AS Tahan Mantan Agen CIA yang Menjadi Mata-mata China
Seorang mantan agen rahasia CIA diketahui juga bekerja sebagai mata-mata Pemerintah China. Ia ditangkap dan didakwa menyebarkan informasi rahasia pertahanan AS kepada China. Ia diancam hukuman penjara seumur hidup.
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Mantan agen Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat atau CIA, Alexander Yuk Ching Ma (67), ketahuan menjadi mata-mata China. Ia diketahui memberikan informasi-informasi rahasia Amerika Serikat kepada lima agen intelijen China di Hong Kong dengan bantuan saudaranya yang juga pernah menjadi agen CIA.
Kasus ini diungkapkan Departemen Kehakiman AS, Senin (17/8/2020), yang menyebutkan Ma ditahan, Jumat lalu, dengan tuduhan berkonspirasi dengan saudaranya. Ma diciduk agen intelijen AS yang menyamar sebagai agen intelijen China agar bisa bertemu Ma. Dalam pertemuan itu, Ma menerima amplop berisi uang 2.000 dollar AS sebagai ”tanda terima kasih” atas informasi rahasia yang telah diberikan dulu.
”China sudah lama memata-matai AS dan ini dilakukan agen intelijen AS yang mengkhianati rekan-rekannya, negaranya, dan nilai-nilai demokrasi liberalnya hanya untuk mendukung rezim komunis otoriter,” kata Asisten Jaksa Agung John Demers dalam pernyataan tertulisnya.
Ma, warga naturalisasi AS, mulai bekerja di CIA pada 1982 dengan izin keamanan khusus yang sifatnya sangat rahasia. Namun, Ma keluar dari CIA pada 1989, lalu pindah dan bekerja di Shanghai, China. Pada 2001, ia pindah ke Hawaii.
Nama saudara Ma yang terlibat dalam kasus ini tidak disebutkan. Informasi yang diberikan hanyalah bahwa ia juga bekerja sebagai agen CIA, tetapi kemudian mengundurkan diri pada 1983 setelah dituduh menyalahgunakan posisinya di CIA untuk membantu orang-orang China masuk AS.
Dari dokumen yang dibuka juga disebutkan bahwa sekitar 1998, saudara Ma itu didakwa karena membuat pernyataan palsu. Namun, kata saudara Ma yang kini berusia 85 tahun itu, ia tidak dihukum dalam kasus tersebut karena alasan mengalami ”penyakit kognitif lanjut”.
Rekaman video
Ma mulai menjadi mata-mata China sekitar Maret 2001 dengan mengirimkan informasi nama-nama agen CIA di China, kegiatan atau misi-misi internasional CIA, nama-nama informan CIA di China, dan metode-metode merahasiakan komunikasi.
Pertemuan Ma dengan agen-agen intelijen China ini dilakukan di sebuah hotel di Hong Kong selama beberapa hari. Beberapa pertemuan direkam dengan kamera video, dan dalam salah satu video itu terlihat Ma sedang menghitung uang tunai 50.000 dollar AS sebagai imbalan informasi rahasia tersebut.
Setelah keluar dari CIA dan pindah ke Hawaii, Ma ternyata pernah melamar ke Biro Investigasi Federal AS (FBI) supaya ia bisa mengakses informasi rahasia Pemerintah AS yang juga akan diberikan ke intelijen China. Kantor FBI Honolulu, Hawaii, kemudian mempekerjakan Ma sebagai tenaga bahasa kontrak pada 2004.
Setelah bergabung dengan FBI, Ma tetap berhubungan dengan agen-agen intelijen China. Selama di FBI, Ma menggunakan komputer di meja kerjanya untuk mengopi foto-foto berbagai dokumen yang terkait dengan penelitian rudal dan sistem teknologi persenjataan AS.
Foto dokumen
Selama bertahun-tahun, Ma juga membawa kamera digital ke dalam ruang kerja FBI yang terlindung. Ma memotret dokumen-dokumen yang sudah diterjemahkan dan ia juga mencuri rekaman-rekaman suara rahasia. Pada 2006, Ma kembali ke Honolulu dan ketahuan membawa 20.000 dollar AS dan peralatan golf yang sebelumnya tidak ia miliki.
Ma sudah didakwa di pengadilan federal di Honolulu karena konspirasi mengumpulkan dan menyebarkan informasi pertahanan nasional bagi China. Jika terbukti bersalah, Ma bisa dihukum penjara seumur hidup. Sidang pertama akan dilakukan pada Selasa.
Sebelum Ma, pernah ada juga mantan agen CIA yang juga menjadi mata-mata bagi China. Jerry Chun Shing dihukum penjara 19 tahun pada November lalu karena menjadi mata-mata. Ia menerima uang 840.000 dollar AS dari China karena memberikan informasi nama-nama agen CIA dan informasi tentang pesawat-pesawat mata-mata AS. (REUTERS/AFP/AP)