Guilin
Umat manusia kini berada dalam bahaya besar, ibarat sedang menumpang satu kapal yang nyaris tenggelam. Mereka tetap berpesta ria hingga lupa bahwa bahaya sudah di depan mata.
Begitulah Ou Hongyi alias Howey Ou, perempuan remaja China berusia 17 tahun, mengibaratkan bumi dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Di saat remaja seusianya bersiap ke perguruan tinggi dan menikmati liburan musim panas, Ou sendirian berkampanye menyelamatkan bumi. Di China, gerakan sosial akar rumput amat ditekan pemerintah.
Kantor berita AFP, Senin (17/8/2020), melaporkan, gadis warga Guilin, China selatan, itu pernah berurusan dengan polisi, dilarang dan dimarahi keluarga, serta menerima kritik daring yang keras.
Namun, remaja putri itu melawan arus dan tidak takut polisi. Ia mengatakan, misi hidupnya adalah membunyikan sirene sebelum terlambat.
Ou terinspirasi juru kampanye iklim remaja Swedia, Greta Thunberg, yang sukses mendapat pujian dari dunia internasional.
”Keadaan darurat iklim adalah ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup umat manusia. Saya merasa cemas setiap hari,” kata Ou.
”Saya merasa kita semua seperti berada di kapal yang hampir tenggelam, tetapi semua orang masih sibuk makan, minum, dan bersukaria.” (AFP)