Palestina merasa hidup di masa Arab yang sulit seiring perdamaian Uni Emirat Arab-Israel. Meski diprotes Palestina, UEA melanjutkan perdamaian dengan Israel. Arab Saudi pun mengizinkan wilayah udaranya dipakai Israel.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
ABU DHABI, SENIN — Hubungan Israel-Arab Saudi memasuki babak baru mulai Senin (31/8/2020). Untuk pertama kalinya, Riyadh mengizinkan pesawat Israel terbang di wilayah Arab Saudi, lalu menuju ke Uni Emirat Arab. Penerbangan itu melukai Palestina.
”Sangat menyakitkan melihat pesawat Israel mendarat di Uni Emirat Arab dalam sebuah pelanggaran jelas atas sikap Arab dalam konflik Arab-Israel. Kita mungkin akan melihat pesawat UEA mendarat di Jerusalem setelah (penerbangan) disengaja ini. Kita hidup di zaman Arab yang sulit,” kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh, sebagaimana dikutip kantor berita WAFA.
Ia menyampaikan hal itu setelah pesawat El Al, maskapai Israel, melintasi wilayah udara Arab Saudi dan Oman sebelum mendarat di Abu Dhabi pada Senin siang. Sejak Israel-UEA mengumumkan perdamaian pada 13 Agustus 2020, Palestina sudah bersuara keras. Palestina merasa UEA telah mengkhianati perjuangan mereka menghadapi pendudukan Israel.
Meski ada protes keras dari Palestina, UEA melanjutkan perdamaiannya dengan Israel, antara lain lewat penerbangan perdana secara langsung dari Israel ke UEA. Sabtu lalu, Abu Dhabi juga mengumumkan mencabut boikot 48 tahun terhadap Israel.
Pesawat dengan nomor penerbangan LY971 itu lepas landas dari Bandara Ben Guiron di Tel Aviv pada pukul 11.15 waktu setempat. Setelah melintas di wilayah udara Jordania, pesawat itu menghabiskan lebih dari dua jam terbang di wilayah udara Arab Saudi. Menjelang memasuki wilayah UEA, pesawat itu terbang beberapa menit di wilayah udara Oman, negara yang terletak di selatan UEA dan Arab Saudi.
Di peta ataupun rute penerbangan yang dibagikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu lewat pesan video, pesawat itu sebenarnya tidak perlu masuk wilayah udara Oman. Sampai sekarang tidak ada penjelasan mengapa pilot bermanuver seperti itu.
Di media sosial, Netanyahu membagikan video yang merekam dia menunjukkan jari mengikuti garis rute penerbangan pesawat El Al itu. Jarinya di peta yang menunjukkan wilayah Arab Saudi.
Lebih singkat
Dengan terbang di wilayah udara Arab Saudi, waktu penerbangan lebih singkat empat jam. Sebelum ini, pesawat-pesawat Israel dilarang melewati wilayah Arab Saudi sehingga harus memutar lewat Laut Merah, lalu bebas bermanuver setelah berada di Teluk Aden, kemudian Laut Arab.
”Pesawat ini mencetak dua sejarah penting bagi Israel dan kawasan (dengan) membawa langkah baru menuju perdamaian kawasan. Untuk pertama kalinya, pesawat Israel terbang di (atas) Arab Saudi dan, setelah terbang langsung dari Israel, mendarat di Uni Emirat Arab. Durasi dipangkasi menjadi sekitar 3,5 jam dibandingkan dari seharusnya delapan jam. Pada akhir penerbangan bersejarah ini, pesawat dengan bendera Israel di ekornya akan mendarat di bandara Abu Dhabi, ibu kota UEA,” tutur pilot pesawat itu, Tal Becker, sebagaimana dikutip media-media Israel.
Ia juga menyinggung bahwa maskapai itu ikut menindaklanjuti kesepakatan damai Israel dengan Mesir dan Jordania beberapa puluh tahun lalu. Selepas Mesir dan Jordania berdamai dengan Israel, Al El segera menerbangkan pesawatnya ke kedua negara itu. Kini, UEA menyusul Mesir dan Jordania menjadi negara Arab yang berdamai dengan Israel.
Media Israel melaporkan, Riyadh setuju memberi izin karena penumpang pesawat itu termasuk tokoh penting Amerika Serikat. Di pesawat itu, antara lain, ada Jared Kushner dan Robert O’Brien. Kushner merupakan penasihat sekaligus menantu Presiden AS, Donald Trump. Sementara O’Brien merupakan Penasihat Keamanan Nasional AS.
Selain dari Israel, izin penggunaan wilayah udara Arab Saudi untuk El Al juga diajukan AS. ”Penerbangan bersejarah ini kami harap akan menjadi awal perjalanan lebih bersejarah di Timur Tengah,” ujar Kushner seraya mengumumkan telah berdoa di Tembok Ratapan sebelum menaiki pesawat itu.
Tembok Ratapan adalah tempat ibadah terpenting Yahudi dan terletak di kota tua Jerusalem. Lokasinya persis di sebelah kompleks Masjid Al Aqsa. Di seberang Tembok Ratapan ada juga Masjid Umar yang dibangun di lokasi Umar bin Khattab pernah shalat di Jerusalem selepas mengunjungi Gereja Makam Kudus. Gereja itu diyakini dibangun di bekas tempat Yesus disalibkan lalu bangkit.
O’Brien memuji Trump, Netanyahu, dan Presiden UEA Mohammed bin Zayed al-Nahyan. ”Semua pemimpin ini menunjukkan keberanian besar untuk menyatukan semua pihak dan mengambil risiko demi perdamaian. Kesepakatan Abraham (sebutan untuk perdamaian Israel-UEA) akan diingat selama bertahun-tahun,” katanya.
Selain dua tokoh AS itu, penerbangan tersebut tentu saja mengangkut sejumlah tokoh Israel dan UEA. Ketua Dewan Keamanan Nasional Israel Meir Ben-Shabbat, Penasihat Keamanan Nasional UEA Sheikh Tahanon Ben Zayed, dan Sekretaris Kabinet Israel Tzachi Braverman.
Awalnya, sejumlah pejabat keamanan Israel juga akan ikut pesawat itu. Belakangan, Netanyahu memutuskan misi perdana ke UEA hanya akan membahas masalah sipil. Isu pertahanan dan keamanan akan dibahas lewat pertemuan lanjutan. Sejumlah pejabat keamanan dan pertahanan Israel direncanakan ke UEA pada pertengahan September 2020.