India dan China Kembali Saling Tuding soal Perbatasan
Belum ada titik temu antara India dan China terkait dinamika di perbatasan kedua negara. Dua negara itu saling menyalahkan atas meningkatnya ketegangan di wilayah Himalaya.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
MOKSWA, SABTU — India dan China, Sabtu (5/9/2020), kembali saling menyalahkan atas meningkatnya ketegangan terkait sengketa perbatasan kedua negara di Himalaya. Aksi saling tuding itu terjadi di sela-sela pertemuan tingkat tinggi kedua pemerintahan yang digelar di Mokswa.
Menteri Pertahanan India Rajnath Singh dan mitranya dari China, Jenderal Wei Fenghe, merilis pernyataan masing-masing pihak. Kedua pihak saling menuduh sehingga justru mengobarkan nada pertikaian di antara mereka.
Kedua menteri bertemu di sela-sela pertemuan para menteri pertahanan yang tergabung dalam Shanghai Cooperation Organization. Kelompok itu terdiri dari perwakilan China, India, Pakistan, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan.
Singh mengatakan, mereka telah melakukan diskusi yang jujur tentang perselisihan itu dan hubungan yang tegang di antara dua negara terpadat di dunia itu. Pasukan kedua negara telah mengalami sejumlah bentrokan, khususnya sejak bentrokan di wilayah Ladakh pada 15 Juni lalu.
Peristiwa itu mengakibatkan 20 tentara India tewas. China juga mengakui adanya korban dari pihaknya, tetapi tidak mengungkapkan data terkait jumlah.
Sejak saat itu kedua pihak telah mengirim puluhan ribu pasukan ke wilayah terpencil di Ladakh. Wilayah itu berada di ketinggian lebih dari 4.000 meter (13.500 kaki).
Singh menekankan tindakan tentara China sebagai pelanggaran terkait kesepakatan kedua negara. Hal itu terutama tergambar melalui langkah menurunkan sejumlah besar tentara, berperilaku agresif mereka dan upaya untuk secara sepihak mengubah kondisi status quo di wilayah perbatasan kedua negara itu. Ditegaskan bahwa India ingin menyelesaikan perselisihan melalui pembicaraan damai. Namun pada saat yang sama pihak India juga memiliki keraguan tentang tekadnya melindungi kedaulatan dan integritas teritorialnya.
Pihak Pemerintah China juga mengambil sikap yang sama kerasnya. ”Penyebab dan kebenaran dari ketegangan saat ini di perbatasan antara China dan India sangat jelas, dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada India,” kata Jenderal Wei.
”Wilayah China tidak bisa hilang,” tambahnya, seraya menyerukan India untuk ”memperkuat kendali terhadap pasukan garis depannya” dan ”menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan situasi memanas”.
Sebagaimana diwartakan, ketegangan antara India dan China terjadi kembali. Pemerintah India menuding anggota Tentara Pembebasan Rakyat, militer China, melakukan tindakan provokatif di Ladakh, wilayah perbatasan yang menjadi sengketa kedua negara pada akhir Agustus lalu.
Kementerian Pertahanan India menyatakan, militer China melakukan tindakan provokatif pada akhir pekan lalu yang dinilai ingin mengubah status quo. Kementerian Pertahanan India menuding tindakan tersebut telah melanggar konsensus yang telah dibuat kedua pihak sebelumnya.
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan India juga menyebutkan bahwa aktivitas provokatif militer China terjadi di tepi selatan Danau Pangong. Adapun perbatasan yang menjadi sumber konflik kedua negara membentang sepanjang 3.500 kilometer, mulai dari wilayah Ladakh utara hingga Sikkim.
Sebaliknya, pihak militer China mengatakan, pasukan India telah melintasi perbatasan pada Senin lalu di dekat Pangong Tso dan menyebabkan situasi perbatasan menjadi tegang.
”Militer China mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan,” kata komando regional Tentara Pembebasan Rakyat dalam sebuah pernyataan. Mereka menuduh India secara serius melanggar kedaulatan wilayah China.
Konflik perbatasan sempat membuat kedua negara terlibat perang pada 1962 yang meluas ke wilayah Ladakh. Pada awal 1990-an, kedua negara juga berupaya mengatasi konflik perbatasan itu, tetapi gagal.
India dalam pernyataannya mengatakan, militer India mengambil tindakan untuk memperkuat posisi kami dan menggagalkan niat China mengubah fakta secara sepihak di lapangan.
Wei Fenghe sebagaimana diwartakan kantor berita China, Xinhua, telah meminta mitranya dari India untuk meredakan ketegangan di perbatasan Himalaya. Namun, pihak Beijing juga menyalahkan India atas konflik dalam beberapa bulan terakhir. Komentar itu disampaikan Wei kepada Singh dalam pembicaraan lebih dari dua jam kedua belah pihak.
Pembicaraan itu menandai pertemuan tatap muka pertama antara pemimpin China dan India sejak bentrokan pasukan di wilayah perbatasan Ladakh dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam pertemuan tersebut, Wei mengatakan kepada Singh bahwa dialog yang jujur penting dalam meredakan ketegangan. Namun ditegaskan pula bahwa China bertekad melindungi kedaulatan teritorialnya. (AFP/REUTERS/BEN)