Banjir Bandang di Afghanistan Menewaskan Lebih dari 150 Orang
Hujan deras memicu banjir bandang di sejumlah provinsi di Afghanistan, menewaskan ratusan orang, melukai puluhan lainnya, serta menghancurkan rumah dan lahan pertanian warga.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
KABUL, KAMIS — Banjir bandang yang terjadi di tengah musim hujan di Afghanistan bagian utara dan timur atau di kawasan Provinsi Parwan menewaskan sedikitnya 150 orang dan melukai puluhan warga, Kamis (27/8/2020). Otoritas setempat juga mengungsikan 900 keluarga dari daerah rawan. Banjir bandang itu juga menyebabkan 2.000 rumah hancur.
Hujan lebat tahunan ditambah dengan tanah longsor sering kali mengancam daerah terpencil di Afghanistan yang minim infrastruktur. Di bagian utara dan timur Afghanistan, musim panas sering kali membawa hujan yang lebat dan menyebabkan banjir serta menewaskan ratusan orang.
Seorang warga, Mohamed Qasim (45), mengatakan, 11 anggota keluarganya meninggal dalam banjir. ”Adik perempuan saya, suaminya, dan anak-anaknya sedang tidur di rumahnya,” kata Qasim yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
”Ketika banjir bandang datang, rumahnya roboh menimpa mereka. Sebelas anggota keluarga saya meninggal, sebagian besar keponakan saya.”
Menteri Negara Penanggulangan Bencana Ghulam Bahawudin Jilani mengatakan, di bagian utara Provinsi Parwan, air menggenangi kota Charikar. Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa sebagian rumah sakit di Charikar hancur sehingga banyak pasien terpaksa dipindahkan ke rumah sakit di Kabul.
Direktur rumah sakit Provinsi Parwan, Abdul Qasim Sangin, menyebutkan, beberapa korban meninggal adalah anak-anak dan sejumlah korban luka berada dalam kondisi kritis.
Juru bicara Provinsi Parwan, Wahida Shahkar, menuturkan, jumlah korban jiwa kemungkinan bertambah seiring tim penyelamat dan masyarakat masih mencari warga yang tertimbun reruntuhan rumah mereka yang hancur.
Menurut Shahkar, banjir mulai terjadi di bagian tengah provinsi itu pada Rabu malam dan menghancurkan banyak rumah. Diduga banjir bandang itu dipicu oleh hujan deras yang sebelumnya terjadi. Pemerintah menyalurkan bantuan dan pertolongan untuk mencari warga yang terjebak.
Banjir bandang yang membawa lumpur di pegunungan di Provinsi Parwan juga membawa bebatuan berukuran besar yang menyebabkan warga luka, menghancurkan rumah hingga menimbun penghuninya.
Evakuasi korban
Beberapa ekskavator telah sampai di lokasi banjir dan mulai menggali reruntuhan rumah yang hancur. ”Tak seorang pun bisa lari,” kata Shah Arian (22), salah seorang warga terdampak banjir. Menurut dia, banjir mulai terjadi sejak tengah malam ketika warga tidur.
”Lima belas orang dari dua rukun tetangga kami meninggal,” ujar Arian sambil meminta pertolongan kepada pemerintah. ”Semua yang saya miliki tertimbun lumpur.”
Banjir bandang dilaporkan juga terjadi di provinsi lain, yakni Nangarhar, Panjshir, Wardak, Loghar, Paktika, dan Kapisa.
Direktur Kesehatan Masyarakat Distrik Surobi, Provinsi Kabul, Khusal Nabizada mengatakan, banjir bandang menewaskan 8 orang dan 13 lainnya terluka.
Di jalan raya arah timur dari Kabul, setidaknya delapan orang, dua di antaranya anak-anak, tenggelam dan 14 orang lainnya terluka ketika banjir menyapu mobil yang mereka naiki.
Dalam pernyataannya, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban banjir. Ia memerintahkan pengiriman bantuan ke Provinsi Parwan dan provinsi lain yang dilanda banjir.
Azimi, juru bicara Kementerian Penanggulangan Bencana, mengutarakan, banjir memblokir akses jalan ke provinsi di bagian timur dan utara. ”Sambil menyelamatkan warga, kami bekerja untuk membuka kembali jalan raya agar lalu lintas kembali normal,” ujarnya.
Azimi menambahkan, lebih dari 2.000 rumah di Parwan hancur dan sedikitnya 1.000 orang mengungsi. Bantuan melalui darat dan udara untuk menolong warga yang terjebak banjir dikerahkan ke Parwan. Melalui media sosial, Kementerian Penanggulangan Bencana memperingatkan warga akan kemungkinan terjadinya kembali banjir.
Menurut Azimi, ratusan hektar lahan pertanian juga hancur. Banjir pun menyapu bersih seluruh tanaman warga di Provinsi Nuristan. Rumah-rumah dan jalan-jalan hancur di Provinsi Kapisa, Panjshir, dan Pakita.
Di Provinsi Maidan Wardak di timur Afghanistan, dua warga meninggal dan lima lainnya terluka ketika banjir menghancurkan sejumlah rumah. Dua orang juga meninggal di Provinsi Nangarhar ketika dinding rumah mereka roboh tersapu banjir. (AP/AFP)