Lukashenko Tahan Tokoh Oposisi, Dua Kematian Pun Mencurigakan
Dua tokoh penting oposisi Belarus ditahan otoritas keamanan. Sementara seorang loyalis oposisi dan anggota komisi pemilu yang menduga adanya kecurangan Pilres Belarus ditemukan tewas.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
MINSK, RABU — Pemerintahan Alexander Lukashenko meningkatkan tekanannya pada kelompok oposisi dan lawan politiknya. Setelah menahan lebih dari 7.000 pengunjuk rasa yang memenangkan kembali Lukashenko, dua tokoh oposisi, Sergei Dylevsky dan Olga Kovalkova, ditahan selama 10 hari ke depan.
Dylevsky dan Kovalkova dituduh menjadi ikut merancang penggulingan Lukashenko, yang telah berkuasa selama lebih dari 26 tahun, dengan membentuk Presidium Dewan Koordinasi.
Olga Kovalkova dan Sergei Dylevsky ditangkap pada Senin (24/8/2020) dan dibawa ke pengadilan yang terpisah sebelum ditahan hingga 10 hari ke depan. Kovalkova adalah tokoh utama tim kampanye Svetlana Tsikhanouskaya, pesaing Lukhasenko pada pemilu lalu.
Sementara Dylevsky adalah pemimpin pemogokan massal. Keduanya adalah tokoh senior di Dewan Koordinasi oposisi yang dibentuk pekan lalu dengan tujuan bernegosiasi dengan pihak berwenang. Mereka ditangkap pada Senin dan dibungkam.
Pihak berwenang mengincar tokoh-tokoh oposisi, utamanya anggota Presidium Dewan Koordinasi, untuk melemahkan perlawanan oposisi. Penahanan kedua tokoh ini juga diharapkan menjadi efek kejut dan mengurangi tekanan massa yang menuntut Lukashenko dan kabinetnya mundur dari kursi kekuasaan.
Dua tokoh yang kini diincar Lukhasenko adalah Pavel Latushko, mantan menteri kebudayaan dan juga mantan diplomat serta penulis peraih Nobel Sastra 2015, Svetlana Alexievich. Keduanya merupakan anggota presidium.
Latushko mengatakan, presidium tidak bermaksud untuk menggulingkan Lukashenko, mengambil alih kekuasaan. ”Yang kami inginkan adalah mencoba menemukan solusi untuk krisis politik yang kini sedang terjadi,” katanya.
Sebagai mantan bagian dari pemerintah, Latushko menyadari pemanggilannya itu sebagai bentuk ancaman. ”Saya diancam dengan penangkapan dan kekerasan penjara. Saya tidak memiliki rencana untuk meninggalkan negeri ini,” katanya.
Penangkapan dan pemanggilan tokoh oposisi tidak menyurutkan semangat warga Belarus untuk turun ke jalan. Selasa kemarin, ratusan guru dan peneliti hingga pekerja seni turun ke jalan menunjukkan solidaritas terhadap massa aksi yang telah berdemo selama 17 hari berturut-turut.
Aksi ini tidak berhenti meski malam tiba dan hujan mengguyur Kota Minsk. Ribuan orang tetap meneriakkan desakan pengunduran diri Lukashenko.
Tatyana Gubarevskaya (30), seorang juru tulis, mengatakan, tindakan-tindakan Lukashenko bukannya menyurutkan semangat perlawanan, tapi sebaliknya, semakin bergelora.
”Saya mendukung Lukashenko di masa lalu. Tapi sekarang, saya melihat bahwa otoritasnya sepenuhnya bergantung pada polisi. Dia berhenti mendengarkan keinginan rakyatnya. Dia membuat semua orang berbalik melawan dirinya,” kata Gubarevskaya, yang turun ke jalan bersama suaminya.
Kritik terhadap kepemimpinan Lukashenko juga datang dari konduktor di orkestra musik Belarus (Belarus State Philharmonic), Lyudmila Krylovich. Dia mengatakan, tindakan Lukashenko menunjukkan dia bukan negarawan.
Mencurigakan
Bersamaan dengan penangkapan tokoh oposisi di Minsk, seorang pendukung kelompok oposisi ditemukan tewas di sebuah hutan di Kota Molodecho, 70 kilometer barat laut Kota Minsk. Polisi mengklaim korban yang bernama Nikita Krivstov (28) tewas bunuh diri. Hal ini dibantah oleh kelompok oposisi.
Sepekan lalu, anggota kelompok oposisi, Konstantin Shishmakov, juga ditemukan tewas di hutan. Shishmakov, yang mengepalai museum sejarah militer kecil di Volkovysk, kota dekat perbatasan Polandia, adalah anggota komisi pemilihan yang berbicara tentang dugaan terjadinya kecurangan pada pemungutan suara, 9 Agustus. Polisi menyatakan kematian Shismakov adalah tindakan bunuh diri.
Istri Krivstov, Elena Krivtsova, menyatakan tidak percaya klaim polisi tentang kematian suaminya. Dia mengirimkan permintaan resmi ke Komite Investigasi, badan investigasi teratas negara, untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas kematiannya.
”Saya tidak percaya Nikita bisa melakukannya sendiri. Dia adalah pria yang ceria dan positif, dia sangat menyukai putrinya, memiliki pekerjaan yang baik dan gaji yang layak. Dia tidak pernah mengungkapkan pikiran tentang bunuh diri,” kata Elena.
Sementara Rusia, sekutu dekat Belarus, memperingatkan Amerika Serikat dan Uni Eropa agar tidak mencampuri urusan dalam negeri Belarus. Rusia juga mengingatkan agar keduanya tidak menjatuhkan sanksi.
Komentar tersebut dibuat dalam pernyataan yang dirilis setelah pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun di Moskow.
”Selama diskusi mengenai situasi saat ini di Belarus, pihak Rusia seharusnya tidak ada upaya untuk menekan Minsk, baik melalui sanksi maupum politik,” kata pernyataan Kemenlu Rusia. (AP/REUTER)