Resmi Masuk Bursa Calon PM Jepang, Jubir Abe Jadi Kandidat Terkuat
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menjadi calon terkuat PM baru Jepang setelah ia resmi mengumumkan pencalonan dirinya sebagai kandidat ketua Partai Liberal Demokrat (LDP).
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
TOKYO, RABU — Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, yang juga juru bicara Perdana Menteri Shinzo Abe, Yoshihide Suga, secara resmi mencalonkan diri untuk menjadi ketua Partai Demokrat Liberal, sekaligus PM Jepang, Rabu (2/9/2020). Ia menjadi kandidat terkuat, yang akan bersaing dengan dua calon lainnya, yakni mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida dan mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba. Kishida dan Ishiba telah lebih dulu mengumumkan pencalonan mereka, Selasa kemarin.
Pengumuman pencalonan Suga dilakukan tidak lama setelah Partai Demokrat Liberal (LDP) menetapkan tanggal 14 September mendatang sebagai waktu pemilihan ketua LDP. Setelah pemilihan internal di LDP, disusul pemilihan di parlemen yang diperkirakan bakal mendukung ketua baru LDP.
Dalam konferensi pers, Suga mengatakan, dirinya bertekad ”untuk berbuat maksimal untuk menuntaskan kerja pemimpin partai Abe, yang memompa spirit dan kekuatannya dalam bekerja”. Abe mengundurkan diri sebagai PM Jepang, pekan lalu, dengan alasan kesehatan.
Terkait pengunduran diri Abe, Suga menyatakan bahwa ”di tengah krisis nasional saat ini, tidak boleh ada kekosongan politik”. ”Jangan menyia-nyiakan waktu,” tambahnya.
Rabu ini, Partai Demokrat Liberal atau LDP mengumumkan akan menggelar pemungutan suara untuk menentukan pengganti PM Abe pada 14 September mendatang. Pendaftaran kandidat akan mulai dibuka pada 8 September. Adapun pemungutan suara parlemen, yang diharapkan mendukung pemimpin baru LDP, akan memilih perdana menteri baru pada 16 September.
Dewan Umum Partai Demokrat Liberal mengumumkan rencana itu, Rabu (2/9/2020). Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, asisten setia dan juru bicara Abe, menjadi kandidat favorit. Ia disebut-sebut kemungkinan besar bisa terpilih menjadi pengganti Abe dalam pemilihan internal partai.
Suga, yang bukan anggota faksi mana pun, sudah didekati para pemimpin partai karena dianggap sebagai seseorang yang bisa memastikan keberlanjutan kebijakan Abe, seperti aliansi keamanan Jepang dengan Amerika Serikat, pandemi Covid-19, dan strategi perekonomian.
Selasa kemarin, mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida dan mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba mengutarakan niat untuk mengisi posisi PM juga. Ishiba bukan calon populer di antara anggota parlemen LDP karena sikap dan pandangannya yang anti-Abe selama ini. Namun, dari hasil jajak pendapat, Ishiba juga calon favorit.
Rintis karier mandiri
Suga, anak petani stroberi di Prefektur Akita, selama ini dikenal sebagai politikus yang merintis karier politik secara mandiri. Hal ini jarang terjadi di dunia politik Jepang, yang dikenal memiliki tradisi politik turun-temurun. Ia mencari uang sendiri untuk kuliah dengan bekerja di beberapa pekerjaan paruh waktu hingga bisa lulus.
Ia mulai masuk ke dunia politik sebagai sekretaris anggota parlemen selama 11 tahun dan menjabat anggota dewan kota selama 9 tahun. Pada tahun 1994 ia kemudian terpilih menjadi anggota parlemen.
Selain sebagai sekretaris kabinet terlama di Jepang, Suga juga menjadi koordinator dan penasihat Abe. Ia menjadi sosok penting di balik kekuasaan kantor PM yang memengaruhi birokrat dalam mengimplementasikan kebijakan. Suga juga dikenal membantu mengatasi perbedaan dengan tetap menjaga hubungan dekat dengan Toshihiro Nikai dan rekan koalisi sentris, Komeito.
Suga, dikenal sebagai ”Paman Reiwa”, bersuara lembut dan pelan. Meski begitu, Suga bisa bersikap keras, terutama jika bicara isu Okinawa. Ia pernah menyinggung para pemimpin lokal karena pendekatannya yang keras saat mendorong kebijakan pemerintah pusat merelokasi pangkalan udara marinir AS ke tempat lain di daerah selatan.
Dua kandidat PM lain, Kishida dan Ishiba, menilai kebijakan-kebijakan Abe cenderung tidak mempertimbangkan suara rakyat biasa. Keduanya berjanji akan memperbaiki itu dan menangani kesenjangan ekonomi dan sosial yang kian lebar di masa Abe. Namun, kedua kandidat itu belum menyampaikan rencana kebijakan terkait diplomasi dan keamanan.
PM baru yang akan terpilih nanti akan menyelesaikan sisa kepemimpinan Abe hingga September 2021. Salah satu hal yang harus segera ditangani adalah persiapan Olimpiade Tokyo, merumuskan kebijakan keamanan Jepang di saat China sedang agresif, dan mempersiapkan diri dengan apa pun hasil pemilihan presiden AS, November mendatang. Hal ini penting karena Jepang termasuk teman dekat AS. (REUTERS/AP)