Episentrum Pandemi Kembali Bergeser ke Asia Selatan
Penambahan kasus baru Covid-19 di India yang lebih dari 78.000 kasus sehari telah membawa jumlah kasus Covid-19 global menembus angka 25 juta kasus.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
NEW DELHI, MINGGU — Episentrum Covid-19 global kembali bergeser dari Amerika ke Asia Selatan ketika jumlah kasus di dunia telah menembus di atas 25 juta, Minggu (30/8/2020). Dalam sehari terakhir, India melaporkan penambahan 78,761 kasus baru melampaui 77.299 kasus sehari yang pernah dilaporkan Amerika Serikat pertengahan Juli lalu.
Meski menjadi negara ketiga dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak setelah AS dan Brasil, India secara konsisten telah melaporkan kasus harian terbesar di dunia melewati kasus harian di AS dan Brasil sejak 7 Agustus.
Selain itu, India juga melaporkan sekitar 1.000 kasus kematian akibat Covid-19 dalam sehari. Ada kemungkinan jumlah kasus meninggal di India, yaitu 63.498 kasus, yang kini keempat terbanyak di dunia menyalip Meksiko di urutan ketiga.
Mayoritas, sekitar 73 persen, kasus Covid-19 di India berasal dari delapan negara bagian dengan Negara Bagian Maharashtra menyumbang kasus paling besar, yaitu 21 persen kasus dengan 24.000 kasus meninggal.
Meski demikian, kasus Covid-19 di India kini sudah menyebar hingga ke kota-kota kecil. Para pakar kesehatan memperingatkan bahwa September ini penyebaran Covid-19 akan kian sulit dikendalikan.
Awal pekan lalu, Covid-19 sudah dilaporkan menyebar hingga etnis yang mendiami Kepulauan Andaman dan Nicobar.
Kini, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan total 25.074.751 kasus dan lebih dari 840.000 kasus meninggal, jumlah Covid-19 kini lima kali lipat kasus influenza parah di dunia dalam setahun.
WHO memperkirakan dalam setahun kematian akibat influenza parah di dunia berkisar 290.000-650.000 kasus.
Salah satu alasan mengapa kasus baru di India begitu tinggi adalah negara dengan populasi 1,4 miliar jiwa itu melakukan hampir 1 juta tes Covid-19 dalam sehari. Jumlah ini jauh meningkat dibandingkan dua bulan lalu yang hanya sekitar 200.000 tes sehari.
Namun, satu hal penting dalam manajemen Covid-19 adalah angka kesembuhan pasien yang terus meningkat yang kini mencapai 76,5 persen. Kementerian Kesehatan India mengandalkan kebijakan ”tes yang agresif, penelusuran kasus yang komprehensif, dan perawatan yang efisien”.
Meski penambahan kasus Covid-19 tinggi, Perdana Menteri India Narendra Modi tetap mendorong aktivitas masyarakat normal kembali untuk menggerakkan perekonomian.
Pada Sabtu (29/8/2020), Pemerintah India mengumumkan akan membuka kembali jaringan kereta bawah tanah yang menjadi moda transportasi andalan warga di ibu kota New Delhi dan mengizinkan acara olahraga dan keagamaan digelar kembali dengan pembatasan tertentu mulai bulan depan. Sementara sekolah, kampus, dan bioskop tetap tutup sampai akhir September nanti.
Walaupun India melaporkan penambahan kasus paling tinggi di dunia, Amerika Latin tetap menjadi kawasan dengan jumlah kasus terbanyak di dunia sekalipun beberapa negara di sana sudah menunjukkan penurunan kasus.
Sementara di AS, data kasus baru, kasus meninggal, pasien Covid-19 yang dirawat menurun. Tetapi, ada kenaikan kasus sedikit di kawasan Midwest.
Laju infeksi Covid-19 global terlihat relatif stabil. Diperlukan waktu sekitar tiga minggu untuk kasus bertambah 5 juta dari 20 juta ke 25 juta kasus. Waktu itu lebih lama dibandingkan ketika bertambah 5 juta dari 15 juta ke 20 juta kasus.
Para pakar kesehatan global terus mengingatkan bahwa data resmi yang dirilis setiap negara hampir pasti tidak mencakup seluruh jumlah kasus dan kasus meninggal yang ada terutama di negara dengan kapasitas tes yang terbatas.
Meski jumlah kasus Covid-19 saat ini masih jauh dari pandemi flu spanyol tahun 1918 yang menginfeksi 500 juta orang dan menewaskan sedikitnya 10 persen di antaranya, para ahli khawatir dengan data yang ada negara-negara justru meremehkan dampak sesungguhnya dari Covid-19. (REUTERS/AP)