Ledakan Besar Guncang Beirut, Ratusan Korban Penuhi Rumah Sakit
Ledakan besar di Beirut ini terjadi tiga hari sebelum pembacaan vonis bagi terdakwa dalam kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri, yang tewas dalam serangan bom bunuh diri dengan truk, tahun 2005.
Oleh
Mh Samsul Hadi
·3 menit baca
BEIRUT, SELASA — Ledakan besar mengguncang Beirut, ibu kota Lebanon, Selasa (4/8/2020), menewaskan sedikitnya 10 orang. Ledakan itu terjadi di area pelabuhan, menyebabkan balkon apartemen dan kaca gedung di area sekitarnya hancur berantakan. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui penyebab ledakan besar itu.
Kantor berita Pemerintah Lebanon, NNA, dan dua sumber keamanan menyebutkan bahwa ledakan itu terjadi di area pelabuhan tempat gudang-gudang penyimpanan bahan peledak berlokasi. Sumber ketiga di kalangan aparat keamanan menambahkan, di area itu tersimpan bahan-bahan kimia.
Tayangan rekaman video atas ledakan itu memperlihatkan gumpalan asap tebal membubung ke angkasa, disusul dengan ledakan yang sangat besar. Hingga pukul 24.00 WIB, menurut sumber keamanan dan sumber medis kepada kantor berita Reuters, sedikitnya ditemukan 10 jenazah yang dibawa ke rumah-rumah sakit.
”Saya melihat bola api dan asap membubung di atas Beirut,” kata seorang saksi mata. ”Orang-orang berteriak dan berlari, dalam keadaan tubuh terluka. Balkon-balkon runtuh dari gedung-gedung. Kaca di gedung-gedung tinggi hancur dan jatuh berantakan ke jalan.”
Ledakan itu disebut-sebut sebagai ledakan paling besar yang menghantam Beirut—kota yang pernah diguncang perang saudara, berbagai insiden bom bunuh diri, dan pengeboman oleh Israel—dalam beberapa tahun terakhir. Insiden itu terjadi tiga hari sebelum pembacaan vonis bagi terdakwa dalam kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri, yang tewas dalam serangan bom bunuh diri dengan truk, tahun 2005.
Hari berkabung
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menyatakan hari berkabung pada Rabu ini. Presiden Lebanon Michel Aoun, melalui akun Twitter Kepresidenan Lebanon, meminta digelar sidang darurat Dewan Pertahanan Tertinggi.
Seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Lebanon kepada Reuters menyebutkan, ”Jumlah orang terluka sangat banyak.” Ketua Palang Merah Lebanon George Kettaneh kepada media setempat mengatakan, ratusan orang terluka akibat ledakan tersebut. Mereka telah dilarikan ke rumah-rumah sakit.
Kettaneh menambahkan, masih banyak warga lainnya yang terjebak di tempat tinggal masing-masing yang rusak akibat ledakan. Sebagian korban yang terluka dievakuasi dengan perahu.
Televisi Lebanon, mengutip keterangan Rumah Sakit Hotel Dieu, melaporkan bahwa lebih dari 500 orang dirawat. Rumah sakit itu kini tak mampu menampung lagi para korban ledakan.
Juru bicara PBB, Farhan Haq, kepada wartawan, mengatakan, belum diketahui secara pasti penyebab ledakan tersebut. Tidak ada indikasi ada personel PBB terluka akibat insiden itu, tambah Haq.
”Kami belum mempunyai informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi, apa penyebabnya, apakah ini kecelakaan ataukah aksi yang dilakukan manusia,” ujar Haq.
Pernyataan Israel
Berkaitan dengan ledakan itu, seorang pejabat Israel menyatakan bahwa Israel tidak terkait apa-apa dengan insiden di Beirut itu. Israel beberapa kali terlibat perang di Lebanon. ”Israel tidak punya keterkaitan apa-apa dengan insiden tersebut,” ujar seorang pejabat Israel yang tak mau disebutkan identitasnya.
Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi mengatakan kepada televisi Israel, N12, bahwa ledakan itu kemungkinan besar terjadi akibat kebakaran. Secara terpisah, Pentagon menyatakan, ”Kami tahu ada ledakan, dan prihatin dengan potensi korban meninggal akibat ledakan sebesar itu.” (AP/AFP/REUTERS)