dengan China. Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan kerja sama itu akan berlanjut.