Kebakaran Hutan di California Lahap 400.000 Hektar Hutan
Selain melahap habis ribuan hektar hutan di wilayah California, Amerika Serikat, kobaran api juga menghanguskan ratusan rumah dan bangunan. Ratusan ribu warga mengungsi.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
SCOTTS VALLEY, SENIN —Kebakaran hutan terparah terjadi di California Utara, Amerika Serikat, hingga memaksa puluhan ribu warga mengungsi. Pemadam kebakaran berjuang keras memadamkan api dan berpacu dengan waktu karena dalam beberapa hari mendatang, menurut prakiraan cuaca, wilayah California juga akan menghadapi ancaman petir dan angin kencang yang lebih parah. Kobaran api dan asap tebal menjalar cepat karena saat ini California tengah didera musim kemarau.
Pejabat informasi publik CalFire Jeremy Rahn, Minggu (23/8/2020), menyebutkan, ribuan sambaran petir terjadi di California selama satu pekan terakhir hingga memicu kebakaran dan menyebabkan sekitar 400.000 hektar lahan hutan terbakar habis.
Badan Cuaca Nasional Amerika Serikat menyebutkan, di saat musim kemarau seperti ini badai petir kering bisa memperparah kebakaran hutan. Masyarakat yang berada di wilayah California utara dan tengah sudah diperingatkan untuk segera mengungsi.
”Badai petir kering ini bisa menyebabkan angin tidak menentu dan berpotensi memicu kebakaran baru,” sebut situs CalFire.
Harian The Los Angeles Times menyebutkan, jumlah pemadam kebakaran tidak mencukupi untuk memadamkan kebakaran yang terlalu luas. Sedikitnya 2.600 pemadam kebakaran masih berjuang memadamkan dua kebakaran hutan yang terparah. Total ada 14.000 pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan hampir puluhan titik kebakaran.
”Banyak pemadam kebakaran yang sudah bekerja dekat dengan kobaran api selama 72 jam,” kata anggota dewan majelis Distrik Healdsburg di Sonoma, Jim Wood.
Juru bicara CalFire, Daniel Berlant, mengatakan, ribuan pemadam kebakaran memadamkan kobaran api dengan menggunakan 2.400 mesin pemadam kebakaran, 60 di antaranya bantuan dari negara-negara bagian lain. Lebih dari 200 pesawat pemadam kebakaran juga dikerahkan untuk memadamkan api dari udara sekaligus memantau penyebaran api dan mengangkut anggota pemadam kebakaran beserta perlengkapannya. ”Kami juga dibantu 200 anggota Garda Nasional,” ujarnya.
Gubernur California Gavin Newsom, Sabtu lalu, mengunggah foto dramatis asap tebal dari kobaran api. Selama satu pekan itu saja, 600 titik kebakaran melanda California. Newsom sudah meminta bantuan ke pemerintah nasional, dan Gedung Putih akan memberikan bantuan bencana tanggap darurat bagi California.
Tetap bertahan
Selain hutan, perkebunan dan pabrik anggur terkenal di wilayah Napa dan Sonoma kini juga terancam kobaran api. Dua kawasan terbesar yang dilahap api adalah wilayah Santa Clara, Alameda, dan Stanislaus atau disebut dengan SCU Complex. Kawasan itu terletak di bagian selatan teluk San Francisco. Kawasan kedua adalah LNU Complex, yaitu Napa, Solona, Sonoma, serta Lake County. Kawasan ini berada di bagian utara.
Kobaran api di SCU dan LNU telah menghanguskan 680.000 hektar hutan serta menghancurkan lebih dari 850 bangunan.
Akibat kebakaran ini, dilaporkan ada lima orang yang tewas. Mereka tewas di dalam rumah yang terbakar habis di daerah pedesaan Napa. Meski kebakaran semakin parah, masih banyak warga yang tidak mengindahkan perintah evakuasi.
”Paling tidak kalau kita di sini, kita akan tahu persis apa yang sedang terjadi. Keluarga saya tentu khawatir, tetapi tak perlu khawatir karena saya yang tahu persis kondisinya,” kata warga Napa, John Newman (68).
Sekitar 119.000 orang sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Tetapi, banyak yang tidak mau disuruh mengungsi di tempat yang sudah ditentukan karena khawatir berisiko tertular Covid-19. Di daerah-daerah, seperti San Francisco, warga memilih tinggal di mobil-mobil trailer di sepanjang Samudra Pasifik dan wisatawan diminta untuk segera meninggalkan San Francisco.
Oky Sulistio, salah satu warga Napa, California, menceritakan ia dan keluarganya sempat mengungsi selama 24 jam ke tempat yang lebih aman. Warga asal Indonesia itu dan keluarganya diperbolehkan pulang ke rumah karena status wajib mengungsinya dicabut setelah arah angin berubah ke arah timur (wilayah Fairfield dan Vacaville).
”Tapi, kami masih khawatir dan waspada karena api belum padam. Angin kencang itu yang membuat khawatir. Suasana juga masih seram dan asapnya bikin sesak,” kata Oky, yang sudah tinggal di California sejak Januari 2002 itu.
Apabila pemerintah menetapkan kembali status wajib mengungsi, Oky akan mengungsi lagi. Namun, untuk sementara ia akan berjaga di rumahnya saja. Bencana kebakaran hutan seperti ini bukan kali ini saja ia alami. Pada Oktober tahun 2017, saat masih tinggal di Sonoma, rumahnya pun habis dilalap api. ”Itu pengalaman tak terlupakan karena di hari ulang tahun saya, 12 Oktober, saya jadi homeless,” ujarnya.
Sejak 15 Agustus lalu, lebih dari 500 kebakaran besar dan kecil terjadi di seluruh wilayah California dan membakar 4.856 kilometer kubik. Mayoritas kerusakan disebabkan oleh tiga kebakaran yang membakar 3.043 kilometer kubik dan menghancurkan 1.000 rumah serta bangunan lain. (REUTERS/AFP/AP)