Indonesia Harus Bantu Palestina yang Diabaikan dalam Kesepakatan UEA-Israel
Langkah Uni Emirat Arab secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dinilai akan cenderung menempatkan Palestina dalam kesendirian. RI harus melanjutkan dukungan terhadap upaya menuju kemerdekaan Palestina.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
REUTERS/KEVIN LAMARQUE
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerima aplaus setelah mengumumkan kesepakatan damai antara Israel dan Uni Emirat Arab di Gedung Putih di Washington, AS, Kamis (13/8/2020).
JAKARTA, KOMPAS — Langkah Uni Emirat Arab secara resmi mengikuti jejak Mesir dan Jordania menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dinilai akan cenderung menempatkan Palestina dalam kesendirian dan ditinggalkan oleh negara-negara Arab. Pemerintah Indonesia sebagai negara berdaulat didorong secara tulus tetap meneruskan aneka upaya memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Kepala Program Studi Pasca Sarjana Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia Yon Machmudi menilai, kepentingan-kepentingan yang bersifat ekonomi menjadi alasan paling kuat yang mendasari terjalinnya hubungan Uni Emirat Arab (UEA)-Israel sehingga diresmikan menjadi hubungan diplomatik. Israel dan Amerika Serikat (AS) berkepentingan sebagai investor, sementara UEA berkepentingan sebagai negara yang ingin menarik lebih banyak investasi.
Langkah yang dilakukan UEA itu dinilai bisa menjadi kecenderungan negara-negara Arab yang memang membutuhkan investasi asing guna mendorong perekonomian negara mereka. Kepentingan-kepentingan jangka menengah dan panjang itu dinilai dapat memengaruhi posisi Palestina.
”Isu aneksasi wilayah Tepi Barat jadi kamuflase realisasi hubungan UEA-Israel karena hubungan kedua negara itu sebelumnya sudah ada. Kepentingan Palestina tidak tersentuh sama sekali. Ancaman terhadap Palestina akan jadi keuntungan negara-negara lain, sementara Palestina akan semakin sendiri dan ditinggalkan,” tutur Yon.
Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan melalui pembicaraan lewat telepon, Kamis (13/8/2020), seperti diberitakan kantor berita UEA, WAM, mengumumkan terjalinnya hubungan bilateral resmi UEA-Israel secara penuh.
Seperti halnya Mesir dan Jordania, hubungan resmi UEA-Israel juga mencakup pembukaan kantor Kedutaan Besar UEA di Tel Aviv dan Kedutaan Besar Israel di Abu Dhabi, kerja sama keamanan, serta pembukaan penerbangan langsung antara UEA dan Israel. Trump mengatakan, penandatanganan peresmian hubungan diplomatik UEA-Israel dijadwalkan digelar di Gedung Putih, Washington DC, AS, sekitar tiga pekan mendatang.
Latar belakang ekonomi
Yon melihat kecenderungan perkembangan hubungan internasional makin didorong oleh latar belakang ekonomi. Ketika negara-negara lain juga melakukan langkah-langkah senada dengan UEA, dinamika di negeri Palestina mungkin saja akan berubah pula.
Ekonomi Palestina juga dinilai sangat bergantung pada ekonomi Israel. Menurut Yon, idealnya ada penyelesaian atau solusi yang saling menguntungkan antara Palestina dan Israel. Perkembangan dinamika di dalam negeri Palestina pun akan menentukan hal itu.
REUTERS/ABIR SULTAN/POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri konferensi pers dan mengumumkan perjanjian damai untuk menjalin hubungan diplomatik antara Israel dan Uni Emirat Arab di Jerusalem, Kamis (13/8/2020).
Ketua Rumah Perdamaian yang juga pengajar Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, Syahroni Rofii, mengatakan bahwa Indonesia perlu mendamaikan internal Palestina yang masih terbelah antara faksi Fatah dan Hamas. Persamaan persepsi tentang perdamaian di internal Palestina menjadi faktor penting. Indonesia juga perlu menggerakkan gerbong Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang selama ini terlihat belum bekerja efektif sebagai organisasi, padahal modal yang dimiliki sangat besar.
Bantuan lobi Indonesia
Indonesia juga dinilai perlu menggencarkan lobi-lobi di Uni Eropa (UE) terkait isu Palestina. Sebab, UE dan sebagian negara Eropa secara terbuka telah mendukung kemerdekaan Palestina. Memenangi dukungan UE memiliki peran penting dalam kerangka multilateral.
”Terakhir, Indonesia perlu juga melakukan lobi dengan AS. AS sampai saat ini menjadi pemain kunci yang menentukan arah politik kawasan Timur Tengah,” kata Syahroni.
Perjanjian UEA-Israel dinilai Syahroni mengurangi beban diplomat Indonesia yang selama ini gencar melakukan kampanye penolakan aneksasi Israel di Tepi Barat. Indonesia, yang saat ini duduk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, memang sangat diharapkan berperan menjadi perantara perwujudan perdamaian di kawasan Timur Tengah, terutama di Palestina. Apalagi, hal itu merupakan salah satu komitmen Presiden Joko Widodo yang diteruskan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi.
AFP/ODED BALILTY
Balai kota di kota pesisir Israel, Tel Aviv, diterangi dengan warna bendera nasional Uni Emirat Arab, Kamis (13/8/2020). Israel dan UEA setuju untuk menormalisasi hubungan mereka dalam kesepakatan penting yang ditengahi Amerika Serikat.
Perjanjian antara UEA-Israel dinilai Syahroni menjadi kabar baik bagi semua pihak. Sebab, dengan adanya kesepakatan ini, paling tidak untuk sementara manuver Israel untuk aneksasi wilayah Tepi Barat bisa dihentikan.
Presiden AS Donald Trump dinilai menggunakan semua kartu yang tersisa untuk kepentingan elektoral menyongsong pemilihan presiden AS, November mendatang. Menurut Syahroni, perjanjian UEA-Israel paling tidak dapat meredam kritik dunia terhadap politik luar negeri Washington di Timur Tengah.
Manuver Trump
Pengamat Timur Tengah, Zuhairi Misrawi, menilai, Indonesia sejatinya tidak terpengaruh pada manuver AS dan sikap UEA. Peresmian hubungan diplomatik UEA-Israel hanya mengonfirmasi hubungan yang sudah terjalin lama di antara kedua negara.
”Mereka selama ini diam-diam. Namun, yang aneh, justru ini disampaikan oleh Trump. Padahal ini hubungan diplomasi dua negara yang berdaulat. Maka, (peresmian) hubungan diplomatik (UEA-Israel) ini lebih sebagai manuver Trump,” kata Zuhairi.
Zuhairi menyatakan, Indonesia adalah negara berdaulat dan wajib terus memperjuangkan Palestina. Tugas kita mendorong agar dunia damai sesuai amanat konstitusi kita. ”Perdamaian harus diwujudkan, bukan hanya dengan manuver dan janji palsu AS-Israel,” katanya.
Zuhairi menilai kesepakatan UEA-Israel adalah sebuah keanehan bagi warga Arab mengingat selama ini UEA-Israel tidak pernah terlibat perang. Bagi Palestina, kesepakatan itu merupakan bentuk pengkhianatan UEA terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. Sebab, aneksasi Tepi Barat telah terjadi dan akan terus berlangsung, baik dengan maupun tanpa kesepakatan damai UEA-Israel.