Peluang Interaksi Bisnis Iran-Israel di Uni Emirat Arab
Jika perusahaan dan pengusaha Israel juga hadir secara masif di UEA, tidak menutup kemungkinan terjadinya kontak bisnis dengan perusahaan atau pengusaha Iran di negara itu.
Peluang interaksi bisnis antara Iran dan Israel di Uni Emirat Arab sangat terbuka. UEA bisa menjadi basis baru Israel untuk memata-matai Iran lewat aktivitas perdagangan atau bisnis.
Hubungan diplomatik resmi Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) yang diumumkan Presiden AS, Donald Trump, pada 13 Agustus 2020 dipastikan akan disusul pembukaan hubungan dagang Israel-UEA secara besar-besaran. Tidak berapa lama lagi, Israel bisa jadi akan menjadi mitra utama dagang UEA dan demikian juga sebaliknya.
UEA sudah maklum sangat berminat membangun hubungan dagang, khususnya di sektor teknologi, dengan Israel. Bahkan, sektor teknologi menjadi salah satu faktor utama yang mendorong UEA membuka hubungan resmi dengan Israel, meskipun isu Palestina saat ini masih jauh dari selesai.
Perusahaan UEA, APEX, sudah menandatangani kerja sama dengan kelompok perusahaan Israel, TERA, untuk riset dan produksi vaksin Covid-19. Sebaliknya, Israel juga sudah maklum sejak lama memiliki impian menembus pasar Arab Kaya Teluk yang dikenal sebagai pasar terbesar dan terkuat di dunia Arab saat ini.
Negara-negara Arab Kaya Teluk yang tergabung dalam organisasi Dewan Kerja Sama Teluk atau GCC beranggotakan enam negara Arab kaya, yaitu Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar, UEA, dan Kesultanan Oman.
Baca juga: Uni Emirat Arab Jalin Hubungan Diplomatik dengan Israel
GCC yang didirikan tahun 1981 memiliki pendapatan per kapita rata-rata 34.265 dollar AS atau urutan ke-25 di dunia dan GDP mencapai 1,638 triliun dollar AS atau urutan ke 11 di dunia.
Adapun UEA sendiri memiliki pendapatan per kapita 41.476 dollar AS atau menempatan urutan ke-19 di dunia, dan GDP mencapai 432.612 miliar dollar AS. UEA merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia Arab setelah Arab Saudi.
Tentu pasar besar UEA dan GCC kini sudah di depan mata Israel, pasca-dibukanya hubungan resmi Israel-UEA itu. Israel melalui wilayah UEA bisa bermanuver secara lebih leluasa di sektor bisnis kawasan Arab kaya Teluk tersebut.
Israel selama ini sudah melakukan aktivitas impor dari kawasan pelabuhan free zone di UEA, seperti kawasan pelabuhan fee zone Jebel Ali dekat kota Dubai. Neraca perdagangan Israel-UEA tahun 2018 dilaporkan mencapai sekitar satu miliar dollar AS.
Israel sudah maklum, memiliki rumus impian dalam hubungan dengan dunia Arab yang berbasis pada tiga pilar, yaitu teknologi dari Israel, dana dari negara Arab kaya Teluk, dan sumber daya manusia (SDM) dari negara Arab lain.
Namun banyak negara lain pula yang mengincar dan sudah bermain lama di pasar Arab kaya Teluk yang sangat gemuk itu, khususnya pasar UEA.
Di antara negara yang sudah lama bermain di pasar UEA adalah Iran yang juga dikenal musuh bebuyutan Israel dalam konteks pertarungan geopolitik d Timur Tengah.
Meskipun hubungan Iran-UEA sering diwarnai ketegangan sejak tahun 1970-an, menyusul Iran menduduki Pulau Abu Musa dan Pulau Tunb Besar serta Tunb Kecil pada era Shah Iran Reza Pehlevi, tetapi hubungan dagang kedua tetap sangat kuat.
Baca juga: UEA Akhiri 48 Tahun Boikot atas Israel
Hubungan tegang Iran-UEA semakin sering terjadi terakhir ini akibat kedua negara itu berada dalam kubu berseberangan dalam konteks persaingan geopolitik di Timur Tengah.
Menurut data statistik UEA, negara perdagangan Iran-UEA tahun 2019 mencapai 8,3 miliar dollar AS. Bahkan pada tahun 2018, neraca perdagangan Iran-UEA mencapai 15,2 miliar dollar AS.
Turunnya necara perdagangan Iran-UEA secara drastis pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2018, disebabkan dimulainya kembali sanksi AS atas Iran, menyusul AS membatalkan secara sepihak kesepakatan nuklir tahun 2015 pada Mei 2018.
Banyak perusahaan UEA menghentikan bisnis dengan perusahaan Iran pasca AS menjatuhkan sanksi kembali terhadap Iran itu, karena khawatir ikut dapat sanksi dari AS, jika terus berbisnis dengan perusahaan Iran.
Di UEA, juga terdapat lebih dari 8.000 perusahaan Iran yang beroperasi dan sekitar 6.000 pengusaha Iran berdomisili di UEA. Sebagian besar perusahaan dan pengusaha Iran beroperasi di Dubai dan sekitarnya, seperti kota Sharjah.
Terdapat pula puluhan ribu warga Iran yang memiliki properti di UEA, khususnya di Dubai. Sekitar 10 persen penduduk kota Dubai yang mencapai sekitar 2 juta jiwa, adalah keturunan Iran. Di Dubai, terdapai Dewan Bisnis Iran-Dubai dan rumah sakit Iran.
Nilai bisnis warga keturunan Iran di UEA mencapai 300 miliar dollar AS. Neraca perdagangan Iran dan Dubai saja dari tahun 2005 hingga tahun 2009 mencapai 12 miliar dollar AS. Sekitar 400.000 warga Iran juga tercatat mengunjungi UEA setiap tahunnya.
Sebaliknya ratusan ribu warga UEA, baik pengusaha maupun wisatawan, mengunjungi Iran setiap tahunnya. Jalur penerbangan dari Dubai dan Abu Dhabi ke Teheran dan kota-kota lain di Iran, serta sebaliknya dikenal jalur penerbangan gemuk yang penuh penumpang setiap harinya.
Iran dan UEA secara geografis juga sangat dekat. Jarak antara pantai kota Sharjah di UEA dan pantai Iran hanya sekitar 105 km.
Karena itu, muncul opini cukup kuat saat ini tentang kemungkinan terjadi interaksi bisnis, baik langsung maupun tidak langsung, antara Iran dan Israel di UEA pasca-dibukanya hubungan resmi Israel-UEA itu.
Seperti halnya ketegangan hubungan Iran-UEA selama ini yang tidak mencegah terjadinya hubungan kuat kedua negara itu, hubungan permusuhan Israel-Iran bisa jadi juga tidak mencegah terjadinya kontak bisnis kedua negara di UEA.
Baca juga: AS Cemaskan Hubungan Dagang Iran-UEA
Jika nanti perusahaan dan pengusaha Israel juga hadir secara masif di UEA, tidak menutup kemungkinan terjadinya kontak bisnis dengan perusahaan atau pengusaha Iran di negara itu.
Misalnya yang mungkin paling cepat terjadi, para pengusaha atau orang kaya Israel membeli properti di Dubai yang pengembang atau agen propertinya dimiliki pengusaha Iran. Maka, terjadilah transaksi jual beli properti antara Israel dan Iran di UEA.
Sebaliknya perusahaan Iran di UEA bisa jadi butuh kerja sama pula dengan perusahaan Israel disektor teknologi. Hal itu cukup mungkin terjadi, karena sama-sama beroperasi secara berdampingan di satu kota, seperti di kota Dubai atau Abu Dhabi.
Tentu mungkin kerja sama atau hubungan bisnis tersebut diupayakan dirahasiakan, meskipun nanti bisa menjadi rahasia umum.
Apalagi di dunia bisnis, ideologi yang paling kuat dianut adalah ideologi kapitalisme. Yakni, selama saling memberi keuntungan, para pengusaha atau perusahaan biasanya bisa sangat pragmatis.
Bagi Israel, jika interaksi bisnis antara perusahaan Israel dan Iran bisa terjadi di UEA, maka akan ada dua keuntungan, yaitu meraup keuntungan bisnis dan bisa menjadi akses untuk mendapat informasi lebih jauh tentang situasi dalam negeri Iran.
Dalam konteks ini, dinas intelijen luar negeri Israel (Mossad) bisa berperan agar segera ada interaksi bisnis antara perusahaan atau pengusaha Iran dan perusaaan atau pengusaha Israel.
Baca juga: Israel Gagalkan Operasi Mata-mata Iran
Sebaliknya di mata Pemerintah Iran, akan menjadi hal dilematis. Di satu pihak, Iran mengecam keras hubungan resmi Israel-UEA, tetapi di pihak lain sulit mencegah terjadinya interaksi bisnis Iran-Israel di UEA, apalagi dilakukan secara rahasia.
Tantangan terbaru Pemerintah Iran ke depan justru ada pada wilayah UEA yang bisa menjadi basis baru gerakan mata-mata Israel atas Iran melalui aktivitas perdagangan dan sekaligus gerakan interaksi bisnis Iran-Israel.