UEA Operasikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama di Arab
Uni Emirat Arab (UEA) mengoperasikan PLTN pertama di dunia Arab, yang diberi nama PLTN Barakah. Dibangun pada tahun 2012, PLTN Barakah memiliki empat reaktor, yang nanti akan memasok 25 persen kebutuhan listrik UEA.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
ABU DHABI, MINGGU — Setelah tertunda hampir empat tahun, Sabtu (1/8/2020), Pemerintah Uni Emirat Arab mengoperasikan unit pertama Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Barakah dari empat unit yang direncanakan akan dioperasikan. Pembangunan PLTN itu telah dimulai sejak 2012. Diharapkan, dengan kapasitas 5.600 megawatt, PLTN tersebut akan memasok sekitar 25 persen kebutuhan listrik UEA.
Pemimpin Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, mengumumkan pengoperasian PLTN tersebut melalui akun Twitter miliknya. ”Hari ini kami mengumumkan keberhasilan UEA mengoperasikan reaktor energi nuklir damai pertama di dunia Arab, Pembangkit Tenaga Nuklir Barakah di Abu Dhabi,” cuit Sheikh Mohammed.
”Tim telah bekerja baik untuk memuatkan paket bahan bakar nuklir, melakukan serangkaian tes yang komprehensif, dan berhasil melaksanakan pengoperasiannya,” lanjut Sheikh Mohammed.
Dikutip dari laman The Gulf News, pembangunan fasilitas nuklir tersebut dimulai sejak tahun 2012 setelah pada 2008 Pemerintah UEA mengeluarkan kebijakan untuk memanfaatkan tenaga nuklir. Tahun 2009, mereka juga mendirikan badan khusus, yakni FANR (Federal Authorithy for Nuclear Regulation) dan Emirates Nuclear Energy Corporation (ENEC), untuk menjalankan proses pembuatan peraturan serta proses pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir ini.
Keempat unit reaktor di fasilitas PLTN Barakah itu terletak sekitar 280 kilometer sebelah timur Abu Dhabi, tepatnya di kawasan Al Dhafra. Pembangunan PLTN tersebut dilakukan melalui bekerja sama dengan perusahaan listrik asal Korea Selatan, Korea Electronic Power Corporation (KEPCO). Perusahaan ini juga bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara di Indonesia dalam pembangunan fasilitas pembangkit listrik tenaga uap di Suryalaya.
Di dalam keterangannya, ENEC menyatakan, unit 1 PLTN ini dioperasikan oleh Nawah Energy Company, anak perusahaan mereka.
Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA yang juga merupakan Putra Mahkota Abu Dhabi, seperti dikutip The Gulf News, menyatakan bahwa pada fase pertama ini dan beberapa bulan ke depan, tim akan berupaya meningkatkan tenaga pada reaktornya hingga mencapai 15 persen agar bisa terhubung dengan jaringan listrik di negara ini. Ia berharap agar tenaga listrik bisa segera diproduksi dari fasilitas ini agar rakyat bisa merasakan energi bersih yang berasal dari tenaga nuklir.
Otoritas Federal untuk Peraturan Nuklir (FANR), yang mengeluarkan izin operasi untuk pabrik pada Februari lalu, mengatakan bahwa Nawah Nawah Energy Company memenuhi semua persyaratan peraturan untuk memulai operasi setelah berlangsung inspeksi dan pengawasan rutin untuk memastikan keselamatan instalasi. Pengawasan lisensi operasi ini salah satunya dilakukan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Selain reaktor Unit 1 yang sudah beroperasi, reaktor Unit 2 sebenarnya sudah selesai dikerjakan. Namun, sejauh ini, FANR baru mengeluarkan izin operasi untuk reaktor Unit 1. Laman The Gulf News melaporkan, pengerjaan reaktor Unit 3 dan Unit 4 masing-masing telah mencapai 92 persen dan 83 persen.
”Kami sekarang selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuan kami memasok hingga seperempat dari kebutuhan listrik negara kami dan memberi daya pada pertumbuhan pada masa depan dengan listrik yang aman, andal, dan bebas emisi,” kata Kepala Eksekutif ENEC, Mohamed Ibrahim al-Hammadi. (AP/REUTERS)