Situasi di sejumlah daerah di AS kembali memanas setelah kasus penembakan polisi terhadap warga kulit hitam terulang.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
PORTLAND, MINGGU —Bentrokan antara pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan massa pendukung gerakan Black Lives Matter terjadi di Portland, Oregon, AS, Sabtu (29/8/2020) waktu setempat. Satu orang tewas, diduga tertembak saat bentrokan terjadi.
Situasi di sejumlah daerah di AS kembali memanas setelah kasus penembakan polisi terhadap warga kulit hitam terulang. Korban penembakan terbaru oleh polisi AS adalah seorang warga kulit hitam, Jacob Blake, yang ditembak polisi dari belakang dengan disaksikan oleh anak-anaknya, 23 Agustus lalu.
Kepolisian Portland, Sabtu (29/8/2020), menjelaskan belum mengetahui apakah korban yang tertembak itu terkait dengan bentrokan. Polisi hanya mendengar suara tembakan di daerah Southeast 3rd Avenue dan Southwest Alder Street.
”Korban sudah ditemukan tewas dengan luka tembakan di dada,” sebut pernyataan tertulis dari kepolisian.
Portland juga pernah ”panas” dengan gelombang protes yang berakhir rusuh selama lebih dari tiga bulan setelah kasus penembakan polisi yang menewaskan warga kulit hitam, George Floyd, di Minneapolis, Negara Bagian Minnesota.
Harian The New York Times dan The Oregonian menyebutkan, para pendukung Trump datang ke Portland dengan mengendarai karavan dan truk. Dari saksi mata yang diwawancarai, ada sekelompok orang yang beradu mulut dengan orang-orang di dalam kendaraan lalu ada salah satu dari mereka yang menembak.
Saat terjadi bentrokan, ada beberapa orang yang menembak dengan senapan dari permainan paint ball dan dibalas dengan lemparan barang-barang dari pihak massa pengunjuk rasa.
Para pendukung gerakan The Black Lives Matter biasanya menyasar kantor-kantor polisi dan kantor federal. Mereka menuntut anggaran polisi dikurangi sebagai bentuk hukuman kepada polisi.
Sabtu pagi lalu, di depan pintu kantor Asosiasi Polisi Portland, yang sering menjadi target demonstrasi, massa membakar kasur bekas dan barang-barang lain. Di dekat kantor itu, massa juga membakar tempat sampah besar.
Kenosha
Di tengah situasi yang sedang rusuh isu kebrutalan polisi dan rasial, Trump berencana akan ke Kenosha, Wisconsin, Selasa mendatang.
Juru bicara Gedung Putih, Judd Deere, menjelaskan, Trump menurut rencana akan bertemu aparat kepolisian Kenosha dan melihat kerusakan akibat protes yang berakhir rusuh. Jika Trump ke Kenosha, situasi keamanan dikhawatirkan akan semakin tegang.
Apalagi kubu Partai Republik berada di posisi membela aparat kepolisian dan menganggap para pengunjuk rasa sebagai penjahat dan perusuh.
Dalam pidato virtualnya di Konvensi Partai Republik, Trump menekankan apa yang terjadi di jalanan Kenosha itu perbuatan anarki. Deere tidak menyebutkan apakah Trump akan menemui keluarga Blake dan Blake (29) yang kini dalam kondisi lumpuh dari pinggang ke bawah.
Sejak Blake ditembak, massa turun ke jalan membakar kendaraan dan bangunan selama tiga hari.
Martin Luther King III berdiri di anak tangga Lincoln Memorial dan mengajak rakyat AS tetap berjuang melawan ketidakadilan dan tidak memberikan suara kepada Trump dalam pemilihan presiden, November mendatang.
”Kita harus mengambil langkah yang tegas dan benar menuju keadilan meski ini tidak akan mudah,” kata King. (REUTERS/AFP/AP)