India Tuding China Lakukan Tindakan Provokasi di Perbatasan
Pemerintah India menuding militer China melakukan tindakan provokatif di Ladakh, wilayah perbatasan yang menjadi sengketa. India menyatakan akan terus memperkuat posisinya di wilayah sengketa.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
NEW DELHI, SENIN — Ketegangan antara India dan China terjadi kembali. Pemerintah India menuding anggota Tentara Pembebasan Rakyat, militer China, melakukan tindakan provokatif di Ladakh, wilayah perbatasan yang menjadi sengketa kedua negara.
Kementerian Pertahanan India dalam pernyataannya, Senin (31/8/2020), mengatakan, militer China melakukan tindakan provokatif pada akhir pekan lalu yang dinilai ingin mengubah status quo. Kementerian Pertahanan India menuding tindakan tersebut telah melanggar konsensus yang telah dibuat kedua pihak sebelumnya.
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan India menyebutkan bahwa aktivitas provokatif militer China terjadi di tepi selatan Danau Pangong. Adapun perbatasan yang menjadi sumber konflik kedua negara membentang sepanjang 3.500 kilometer, mulai dari wilayah Ladakh di Utara hingga Sikkim.
Sebaliknya, pihak militer China mengatakan, pasukan India telah melintasi perbatasan pada Senin di dekat Pangong Tso dan menyebabkan situasi perbatasan menjadi tegang. ”Militer China mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan,” kata komando regional Tentara Pembebasan Rakyat dalam sebuah pernyataan. Mereka menuduh India secara serius melanggar kedaulatan wilayah China.
Konflik perbatasan sempat membuat kedua negara terlibat perang pada 1962 yang meluas ke wilayah Ladakh. Pada awal 1990-an, kedua negara juga berupaya mengatasi konflik perbatasan itu, tetapi gagal.
India dalam pernyatannya mengatakan, militer India mengambil tindakan untuk memperkuat posisi kami dan menggagalkan niat China untuk mengubah fakta secara sepihak di lapangan.
Meski sudah terjadi perundingan antarkedua pihak, diwakili oleh militer dan diplomat kedua negara, penyelesaian konflik perbatasan kedua negara ini masih menemui jalan buntu. Terutama ketidaksepakatan mengenai status Pegunungan Karakoram, yang menawarkan jalur pendaratan tertinggi di dunia dan merupakan sumber air bagi salah satu sistem irigasi terbesar di dunia serta jalur penghubung penting untuk pengembangan jalur infrastruktur Sabuk dan Jalan China.
Pertengahan Juni lalu, terjadi bentrokan antara militer kedua negara yang mengakibatkan puluhan tentara tewas. India melaporkan 20 anggota pasukannya tewas dalam bentrokan. China, meski menyatakan ada korban jiwa di pihaknya, tetapi tidak memerincinya.
Pemerintah kedua negara terus saling melemparkan tuduhan bahwa lawannya melakukan tindakan provokatif di wilayah yang disengketakan. Akan tetapi, keduanya juga berupaya untuk melakukan pembicaraan guna menghentikan kebuntuan dan memperbaiki hubungan kedua negara.
Pascabentrokan pada Juni lalu, Pemerintah India melarang beberapa aplikasi yang dikembangkan oleh perusahaan China, salah satunya Tiktok, untuk beroperasi di India. Alasan penghentian operasional itu adalah masalah privasi yang menimbulkan ancaman bagi kedaulatan dan keamanan India.
Sebelum ”tindakan provokatif China, Pemerintah India memutuskan menarik diri ikut serta dalam latihan militer multinasional yang diselenggarakan Rusia. China dan Pakistan, kedua negara yang berkonflik dengan India, berpartisipasi dalam latihan militer itu.
Pemerintah India berasalan mereka ingin memfokuskan diri pada penanganan pandemi Covid-19 di negara mereka ketimbang mengikuti latihan militer. Namun, sejumlah ahli menilai keputusan mundur dari latihan militer itu karena sengketa perbatasan yang tidak kunjung usai dengan China.
Hingga kini, pemerintah atau militer China tidak berkomentar atas insiden pada Sabtu (29/8). (AP/AFP/REUTERS)