Dari Jubir hingga Mantan PM Ramaikan Bursa Kandidat Pengganti Abe
Sejumlah kandidat pengganti PM Shinzo Abe bermunculan. Siapa pun pengganti Abe, ia harus menghadapi pemilu 2021. Sejumlah sekutu setia Abe mengisyaratkan tidak mau menjadi pengganti Abe sebagai PM dan Ketua LDP.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
TOKYO, MINGGU — Para lawan dan sekutu politik Shinzo Abe kini berebut mengisi kursi Perdana Menteri Jepang dan Ketua Partai Demokrat Liberal. Jabatan-jabatan akan segera kosong karena Abe telah mengumumkan pengunduran dari kedua jabatan tersebut.
Abe telah menyampaikan keinginan mundur beberapa hari sebelum membuat pengumuman resmi pada Jumat (28/8/2020) sore. Sejumlah sekutunya, seperti Wakil PM sekaligus Menteri Keuangan Jepang Taro Aso, membujuknya untuk membatalkan keinginan itu.
Walakin, karena alasan kesehatan, Abe akhirnya tetap mundur. Keputusan tersebut memicu persaingan politik karena Abe menolak menjawab kala ditanya siapa penggantinya.
Beberapa jam selepas pengumuman Abe, sebagaimana dilaporkan kantor berita Kyodo, Aso mengatakan, dirinya tidak akan menduduki dua kursi yang ditinggalkan Abe. Aso pernah jadi PM Jepang sekaligus Ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) Jepang. Di masa kepemimpinan Aso, LDP kalah dalam pemilu 2009. Sejak dibentuk pada 1955, LDP hanya kalah di pemilu 1993 dan 2009.
Asahi Shimbun melaporkan, siapa pun yang akan terpilih menjadi Ketua LDP , ia harus membawa partai itu melewati pemilu yang akan digelar pada September 2021. Karena itu, LDP perlu mempertimbangkan pengganti Abe yang diterima di partai dan pemilih secara umum.
Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga juga bolak-balik mengatakan, dirinya tidak pernah berpikir menduduki kedua jabatan yang ditinggalkan Abe. Salah satu sekutu setia Abe itu tidak bergabung dengan faksi mana pun di LDP. ”Dia punya prestasi jelas,” kata pakar Jepang di Teneo Intelligence dan penulis biografi Abe, Tobias Harris, sebagaimana dikutip Kyodo.
Popularitas Suga
Menurut Harris, Suga telah menunjukkan kualitas sebagai pengambil keputusan yang baik. Suga juga bisa menjadi penyambung antara era Abe dan era selepas Abe. Sejak 2019, Suga mendadak sangat dikenal karena intensif mengumumkan perkembangan suksesi kekaisaran Jepang.
Suga juga menjadi juru bicara pemerintah dan karena itu bolak-balik tampil di hadapan khalayak. ”Mereka akan mencoba membuat Suga menjadi pengganti Abe demi melanjutkan pemerintah Abe tanpa Abe,” kata pengajar Ilmu Politik di Sophia University, Koichi Nakano, kepada kantor berita Reuters.
Sebaliknya, Kepala Kebijakan LDP dan mantan Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, secara terbuka mengatakan berminat pada dua jabatan yang ditinggalkan Abe. Pengajar Ilmu Politik di Nihon University, Masahiro Kawasaki, menduga, Aso akan memilih menjadi sosok penentu calon pemimpin.
Di parlemen, faksi pimpinan Aso terdiri atas 54 politisi dan ada kemungkinan mereka diarahkan menyokong Kishida. Sokongan Aso akan membuat Kishida disokong oleh 101 dari 284 anggota parlemen dari LDP.
Kishida sejak lama dipandang sebagai salah satu penerus Abe. Masalahnya, politisi yang dikenal dari faksi pencinta damai itu dipandang kurang berkarisma. Hal itu akan menyulitkan dia mendapat dukungan di kalangan internal LDP ataupun pemilih dalam pemilu tahun depan.
”Siapa pun yang terpilih (sebagai Ketua LDP) harus membuktikan di pemilu tahun depan,” kata penasihat senior pada Wisdom Tree Investment, Jesper Koll.
Sosok yang lebih disokong khalayak, menurut Asahi, justru Shigeru Ishiba yang kerap berseberangan dengan Abe di LDP. Sayangnya, mantan Sekretaris Jenderal LDP dan mantan Menteri Pertahanan Jepang itu kurang mendapat dukungan di kalangan internal LDP.
Mantan Menteri Pertanian Jepang tersebut juga pernah kalah dalam pemilu internal LDP tahun 2012. Kini, faksi pimpinan Ishiba hanya terdiri atas 19 anggota parlemen asal LDP. ”Ishiba tidak akan bisa mengatasi penolakan (internal) partai dalam waktu singkat,” kata Harris.
Calon lain yang dipertimbangkan menjadi pengganti Abe adalah Menlu Toshimitsu Motegi dan Menteri Pertahanan Taro Kono. Di tengah kebutuhan Jepang menaikkan kedudukannya di panggung internasional, Motegi dan Kono dinilai sebagai sosok yang tepat untuk memimpin negara itu.
Kono juga berasal dari salah satu dinasti politik yang telah melahirkan banyak pejabat penting Jepang. Masalahnya, ia dinilai masih muda untuk ukuran politik Jepang yang didominasi politisi pria berusia di atas 60 tahun, seperti Suga (71), Ishiba (63), Kishida (63), atau Aso (80).
Abe (66), meski mundur dari kursi PM dan Ketua LDP, juga mengisyaratkan akan tetap berpolitik dan ikut pemilu 2021. Abe disokong faksi terkuat di LDP, Nippon Kaigi, yang sangat konservatif. Abe juga pernah mundur dari kursi PM dan Ketua LDP karena sakit pada 2007. Setelah sembuh, ia merebut kembali kedua jabatan itu pada 2012.
Meski kini kembali mundur, Abe mengumumkan akan tetap jadi PM Jepang dan Ketua LDP sampai ada politisi yang dipastikan menjadi pengganti. Sebagai negara parlementer, PM Jepang dijabat oleh pemimpin partai peraih kursi terbanyak di parlemen. Karena itu, Ketua LDP otomatis menjadi PM Jepang.
Kala Abe mundur pada 2007, LDP menggelar rapat yang dihadiri semua anggota parlemen dari partai itu dan para ketua cabang. Mereka memilih Yasuo Fukuda sebagai Ketua LDP dan karena itu ia otomatis menjadi PM Jepang. Cara serupa dipakai LDP kala memilih Aso sebagai ketua pada 2008.
Anggaran dasar LDP menetapkan, cara untuk memilih Fukuda dan Aso digunakan jika ketua partai mundur sebelum masa jabatannya habis. Walakin, kini ada keinginan pemilu internal partai digelar untuk memutuskan pengganti Abe.
LDP dijadwalkan menggelar rapat pada Selasa (1/9/2020) untuk memutuskan cara memilih ketua baru. Kepada Kyodo, Sekjen LDP Toshihiro Nikai menyiratkan kemungkinan pemilu internal digelar pada 15 September 2020.
Jika Ketua LDP harus dipilih lewat pemilu internal, siapa pun bakal calonnya harus disokong sedikitnya 20 anggota parlemen dari LDP. Jika kurang dari itu, bakal calon tidak bisa mendaftar. (REUTERS)