Menlu Retno Sampaikan Dua Desakan kepada Pemerintah China
Menlu Retno LP Marsudi menyampaikan dua desakan kepada Pemerintah China terkait kasus perlakuan tidak manusiawi terhadap para WNI anak buah kapal (ABK) yang bekerja di kapal-kapal China dan soal Laut China Selatan.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia menyampaikan dua desakan kepada China. Jakarta meminta Beijing menyelidiki dan menghukum semua pihak yang terlibat dalam dugaan perlakuan tidak manusiawi terhadap warga Indonesia yang menjadi awak kapal China. Indonesia juga meminta China berkontribusi positif pada kestabilan dan perdamaian Asia Tenggara, khususnya Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyampaikan desakan itu kepada Menlu China Wang Yi lewat telekonferensi virtual, Kamis (30/7/2020). Retno menekankan, Indonesia ingin China melakukan investigasi menyeluruh dan menghukum pihak-pihak terkait perlakuan tidak manusiawi terhadap anak buah kapal (ABK) asal Indonesia. ”Seperti Indonesia telah menghukum pihak-pihak terkait di Indonesia,” ujarnya, Kamis (30/7/2020), di Jakarta.
Kepolisian Negara RI telah menahan sejumlah pihak yang diduga terkait pengiriman WNI untuk menjadi awak di kapal-kapal ikan China. Sebagian WNI diketahui tewas dan diduga karena penyiksaan serta perlakuan tidak manusiawi.
Kepada Wang, Retno menyampaikan secara terperinci tentang kondisi WNI yang menjadi awak kapal-kapal ikan China. ”Saya meminta laporan ini ditindaklanjuti secara transparan agar kejadian serupa tidak terjadi di masa mendatang,” ujarnya.
Bukan kali ini saja Jakarta minta Beijing menginvestigasi secara menyeluruh atas dugaan pelanggaran hak WNI di kapal-kapal China. Beberapa waktu lalu, Indonesia menyampaikan desakan serupa selepas kasus Long Xin.
Selain meminta penyelidikan, Indonesia juga telah meminta China memastikan hak-hak WNI ABK itu dipenuhi. Sebagian pekerja migran ABK itu terpaksa pulang tanpa menerima imbalan sesuai yang dijanjikan dalam kontrak. Mereka terpaksa pulang karena mendapat perlakuan tidak manusiawi selama bekerja. Dalam keterangan kepada penyidik, mereka antara lain mengaku dipaksa bekerja belasan jam per hari, kerap dipukul, dan kurang istirahat.
Selepas kasus Long Xin, praktik sejenis masih berlangsung. Polri menangkap sejumlah orang selepas penyelamatan beberapa WNI dari kapal ikan China. Diperkirakan, sedikitnya 100 WNI tersebar di berbagai kapal ikan China.
Isu Laut China Selatan
Selain soal ABK, Retno dan Wang Yi membahas soal stabilitas dan keamanan kawasan. Retno mengingatkan bahwa China meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982. China juga mengaksesi Traktat Kerja Sama dan Persahabatan ASEAN dan negara mitra. Selain itu, ASEAN juga mempunyai prinsip tentang Asia Tenggara sebagai kawasan bebas, aman, dan netral (ZOPFAN).
Retno menekankan bahwa tiga hal itu membuat China diharapkan ikut aktif menjaga stabilitas, keamanan, dan perdamaian kawasan. ”Stabilitas kawasan dapat terpelihara jika semua negara menghormati dan menerapkan hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982,” ujarnya.
Sebagai pengakses TAC ASEAN, Beijing diingatkan untuk menghormati prinsip-prinsip kerja sama dan persahabatan di kawasan. China dan negara lain juga diajak untuk selalu mengedepankan dialog dan menghormati hukum internasional.
Menangapi Retno, Wang mengatakan bahwa China adalah peratifikasi UNCLOS 1982. Karena itu, Beijing akan selalu berpegang pada konvensi itu dan hukum internasional lain.
Penanggulangan pandemi
Retno dan Wang juga membahas soal pandemi Covid-19. Pembahasan itu fokus pada kerja sama pengembangan obat dan vaksin serta pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi. Indonesia dan China kini bekerja sama untuk mengembangkan vaksin Covid-19 melalui Bio Farma dan Sinovac. ”Sembari menunggu uji klinis selesai, harus mulai dibahas persiapan tahap selanjutnya, yakni terkait produksi,” kata Retno.
Bio Farma telah menyatakan, mereka tengah meningkatkan kapasitas produksi dari 100 juta menjadi 250 juta dosis per tahun. Selain itu, Bio Farma dan sejumlah pihak di Indonesia tengah menyiapkan uji klinis tahap 3 untuk calon vaksin yang dikembangkan Sinovac, perusahaan farmasi China, di Kota Bandung, Jawa Barat, awal Agustus mendatang.
Retno dan Wang sepakat untuk terus mengawal kerja sama para pihak di kedua negara untuk pengembangan vaksin dan obat Covid-19. Mereka juga setuju untuk terus menjaga rantai pasok bahan baku obat dan vaksin.