Terkait Wilayah Kashmir, Pakistan Kecam India sebagai Penjajah
Wilayah Kashmir merupakan subyek persengketaan antara India dan Pakistan di Pegunungan Himalaya sejak 1947. Kedua negara mengklaim sebagai pemilik wilayah itu dan sejak itu pula keduanya berperang memperebutkan Kashmir.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
ISLAMABAD, KAMIS — Satu tahun setelah Pemerintah India menguasai wilayah Kashmir, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan melabeli India sebagai penindas dan penjajah. Aksi solidaritas dengan turun ke jalan berlangsung di hampir semua kota di Pakistan, Rabu (5/8/2020), dilakukan untuk memperingati hari di mana India mencabut status semiotonomi. Ini yang membuat Pakistan berang.
Pada Rabu kemarin, genap satu tahun langkah India menata ulang wilayah Negara Bagian Jammu dan Kashmir ke dalam dua wilayah persatuan (union territory), yakni Jammu dan Kashmir (J&K), serta Ladakh. India berpandangan, langkah itu untuk pemerataan pembangunan, peningkatan tata kelola, dan keadilan sosial ekonomi untuk bagian-bagian penduduk yang kurang beruntung.
Wilayah Kashmir merupakan subyek persengketaan antara India dan Pakistan di Pegunungan Himalaya sejak 1947. Kedua negara mengklaim sebagai pemilik wilayah itu dan sejak itu pula keduanya berperang memperebutkan Kashmir.
”India melakukan kejahatan atas kemanusiaan. Mereka mendiskreditkan kepercayaan akan nilai-nilai demokrasi,” kata Khan dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (6/8/2020).
Khan memimpin aksi solidaritas melalui Muzaffarabad, ibu kota wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan sebelum akhirnya mengikuti sidang parlemen. Di hampir semua kota di Pakistan, lebih dari 2.000 orang turun ke jalan meneriakkan suara protes anti-India.
”Kami minta dunia mendukung hak warga Kashmir menentukan nasibnya sendiri. Jika tidak, kami akan menyeberang perbatasan dan membantu saudara-saudara kami dengan senjata,” kata Arslan Ahmad, pengungsi yang melarikan diri dari Kashmir-India.
Usman Mir (31) juga mengeluhkan hampir separuh anggota keluarganya terjebak di Kashmir wilayah India. ”Ibu saya tidak bisa ketemu dengan adiknya dan keluarga yang lain. Konflik sengketa ini membuat kita semua tercerai-berai,” ujarnya.
Damai dan sejahtera
Melegitimasi pencabutan status semi otonomi Kashmir, pemerintahan nasionalis Perdana Menteri India Narendra Modi berjanji langkah itu akan membawa perdamaian dan kesejahteraan pada rakyat Kashmir India. Dalam 30 tahun terakhir wilayah itu didera gejolak kekerasan yang dipicu perlawanan anti-India.
Namun, Pakistan berbeda pandangan. Bagi Pakistan, apa yang dilakukan India itu melanggar hak-hak rakyat Kashmir. Khan menuding India hendak mengubah wilayah Kashmir dengan mencabut larangan orang luar membeli properti di Kashmir. ”Ini tindakan yang melanggar hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Khan.
Pengungsi dari Pakistan Barat, misalnya, ditolak untuk mendapatkan sertifikat domisili meskipun tinggal di wilayah tersebut selama beberapa dekade. Hak suara, akses ke pendidikan tinggi, dan pekerjaan mereka ditolak. Demikian pula wanita yang menikah dengan non-Kashmir tidak memiliki hak properti.
Perubahan ketentuan ini memicu kekhawatiran di Paskistan bahwa India akan bertindak mirip seperti Israel yang agresif membangun permukiman di Tepi Barat. Kekhawatiran ini bisa dipahami karena referendum di Kashmir yang menjadi mandat resolusi PBB tahun 1948 tidak pernah dilaksanakan.
”India sudah banyak belajar dari Israel cara mengubah demografi Kashmir,” kata Presiden Pakistan Arif Alvi kepada para peserta aksi solidaritas di Islamabad.
Ratusan spanduk dipasang dengan gambar-gambar yang menunjukkan pelanggaran hak warga Kashmir yang dilakukan India. Militer Pakistan mengatakan, pasukan India menembakkan peluru dan granat di sepanjang perbatasan sehingga menyebabkan satu orang tewas dan enam terluka.
Baku tembak seperti itu biasa terjadi di sepanjang garis demarkasi Kashmir. Pakistan beberapa kali menyebut Modi sudah seperti Adolf Hitler. Pakistan meminta ada intervensi dari komunitas internasional untuk menyelesaikan sengketa ini.
Namun, orang-orang India menyebut Kashmir ”Surga di Bumi”. Bentang alamnya yang indah dan potensi yang luar biasa menjadikannya pusat hiburan potensial di India. Namun, insiden terorisme lintas batas telah meredam tumbuhnya potensi yang sebenarnya. (AFP/REUTERS/CAL)