China Memberi Australia Dua Pukulan Ekonomi
Beijing-Canberra memanas setelah Australia mendepak Huawei dari program 5G.
China memberikan dua pukulan kepada mitra dagangnya, Australia. Beijing menyelidiki dugaan antisubsidi eksportir anggur Australia dan Huwei menghentikan kontrak sebagai sponsor klub rugbi.
BEIJING, SENIN — China melancarkan dua pukulan ekonomi sekaligus kepada Australia pada Senin (31/8/2020). Beijing menambah penyelidikan terhadap eksportir anggur Australia. Sementara itu, perusahaan telekomunikasi China, Huawei, menghentikan kontrak sebagai sponsor utama bagi salah satu klub olahraga Australia.
Huawei memutuskan tidak lagi menjadi sponsor utama Canberra Raiders mulai 2020. Sejak 2012, Huawei telah menjadi sponsor utama tim rugbi di ibu kota Australia itu. Mulai 2021, lambang Huawei akan pindah dari bagian depan ke bagian belakang kostum tim itu.
Huawei menyebut, iklim usaha di Australia semakin memburuk untuk perseroan. Pada 2019, raksasa telekomunikasi China itu telah memberhentikan 1.000 pegawai di Australia dan sedang mempersiapkan pemberhentian 500 orang lagi.
Baca juga : Negara Bertengkar, Pelajar Telantar
Pemimpin Huawei Australia Jeremy Mitchel menunjuk keputusan mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull untuk melarang Huawei dari program teknologi seluler generasi kelima (5G) Australia sebagai salah satu alasan penghentian kontrak sponsor.
Sejak itu, kondisi keuangan Huawei Australia dinyatakan tidak mungkin lagi untuk melanjutkan kerja sama dengan Canberra Raiders.
Sementara Kementerian Perdagangan China mengumumkan penyelidikan antisubsidi terhadap eksportir anggur Australia. Penyelidikan direncanakan berlangsung sampai Agustus 2021 dan dapat diperpanjang sampai Maret 2022.
”Berdasarkan kajian saya pada 2013-2014, sulit menekan biaya (produksi) anggur Australia lebih murah dari anggur lokal China. Jadi, mungkin (Pemerintah Australia) menyubsidi petani. Inilah alasan China melancarkan penyelidikan antisubsidi,” kata peneliti pertanian pada Chinese Academy of Social Sciences, Li Guoxiang, kepada Global Times.
Pada pertengahan Agustus 2020, Beijing juga telah mengumumkan penyelidikan terhadap industri anggur Australia. Asosiasi Minuman Beralkohol China menyebut, harga anggur Australia turun 13 persen pada periode 2015-2019.
Penyelidikan itu bisa mengancam ekspor senilai 1,2 miliar dollar AS dari Australia ke China. Beijing menjadi tujuan ekspor utama anggur Australia yang setiap tahun bernilai total 3 miliar dollar AS. Impor anggur dari Australia di atas impor dari Perancis, Chile, dan Italia yang menempati peringkat ke-2 hingga ke-4 di daftar asal anggur impor China.
Baca juga: Tantangan dari Sang Naga
Ketua Asosiasi Anggur Australia Tony Battaglene mengatakan bahwa pihaknya siap bekerja sama dalam penyelidikan. Walakin, ia yakin tudingan itu tidak tepat. ”Kami tahu bahwa (penyelidikan) itu karena industri China sedang kesulitan. China memang memproduksi anggur lebih banyak dari Australia,” ujarnya sebagaimana dikutip Sydney Morning Herald.
Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham menampik tudingan Beijing. Bagi Canberra, hanya ada dana untuk program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dikucurkan kepada petani. Program itu, bagi Canberra, bukan subsidi untuk petani.
Pukulan lain
Penghentian menjadi sponsor dan penyelidikan anggur bukan satu-satunya pukulan ekonomi dari Beijing terhadap Canberra. Sebelumnya, Beijing menghentikan impor daging dari Australia.
Beijing memberi Canberra 45 hari untuk menjawab tudingan bahwa 20 persen rumah potong mereka menggunakan senyawa terlarang. Perusahaan pengolahan daging Australia, John Dee, menjadi sasaran utama larangan itu. Ekspor perusahaan itu bernilai 5,8 miliar dollar AS per tahun.
Global Times melaporkan, impor dari Australia merosot 17 persen sejak Juli. Ekspor batubara Australia ke China merosot paling tajam, hingga 42 persen. Sementara ekspor aneka bijih logam menurun 12 persen. Padahal, China menjadi salah satu tujuan utama ekspor Australia dengan nilai lebih dari 100 miliar dollar AS per tahun.
Baca juga : AS Kembali Tekan Huawei
Hubungan Australia-China mulai menegang sejak Turnbull mendepak Huawei dari program 5G Australia. Beijing menuding Canberra tunduk pada desakan Amerika Serikat yang berusaha menekan China lewat berbagai cara.
Atas alasan keamanan, AS memang mendesak sekutunya mengeluarkan produk Huawei dan aneka perangkat telekomunikasi buatan China dari jaringan komunikasi AS dan sekutunya.
Beijing-Canberra semakin panas kala Australia ikut menggaungkan tuntutan AS soal penyelidikan asal-usul virus SARS-CoV-2. Duta Besar China untuk Australia Cheng Jingye memperingatkan bahwa China bisa memboikot Australia jika Canberra terus menekan Beijing. Pendidikan, pariwisata, daging, dan anggur termasuk sasaran pemboikotan.
Kini, empat sektor itu telah merasakan tekanan dari China. Jumlah pelajar dan pelancong dari China ke Australia telah merosot. Belakangan, industri pengolahan daging dan anggur Australia juga merasakan tekanan dari China.
Ironisnya, sejumlah laporan menunjukkan, Beijing justru meningkatkan impor dari Washington untuk aneka komoditas yang impornya dikurangi dari Australia. Selain daging, Beijing, antara lain, meningkatkan impor jelai dan aneka komoditas pertanian dari Washington.
”Produk yang kami beli dari Australia bisa dibeli dari negara lain. Jika Pemerintah Australia tidak peduli pada kepentingan ekonominya, tentu China bisa mengimpor dari negara lain,” kata Direktur Pusat Kajian Asia Pasifik The Shanghai Institute for International Studies Zhao Gancheng kepada Global Times.
Baca juga : Perseteruan AS-China di Tiga Arena
Ia menyebut, kondisi itu buah dari manuver pemerintahan Scott Morrison. ”Pemerintahan (Australia) seharusnya tahu bahwa tidak ada alasan untuk menimbulkan bahaya pada hubungan dagang China-Australia,” ujarnya kepada Global Times.
Zhao menuding, Morrison mengikuti genderang AS dalam perlawanan terhadap China. Selain mendepak Huawei dan soal Covid-19, Canberra juga ikut Washington dalam menantang Beijing di Laut China Selatan.
Beberapa kali Australia mengirim kapal perang ke Laut China Selatan untuk berlatih bersama AS di sana. Australia juga berlatih perang laut bersama India tidak lama setelah Beijing-New Delhi kembali memanas soal perbatasan. (AP/REUTERS)