Juru Runding Pemerintah Afghanistan Bertolak ke Doha
Pemerintah Afghanistan dan Kelompok Taliban telah memenuhi komitmen untuk membebaskan semua tahanan. Namun, sampai sekarang, belum ada kesepakatan tentang tanggal perundingan intra-Afghanistan.
Oleh
Mahdi Muhammad
·2 menit baca
KABUL, KAMIS — Juru runding Pemerintah Afghanistan, Kamis (3/9/2020), bertolak menuju Doha, Qatar, untuk memulai perundingan intra-Afghanistan dengan Kelompok Taliban. Perundingan intra-Afghanistan dilaksanakan setelah seluruh tuntutan kedua pihak terpenuhi.
Secara bertahap, dalam beberapa hari terakhir, Pemerintah Afghanistan membebaskan 400 anggota Taliban yang ditahan di penjara pemerintah. Pembebasan inilah yang selama beberapa bulan terakhir membuat proses perundingan intra-Afghanistan terhenti.
Pemerintah memandang banyak anggota Taliban yang masih ditahan melakukan tindakan kejahatan yang lebih dibandingkan dengan tahanan yang telah dibebaskan sebelumnya. Penolakan tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri, terutama dari keluarga korban.
”Pemerintah telah memenuhi semua komitmennya dalam proses perdamaian yang diharapkan tidak hanya masyarakat internasional, tetapi juga rakyat Afghanistan. Pembebasan seluruh tahanan adalah bentuk aksi paling jelas komitmen pemerintah,” kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Sebagai imbalan, Taliban membebaskan empat orang perwira militer Afghanistan. Menurut seorang pejabat Taliban, dua perwira lagi akan segera dibebaskan.
”Semua rintangan sudah disingkirkan. Afghanistan bisa memulai perundingan,” kata juru bicara Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan Fraidoon Khwazoon.
Namun, meski kedua pihak sudah melakukan komitmennya masing-masing, membebaskan tahanan tersisa, penentuan tanggal pelaksanaan perundingan intra-Afghanistan masih belum disepakati. Bila mengikuti jadwal, seharusnya perundingan intra-Afghanistan sudah dimulai pada 10 Maret lalu.
Ghani mengatakan ”tahap kritis perdamaian” telah tercapai dan pembicaraan itu akan membantu mengurangi kekerasan dan menyelesaikan gencatan senjata permanen. Namun, Taliban menyatakan, mereka belum siap berunding meski mereka memiliki kantor politik di Doha, Qatar. Taliban hanya menyatakan bahwa perundingan intra-Afghanistan akan dimulai dalam sepekan, tanpa menyebut waktu pastinya.
Seperti halnya Pemerintah Afghanistan yang telah mengumumkan tim perunding, Taliban pun telah menunjuk semua anggota tim perunding mereka.
Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, tim perunding Taliban terdiri atas 20 orang. Sebanyak 13 orang di antaranya adalah para pemimpin utama Taliban, khususnya dari Dewan Kepemimpinan Taliban.
Ketua Tim Perunding Taliban Sher Mohammad Abbas Stanikzai, yang pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan dan Menteri Luar Negeri Taliban, mengatakan, mereka memiliki kewenangan untuk mengatur agenda, memutuskan strategi dan bahkan menandatangani kesepakatan dengan pimpinan politik Pemerintah Afghanistan di Kabul.
”Ini adalah tim yang kuat. Semua kekuatan pengambilan keputusan ada di tim negosiasi,” kata Stanikzai.
Perundingan intra-Afghanisan diharapkan bisa menetapkan peta jalan damai bagi pemulihan negara ini pascaperang, termasuk di dalamnya gencatan senjata permanen, pemberian hak kepada kelompok minoritas dan perempuan, perubahan konstitusi hingga nasib puluhan ribu anggota Taliban pascadamai nanti. (AFP)