Pencalonan Biden ”Si Pria Pemberani” untuk Akhiri ”Kekacauan” Trump
Joe Biden secara resmi telah dicalonkan Demokrat sebagai kandidat presiden mereka untuk melawan Donald Trump dalam pemilu pada November 2020. Para mantan pemimpin dan pejabat AS mendukung pencalonan Joe Biden.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
NEW YORK, RABU — Kubu Demokrat, Selasa (18/8/2020) malam, resmi menominasikan Joe Biden sebagai kandidat presiden mereka pada pemilu Amerika Serikat, November 2020. Wakil Presiden AS ke-47 itu dijuluki ”pria pemberani” yang dapat mengakhiri ”kekacauan” kepemimpinan Donald Trump.
Para pemirsa konvensi daring di hari kedua itu, dari empat hari Konvensi Nasional Demokrat, mendukung pembawa acara yang mengakui karakter dan kepemimpinan Biden. Sosok senator senior dari Delaware itu dinilai jauh lebih baik dari presiden petahana Donald Trump, yang diusung oleh Partai Republik.
Dalam pemungutan suara secara daring, yang belum pernah terjadi sebelumnya, akibat pandemi Covid-19, wakil dari 50 negara bagian dan tujuh wilayah mengumumkan untuk mendukung Biden. Mereka merupakan para politisi senior dengan berbagai latar belakang serta mantan saingan Biden.
”Terima kasih banyak, dari lubuk hati saya,” kata Biden berseri-seri dalam tautan video langsung pada konvensi yang mengusung tema ”Pentingnya Kepemimpinan”. ”Itu sangat berarti bagi saya dan keluarga saya,” ucap Biden menambahkan, sambil mengatakan, dia akan menyampaikan secara resmi dalam pidatonya pada hari terakhir konvensi, Kamis (20/8/2020) waktu Delaware, atau Jumat WIB.
Penominasian Biden tersebut merupakan acara formalitas belaka karena dia sesungguhnya telah memenangi mayoritas lebih dari 3.900 delegasi, Juni lalu. Di antara tokoh senior yang terlibat pada konvensi kedua Demokrat adalah Presiden ke-37 AS Jimmy Carter (95) dan Presiden ke-42 AS Bill Clinton.
Dalam upaya menarik dukungan pemilih yang belum menentukan sikap dan pemilih Republikan yang kecewa kepada Trump, konvensi juga menampilkan video kedekatan Biden dan mantan Senator AS dari Republik, almarhum John McCain. Kedekatan itu dikisahkan Cindy McCain, istri mediang John McCain.
Presiden Trump menghadapi serangkaian kritik pada malam pembukaan konvensi, Senin lalu. Kritik, antara lain, datang dari mantan Ibu Negara Michelle Obama yang menyebut Trump tidak memiliki karakter dan keterampilan untuk memimpin AS. ”Saya pikir itu pidato yang sangat memecah belah,” kata Trump.
Mantan Menteri Luar Negeri AS dari Partai Republik, Colin Powell, juga menyampaikan pidato lewat rekaman video. Ia mendukung Biden. Presiden ke-44 AS Barack Obama akan tampil pada konvensi hari ketiga bersama calon presiden Demokrat 2016, Hillary Clinton, dan pasangan Biden, Kamala Harris.
Powell, dalam video yang dirilis menjelang penampilannya di konvensi, menyatakan, AS membutuhkan seorang panglima tertinggi yang mampu menjaga pasukan dengan cara yang sama seperti dia memperlakukan keluarganya sendiri. ”Bagi Joe Biden, hal itu tidak perlu diajarkan,” kata Powell.
Pemaparan sejumlah mantan pejabat penting, mulai dari para mantan presiden asal Partai Demokrat hingga mantan pejabat pemerintahan AS dari Partai Republik, itu diyakini akan memberikan pukulan dahsyat kepada Trump dan tim kampanyenya. Pemaparan itu juga diharapkan mendulang dukungan dari para calon pemilih mengambang.
Kebijakan-kebijakan Trump dalam penanganan pandemi dinilai menunjukkan kontras yang luar biasa. Bukannya membawa kurva penderita menurun, melainkan sebaliknya. AS kini menjadi pemuncak jumlah kasus Covid-19 di dunia dengan 5,4 juta kasus menurut data Universitas John Hopkins, Rabu (19/8). Jumlah kematian di AS mencapai lebih dari 170.000 jiwa.
Dikutip dari laman CNN, Powell juga menyatakan bahwa dia memiliki nilai-nilai yang sama seperti Biden, tanpa menjelaskan nilai-nilai yang dimaksud. ”Saya mendukung pencalonan Joe Biden sebagai presiden AS karena nilai-nilai itulah yang membentuknya. Dan, kita semua perlu bergandengan tangan untuk mengembalikan nilai-nilai tersebut di Gedung Putih,” kata Powell.
Dukungan Powell bagi calon presiden dari partai yang berseberangan dengan dirinya bukanlah yang pertama kali. Dia mendukung Barack Obama ketika menjadi kandidat Presiden AS pada 2008.
Dia juga mendukung Hillary Clinton di tahun 2016. Dukungannya kepada Biden membuatnya telah empat kali menentang pencalonan kandidat dari partainya sendiri.
Tantangan Biden
Meski Biden memimpin dalam setiap jajak pendapat, tim kampanye Partai Demokrat harus berusaha lebih baik lagi untuk meningkatkan gairah para pemilih, terutama para pemilih pemula dan pemilih muda.
Fakta bahwa selama empat dekade terakhir hanya satu presiden petahana yang kalah, ditambah lagi konsistensi laporan bahwa para calon pemilih termotivasi memilih Biden karena tidak menyukai sepak terjang Trump dan bukan karena program yang ditawarkan Biden, dikhawatirkan akan berdampak di akhir perlombaan.
Defisit itu dapat merugikan pemilih di antara pemilih yang kurang konsisten, terutama minoritas dan pemilih muda, yang diperlukan Biden pada pemilihan yang akan berlangsung pada November mendatang.
Cara mengemas konvensi yang lebih condong menampilkan wajah-wajah tua, seperti Clinton dan Carter, dibandingkan tokoh muda dan progresif, seperti Alexandria Ocasio-Cortez, dikhawatirkan akan berdampak terhadap calon pemilih.
Diperkirakan 18,7 juta orang menonton liputan antara pukul 22.00 dan 23.00 melalui berbagai stasiun televisi, seperti ABC, CBS, NBC, CNN, Fox News Channel, dan MSNBC. Empat tahun lalu, menurut Nielsen, sebuah perusahaan pembuat peringkat televisi, malam pembukaan konvensi partai ini menyedot sekitar 26 juta penonton. (AFP/AP/CAL)