Negosiasi Dagang AS-Inggris Digelar Langsung di Washington
Pemerintah Inggris pada awal Mei lalu telah mengeluarkan perintah untuk memulai negosiasi formal perdagangannya setelah keluar dari Uni Eropa. Pandemi diharapkan tidak menjadi pengganjal proses itu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
WASHINGTON, SABTU — Menteri Perdagangan Inggris Liz Truss dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat di Washington pada awal pekan ini untuk melanjutkan negosiasi dagang kedua negara. Ini akan menjadi pertemuan tatap muka pertama antara kedua negara pada masa pandemi Covid-19.
Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa (UE) pada Januari lalu dan kini sedang merundingkan persyaratan perdagangan negara itu dengan sejumlah kekuatan ekonomi utama dunia. Kesepakatan dagang dengan AS disebutkan menjadi salah satu yang utama yang ditargetkan London selain dengan UE. Pembicaraan dagang AS-Inggris mulai digelar pada Mei lalu secara virtual.
Pemerintah Inggris pada awal Mei lalu telah mengeluarkan perintah untuk memulai negosiasi formal negosiasi-negosiasi perdagangan itu meskipun ada pandemi Covid-19. Kala itu, London melalui juru bicara Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, Inggris-AS berusaha untuk mencapai kesepakatan perjanjian perdagangan bebas yang ambisius. Pembicaraan kedua negara langsung digelar selama dua pekan saat itu.
Financial Times, akhir pekan lalu, melaporkan, Truss akan bertemu dengan tim perdagangan AS yang dipimpin langsung Perwakilan Dagang Washington, Robert Lightizer. Hal itu dibenarkan oleh juru bicara Perwakilan Dagang AS. Namun, Kedutaan Besar Inggris di Washington tidak memberikan komentarnya.
”Kami tidak akan terburu-buru melakukan kesepakatan dan tidak memiliki batas waktu. Kami akan keras mempertahankan kepentingan kami,” kata Truss kepada komite parlemen pada Juni lalu.
Sebelumnya, Truss mengatakan tidak ada jadwal khusus untuk menggelar pembicaraan perdagangan Inggris dengan AS. Ia menambahkan bahwa negosiator Inggris telah membuat ”kemajuan yang sangat baik” meskipun negosiasi kedua pihak digelar melalui pembicaraan melalui konferensi video karena wabah Covid-19. ”Kami tidak akan terburu-buru melakukan kesepakatan dan tidak memiliki batas waktu. Kami akan keras mempertahankan kepentingan kami," kata Truss kepada komite parlemen pada Juni lalu.
Financial Times pada akhir Juli melaporkan Pemerintah Inggris tidak ingin merampungkan kesepakatan perdagangan bebasnya dengan AS sebelum pemilihan Presiden AS pada awal November mendatang. Sejumlah pejabat Inggris mengungkapkan, pandemi Covid-19 juga ikut memengaruhi proses ataupun materi negosiasi kedua pihak. Jika pertemuan kedua pihak jadi digelar awal pekan ini, perkembangan-perkembangan terbaru diperkirakan masuk dalam pembahasan.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan AS dan Inggris masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dinegosiasikan dalam upayanya mencapai kesepakatan perdagangan bebas. Hal itu dikatakan Pompeo dalam kunjungannya ke London bulan lalu. ”Putaran ketiga (negosiasi) dijadwalkan akhir bulan (Juli) ini, fokus utama bagi AS adalah melihat kemajuan-kemajuan guna tercapainya kesepakatan secepat mungkin,” kata Pompeo kala itu.
Selama 40 tahun terakhir Inggris tidak memiliki perjanjian perdagangan bilateral karena semua kebijakan perdagangan untuk negara-negara anggota UE dilakukan melalui Brussels. Hal itu membawa konsekuensi Inggris ibarat harus membicarakan kesepakatan dagangnya mulai awal. Terkait pembahasan dengan AS, kedua belah pihak disebutkan bergulat atas masalah kontroversial seperti apakah akan mengizinkan produk pertanian AS masuk ke pasar Inggris.
Robert Lighthizer juga mengecilkan peluang kesepakatan tercapai sebelum November. ”Hal itu akan sangat, sangat cepat. Saya pikir itu tidak mungkin terjadi,” kata Lighthizer pada sidang komite kongres baru-baru ini, menunjukkan bahwa setiap kesepakatan akan memerlukan persetujuan oleh Kongres AS. ”Ini hampir mustahil kecuali para anggota (Kongres) memutuskan mereka ingin melakukan sesuatu yang luar biasa,” katanya.
Pemerintah Inggris mengatakan sedang berupaya untuk melindungi secara ketat layanan publik Inggris, termasuk di bidang Kesehatan. London ingin mempertahankan standar tinggi bagi konsumen dan pekerja, termasuk dalam hal makanan dan kesejahteraan hewan. Hal itu menjadi salah satu poin materi negosiasi dengan Washington. Kubu AS menginginkan akses yang lebih besar ke pasar makanan Inggris, apa pun harga yang harus dibayar. Kondisi itu telah memicu reaksi dari petani dan anggota parlemen Inggris. (AFP)