Kedutaan Australia Dituding Bantu Pelarian Jurnalis dari China
Pemerintah China menuding Australia bertindak berlebihan dengan melindungi jurnalisnya, termasuk membantu mereka keluar dari China via Shanghai. Beijing menuding Canberra ikut campur urusan dalam negeri mereka.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
BEIJING, JUMAT — Hubungan China-Australia kembali memanas setelah Beijing menuding Kedutaan Besar Australia menghalangi penyelidikan terhadap dua jurnalis asal ”Benua Kangguru”. Kedubes dan konsulat Australia dituding membantu keduanya melarikan diri dari China ketika penyelidikan masih berlangsung.
Dua koresponden jurnalis yang bekerja untuk media Australia, Bill Birtles (Australian Broadcasting Corporation) dan Michael Smith (The Australian Financial Review), keluar dari China dengan penerbangan khusus di bawah perlindungan diplomatik Pemerintah Australia setelah ada ancaman penahanan oleh Beijing.
Tindakan itu membuat Pemerintah China berang. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, Jumat (11/9/2020), menuding Kedubes Australia membantu keduanya menghindari penyelidikan otoritas keamanan China.
”Tindakan ini melampaui perlindungan konsuler,” kata Zhao. Dia menuding, tindakan membantu pelarian kedua jurnalis itu sebagai tindakan mencampuri urusan dalam negeri dan kedaulatan peradilan China.
Birtles dan Smith berurusan dengan otoritas keamanan China terkait dengan Cheng Lei, pembawa berita pada stasiun televisi milik Pemerintah China. Cheng Lei telah ditahan di salah satu fasilitas milik pemerintah dengan alasan keamanan.
Zhao mengatakan, kemarahan Australia atas perlakuan Beijing terhadap jurnalis asing adalah sebuah standar ganda. Dia menyebutnya sebagai superiority complex yang membingungkan karena beberapa waktu lalu lembaga intelijen Australia juga memperlakukan jurnalis asal China dengan tindakan serupa.
Mengutip laman kantor berita BBC, penggeledahan terhadap rumah tinggal beberapa jurnalis asal China di Australia terjadi pada akhir Juni lalu. Tidak dijelaskan atas dasar apa otoritas keamanan Australia menggeledah rumah para jurnalis, yang masing-masing bekerja untuk kantor berita China, Xinhua, dan China Media Group. Para jurnalis pun dilarang untuk memberitakannya.
”Australia menyatakan tindakan mereka melakukan interogasi dan penggeledahan rumah para jurnalis asal China adalah tindakan yang wajar, sebuah prosedur normal. Tapi, mereka menyatakan China melakukan ’diplomasi sandera’,” kata Zhao. Tindakan Pemerintah Australia ini dinilai Zhao sebagai sebuah kemunafikan.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Juru Bicara Kejaksaan Australia Christian Porter menolak berkomentar tentang peristiwa yang menimpa jurnalis asal China di akhir Juni lalu dengan alasan ”masalah operasional”. Namun, dia menyatakan bahwa institusinya memandang serius soal intervensi asing tanpa menjelaskan detail soal intervensi yang dimaksud.
Sementara Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO) menolak berkomentar.
Dokumen pengadilan yang dilihat oleh kantor berita AFP menunjukkan ASIO juga melakukan penggeledahan di tempat lain sebagai bagian dari penyelidikan terkait isu kampanye pengaruh China di negara itu.
Klub Koresponden Asing di China sejak beberapa waktu lalu telah mengeluarkan peringatan kepada rekan-rekan mereka tentang ancaman penahanan oleh otoritas keamanan China sewaktu-waktu atas kerja jurnalistik mereka. Sebuah tindakan yang dikecam oleh banyak pihak.
Tindakan Beijing terhadap jurnalis asal Australia tidak terlepas dari memanasnya hubungan kedua negara sejak pandemi Covid-19 ini dimulai. Pemerintahan Scott Morrison adalah salah satu pemerintahan yang mendukung tekanan Amerika Serikat kepada China untuk menjelaskan asal usul pandemi Covid-19 yang dimulai di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Selain itu, Pemerintah Australia bersikap keras terhadap penerapan Undang-Undang Keamanan Nasional di Hong Kong oleh Beijing. Australia juga menawarkan penduduk Hong Kong status khusus bila ingin pindah dari wilayah itu ke Australia.
Seruan Morrison telah membuat Beijing marah dan hubungan kedua negara, termasuk hubungan dagang, memburuk. Hingga saat ini, China melarang masuk banyak produk Australia ke negara ini, seperti daging sapi dan jerlai, bahan baku bir, yang diimpor dari Australia. (AFP)