China Menahan Wartawan Australia di Tengah Perang Dagang
Tidak ada penjelasan yang terinci mengapa China menahan jurnalis Australia itu. Peristiwa itu terjadi di tengah meningkatnya perang dagang kedua negara.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
SYDNEY, SENIN — Hubungan China dan Australia yang sudah memburuk diperdalam lagi dengan penangkapan Cheng Lei, wartawan Australia, oleh aparat Beijing. Cheng bekerja sebagai pembawa acara televisi di jaringan stasiun televisi Pemerintah China, CGTN, bersiaran internasional, di Beijing, China.
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menyampaikan informasi ini melalui pernyataan tertulis, Senin (31/8/2020). Menurut Payne, Pemerintah Australia menerima pemberitahuan formal mengenal penahanan itu dari otoritas China sejak 14 Agustus lalu.
Cheng ditahan di tengah terus meningkatnya perang dagang China-Australia. Ketika kemarin Australia mengumumkan penahanan Cheng oleh China, Beijing telah melayangkan dua pukulan ekonomi sekaligus kepada ”Negeri Kanguru” itu.
China akan mulai menyelidiki eksportir anggur Australia dan perusahaan telekomunikasi dari China, Huawei, juga menyatakan untuk menghentikan kontrak sebagai sponsor utama klub rugbi Australia.
Ketegangan antara Beijing dan Canberra semakin terasa sejak Pemerintah Australia menuntut ada penyelidikan internasional untuk melacak asal muasal pandemi Covid-19. Sejak itulah, Beijing mulai memberlakukan pajak perdagangan dan penyelidikan pada sejumlah produk Australia.
China juga membatasi beberapa komoditas impor penting Australia serta mengimbau siswa dan wisatawan China untuk tidak bepergian ke Australia.
Sebelum Australia meminta ada penyelidikan terkait Covid-19, sebenarnya hubungan keduanya mulai kurang baik. Sekitar dua tahun lalu, otoritas Australia dianggap China mulai ikut campur urusan dalam negeri China.
Cepat selesai
Keluarga Cheng di Australia dalam pernyataan tertulis berharap kasus anaknya dapat diselesaikan dengan baik dan cepat. Sampai saat ini, mereka intensif berbicara dengan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
Pada 27 Agustus lalu, Payne mengatakan, ada salah satu pejabat Australia yang berbicara melalui jaringan video dengan Cheng di tempat penahanan. Payne berjanji akan tetap memberikan dukungan bagi Cheng dan keluarganya. Tidak ada penjelasan lebih rinci dari Payne mengapa China menahan Cheng.
Stasiun TV ABC mengatakan, teman-teman Cheng mulai khawatir ketika tidak ada kabar dari Cheng. Dia tidak membalas pesan-pesan dari mereka selama dua pekan terakhir. Cheng dikabarkan ditahan di suatu kompleks perumahan yang diawasi ketat.
Dengan bentuk penahanan seperti itu, penyelidik diperbolehkan menahan dan menginterogasi tersangka hingga enam bulan tanpa perlu surat penahanan resmi.
Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan, pemerintah belum mengetahui alasan penahanan Cheng. ”Kami akan terus berusaha memberikan bantuan apa pun yang dibutuhkan untuk Cheng dan keluarga di masa yang sulit ini,” ujarnya.
Cheng adalah warga negara Australia kedua yang ditahan di Beijing. Cheng menjadi pembawa acara program BizAsia di CGTN. Ia lahir di China dan bekerja di bidang finansial di Australia sebelum akhirnya kembali ke China dan memulai karier jurnalistiknya di CCTV Beijing pada 2003. Ia kerap meliput acara-acara penting China, termasuk Olimpiade Beijing 2008 dan World Expo Shanghai 2010.
Sebelum Cheng, ada penulis warga Australia kelahiran China, Yang Hengjun, yang juga ditahan, Januari 2019, atas dugaan melakukan kegiatan spionase.
Pada awal tahun ini, Australia pernah memperingatkan rakyatnya bahwa mereka akan menghadapi risiko penahanan sewenang-wenang apabila mereka bepergian ke China. (REUTERS/AFP)