Militer Israel terus menyerang wilayah Gaza menggunakan artileri berat mereka. Serangan itu dilakukan terus-menerus sejak tiga pekan terakhir menyusul pengiriman balon api oleh anggota Hamas ke wilayah Israel.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
TEL AVIV, MINGGU — Militer Israel menyerang sebuah pos militer Kelompok Hamas di selatan Jalur Gaza, Minggu (30/8/2020). Serangan itu dilakukan setelah gelombang serangan balon api menyasar wilayah pertanian Israel.
Tidak ada laporan tentang korban jiwa pada kedua belah pihak atas serangan itu.
Dalam pernyataannya, Minggu (30/8/2020), militer Israel menyebutkan tembakan tank telah menghantam pos militer Hamas di Gaza selatan. ”Tank menghantam pos militer milik organisasi teror Hamas di Jalur Gaza selatan,” kata pernyataan militer yang ditulis dalam bahasa Inggris itu. Tidak ada penjelasan lebih detail yang diberikan oleh militer Israel atas tindakannya itu.
Hampir setiap hari, sejak 6 Agustus lalu, militer Israel membombardir wilayah Gaza sebagai tanggapan pengiriman balon api oleh anggota Kelompok Hamas. Menggunakan artileri berat, militer Israel membalas balon-balon bakar yang dikirim.
Balon api itu, selain dikirim dengan menggunakan balon, tidak jarang juga menggunakan layang-layang atau bahkan kondom yang digelembungkan agar bisa melayang di udara. Menurut data Dinas Pemadam Kebakaran Israel, setidaknya 400 titik kebakaran terjadi di wilayah Israel akibat kiriman balon api itu.
Gelombang balon api dikirimkan Hamas sebagai desakan agar Pemerintah Israel membuka blokade Gaza. Tidak hanya blokade, dalam beberapa pekan terakhir Israel juga mengurangi zona tangkap nelayan Gaza serta memblokade pasokan bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik di wilayah itu. Dampaknya, pemadaman bergilir di wilayah Gaza dan ketergantungan atas pasokan listrik dari jaringan milik Israel.
Pandemi
Pembukaan blokade makin mendesak dalam beberapa hari terakhir karena otoritas Palestina di Gaza mengumumkan kasus pertama penularan lokal penyakit Covid-19.
Pemerintah Mesir dan Qatar tengah mencoba mencari cara agar kedua pihak menyepakati gencatan senjata. Delegasi Mesir telah bolak-balik antara kedua belah pihak untuk mencoba menengahi pembaruan gencatan senjata informal. Israel diharapkan bisa meringankan blokade yang telah berusia 13 tahun dan sebagai imbalannya adalah ketenangan dan stabilitas di perbatasan.
Utusan Qatar untuk Gaza, Mohammed el-Emadi, juga tengah mengupayakan hal yang sama. Pemerintah Qatar pada Selasa lalu telah mengirimkan bantuan senilai 30 juta dollar untuk warga Palestina di Jalur Gaza dan berharap Israel bisa mengurangi blokade yang dilakukan terhadap wilayah itu.
Sumber yang dekat dengan delegasi Qatar mengatakan, Israel telah berkomunikasi dengan El-Emadi dan menyatakan bersedia untuk mengakhiri blokade serta mencabut larangan pengiriman minyak solar untuk pembangkit listrik di Gaza dengan imbalan kepastian penghentian serangan Hamas atas wilayahnya.
Israel dan Mesir memberlakukan blokade di Gaza setelah Hamas merebut kekuasaan dari pasukan Palestina yang bersaing pada tahun 2007. Israel mengatakan, blokade diperlukan untuk mencegah Hamas membangun persenjataannya, tetapi para kritikus melihatnya sebagai bentuk hukuman kolektif. Israel dan Hamas telah berperang tiga kali dan beberapa pertempuran kecil sejak penutupan itu diberlakukan.
Pembatasan tersebut telah mendorong ekonomi lokal ke ambang kehancuran, dan perang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun serta isolas itu telah membuat sistem kesehatan tidak siap untuk mengatasi wabah besar.
Utusan Timur Tengah PBB, Nickolay Mladenov, pekan lalu, memperingatkan, situasi di Gaza dapat memburuk dengan cepat. (AFP/AP)