Jerman Rapatkan Barisan Antisipasi Penarikan 12.000 Tentara
Berlin membangun dukungan Eropa untuk membicarakan isu penarikan sebagian pasukan Amerika Serikat dari Jerman. Berlin ingin Washington tetap mempertahankan kehadiran pasukannya di Jerman dan Eropa.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Berlin, Kamis - Pemerintah nasional Jerman akan mengajak bicara negara-negara bagian yang terpengaruh dengan rencana Amerika Serikat mencabut sedikitnya 12.000 tentaranya dari Jerman. Dari pembicaraan itu diharapkan pemerintah nasional akan bisa menemukan cara pasukan keamanan nasional membantu semua daerah yang akan terdampak.
"Saya akan membahas rencana penarikan AS yang kami sesalkan itu di parlemen," kata Menteri Pertahanan Federal Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (30/7/2020).
Kramp-Karrenbauer mengatakan pemerintah Jerman tidak hanya akan mempertimbangkan kepentingan Jerman tetapi juga Eropa karena kehidupan yang aman dan nyaman sangat tergantung pada upaya Jerman dan Eropa sendiri.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper, Rabu lalu, mengungkapkan rencana penarikan pasukan 6.400 tentara dari Jerman untuk dipulangkan ke AS dan memindahkan sekitar 5.600 tentara ke negara-negara lain di Eropa di tengah-tengah situasi tak enak antara Presiden AS Donald Trump dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Meski demikian, AS akan tetap mempertahankan keberadaan pasukan di Eropa untuk mengatasi ketegangan dengan Rusia.
Proses penarikan dan pemindahan ini tidak murah dan tidak juga mudah karena akan membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun. Separuh pasukan kemungkinan antara lain akan dipindahkan ke Italia. Bahkan ada rencana AS memindahkan markas besar Komando Eropa AS dan Komando Operasi Khusus Eropa dari Stuttgart, Jerman, ke Belgia.
Persetujuan kongres
Meski sudah menimbulkan kekhawatiran di Eropa, sebenarnya rencana AS itu belum pasti juga karena bergantung pada alokasi anggaran dari Kongres. Bahkan ada beberapa anggota parlemen yang tidak setuju. Rencana itu juga bisa jadi tidak akan terlaksana sama sekali jika Trump tidak terpilih lagi dalam pemilihan presiden, November mendatang.
Sejumlah anggota parlemen mengecam rencana Trump karena menguntungkan dinilai Rusia. Sebanyak 22 anggota Partai Republik di Komite Angkatan Bersenjata DPR berkirim surat ke Trump untuk mengingatkan hal itu justru akan membuat agresi Turki menjadi-jadi. Senator Mitt Romney, Republikan dari Utah, juga menilai itu langkah keliru karena melukai Jerman dan dalam jangka panjang juga akan mengganggu kepentingan AS.
Namun, Esper mempertahankan rencana itu dengan alasan akan memperluas strategi menangani Rusia, memperkuat aliansi dengan sekutu-sekutu di Eropa, dan memindahkan kekuatan ke wilayah yang dekat dengan Laut Hitam dan wilayah-wilayah Baltik.
"Kami memindahkan kekuatan dari Eropa tengah, Jerman. AS sudah berada di sana sejak Perang Dunia. AS akan pindah lebih dekat ke Rusia," kata Esper.
Alasan memindahkan pasukan AS itu, kata Trump, semata-mata karena Jerman tidak ikut "membayar tagihan". Negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) telah berjanji akan mendedikasikan 2 persen dari produk domestik bruto mereka untuk anggaran pertahanan keamanan pada 2024. Jerman hanya sekitar 1,4 persen.
"Ini sederhana saja. Mereka bandel. Kalau mereka mau bayar tagihannya, mungkin saya akan pertimbangkan kembali rencana penarikan pasukan," kata Trump.
Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Jerman dalam surat pernyataan bersamanya menyebutkan rencana AS itu belum final dan kemungkinan akan ada sejumlah penyesuaian. Merkel menegaskan pengeluaran anggaran Jerman meningkat sehingga Jerman akan tetap berusaha memenuhi target 2 persen itu.
Jerman selama ini menjadi semacam markas besar atau pusat kendali operasi AS di Timur Tengah dan Afrika. Secara keseluruhan, AS memiliki 47.000 tentara dan personel sipil di Jerman. Sebanyak 36.000 tentara diantaranya bertugas aktif di pangkalan Angkatan Darat dan Angkatan Udara seperti di Pangkalan Ramstein, markas regional. Selain itu terdapat pula 2.600 tentara Garda Nasional dan 12.000 warga sipil.
Penarikan pasukan AS itu bisa berdampak pada perekonomian Jerman karena pasukan AS sudah bermarkas di sana sejak akhir Perang Dunia II. Menteri Dalam Negeri untuk Rhineland-Palatinate, Roger Lewentz, yang menjadi tuan rumah bagi 18.500 tentara AS, mengakui banyak warga akan kehilangan lapangan pekerjaan. (REUTERS/AFP/AP)