Facebook Stop Iklan Politik Seminggu Sebelum Pilpres AS
Klaim informasi politik yang salah, yang menyebar luas melalui media sosial, menjadi penyakit yang merusak demokrasi dan memecah belah warga.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
SAN FRANCISCO, JUMAT — Facebook Inc menyatakan tidak akan menerima iklan politik sejak seminggu sebelum Pemilu Presiden Amerika Serikat, 3 November 2020. Rencana ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi risiko disinformasi dan gangguan pemilu.
Walau demikian, Facebook tetap membiarkan iklan kampanye politik yang sudah ada di dalam sistem dan memberikan izin pengiklan untuk mengubah biaya dan sasaran iklannya. Facebook juga akan menolak perubahan konten atau desain iklan.
Perusahaan media sosial itu juga menyampaikan, pihaknya sedang membuat label untuk menandai unggahan oleh kandidat atau tim kampanyenya yang mencoba mengklaim kemenangan sebelum hasil resmi pemilu diumumkan.
Seorang juru bicara Facebook mengatakan, pengiklan politik bisa kembali memasang iklan yang baru setelah pemungutan suara Pilpres AS.
Tim kampanye Trump mengecam langkah Facebook ini. ”Ketika jutaan pemilih akan memutuskan pilihannya, presiden justru dibungkam oleh mafia Silicon Valley,” kata Samantha Zager, juru bicara Tim Kampanye Trump.
Kelompok digital Demokrat, Acronym, menyatakan bahwa gerakan Facebook sama dengan memutuskan untuk ”mengganggu pemilu bagi mereka dengan pengikut yang banyak di Facebook, termasuk Presiden Trump dan media sayap kanan yang di belakangnya”. Tim kampanye Biden tidak menanggapi permintaan wawancara soal ini.
Dalam wawancara dengan CBS News yang disiarkan pada Kamis (3/8/2020), CEO Facebook Mark Zuckerberg menyampaikan, ”Begitu diberlakukan, langkah-langkah itu akan berlaku untuk presiden dan kandidat lain secara setara.”
Melindungi demokrasi
”Pemilu ini tidak akan biasa-biasa saja. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi demokrasi kita,” kata Zuckerberg. ”Itu artinya membantu orang untuk mendaftar dan menggunakan hak pilihnya, menjelaskan kebingungan soal bagaimana pemilu ini berjalan, dan bertindak mengurangi peluang terjadinya kekerasan dan kerusuhan.”
Presiden Donald Trump mencalonkan diri kembali sebagai presiden AS untuk periode kedua. Ia akan menghadapi penantang dari Demokrat, Joe Biden.
Ketika mengumumkan serangkaian langkah untuk mencegah misinformasi di Facebook, Zuckerberg mengatakan, dirinya prihatin dengan tantangan unik yang bakal dihadapi pemilih tahun ini saat pandemi sekarang yang mendorong pemilihan melalui surat meningkat.
”Saya juga khawatir bahwa dengan begitu terbelahnya negara kita dan hasil pemilu kemungkinan butuh waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk diselesaikan, bisa jadi risiko kerusuhan di seluruh negara meningkat,” kata Zuckerberg.
Sebelumnya, Zuckerberg membela keputusannya membiarkan percakapan politis yang bebas di Facebook, termasuk melalui iklan berbayar yang dikecualikan dari program cek fakta dengan mitra eksternal, termasuk Reuters.
Facebook dan perusahaan media sosial lain mendapat sorotan publik soal bagaimana mereka menangani misinformasi saat Presiden Trump mengunggah informasi yang salah dan usaha Rusia untuk turut campur dalam Pemilu AS.
Facebook telah dihujani kritik, termasuk dari karyawannya sendiri, setelah membiarkan unggahan Trump yang bernada menghasut awal musim panas tahun ini termasuk salah satunya soal klaim yang salah tentang pemilihan melalui surat.
Setelah mengumumkan langkah-langkah pencegahan misinformasi, Facebook kemudian menyematkan label baru pada unggahan Trump ”pemungutan suara dengan surat memiliki sejarah panjang yang bisa dipercaya di AS dan begitu juga tahun ini.”
Para ahli disinformasi juga menyampaikan peringatan kepada Facebook yang mengaitkan klaim palsu dan teori konspirasi dengan fakta bahwa hasil resmi pemilu belum tersedia pada malam setelah pemungutan suara digelar.
Vanita Gupta, Presiden The Leadership Conference on Civil and Human Rights, mencuit bahwa gerakan yang dilakukan Facebook merupakan ”peningkatan yang signifikan dan muncul setelah mendapat tekanan yang besar dari komunitas hak-hak sipil. Namun, semua dampak apa pun bergantung pada penegakannya. Kami akan tetap waspada”.
”Jangan membuat kesalahan, Anda masih bisa menyebarkan misinformasi dengan iklan politik di Facebook, Anda hanya tidak bisa melakukannya dengan iklan yang BARU dalam SATU minggu sebelum hari pencoblosan,” kata Angelo Carusone, Presiden Media Matters for America, yang merupakan organisasi pemantau media liberal. (REUTERS/AP)