Menjaga kesehatan mental selama masa-masa pandemi sama pentingnya seperti menjaga kesehatan fisik.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
LONDON, RABU —Isu kesehatan mental sama pentingnya dengan isu kesehatan fisik. Setiap orang pasti pernah atau sedang mengalami masalah dengan kesehatan mental. Langkah awal terpenting yang harus dilakukan untuk menyembuhkan mental adalah dengan menerima terlebih dahulu kondisi yang ada, mau terbuka, dan membicarakan persoalan yang sedang mengganggu.
Cucu Ratu Elizabeth, Pangeran William, menekankan hal itu ketika berbincang-bincang di podcast BBC bersama mantan pemain bola Inggris, Peter Crouch, Rabu (29/7/2020). Program acara ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu kesehatan mental. Pernyataan tertulis dari Kensington Palace menyebutkan, selama ini William memanfaatkan popularitas sepak bola untuk kampanye kesehatan mental.
”Membicarakan kondisi kesehatan mental kita ini justru menunjukkan kekuatan kita, bukan kelemahan. Kalau merasa sedang tidak sehat atau ada sesuatu yang mengganggu, bicarakan saja. Tidak apa-apa,” kata William.
Selama beberapa tahun terakhir, kampanye kesehatan mental William itu mencoba mengajak orang untuk mau berbicara melalui program amal Heads Together. Kampanye kesehatan mental William yang bekerja sama dengan sepak bola Inggris ini kini menjadi nama pertandingan sepak bola, Heads Up FA Cup Final, yang akan dimulai Sabtu mendatang.
Pandemi
Kampanye ini gencar dilakukan karena William khawatir dengan kondisi psikologis masyarakat pada masa pandemi Covid-19, terutama saat kebijakan karantina berlaku dan memaksa masyarakat tinggal di rumah saja selama beberapa bulan. ”Kita pasti mengalami masa yang sulit dan pertandingan sepak bola ini bisa mempromosikan kesehatan mental, mental positif, bagi semua,” kata William.
Direktur Eksekutif Asosiasi Sepak Bola Inggris Mark Bullingham mengakui, isu kesehatan mental saat ini menjadi sangat penting, tetapi sayang tidak banyak yang mau terbuka dan membicarakannya. ”Kami berharap mengubah nama FA Cup ini akan bisa memancing diskusi mengenai isu kesehatan mental,” ujarnya.
Pengalaman
Kampanye kesehatan mental ini gencar dilakukan William karena ia pun pernah mengalami masa-masa sulit ketika ibunya, Putri Diana, meninggal. Bahkan, ketika anaknya lahir pun, kata William, trauma kehilangan ibunya itu muncul kembali. Pengalaman buruk dan traumatis, seperti kehilangan orangtua, itu senantiasa muncul. William menceritakan pengalamannya itu saat diwawancarai BBC, Kamis, bersama mantan pemain bola profesional Marvin Sordell.
”Mempunyai anak, bagi saya, paling mengubah hidup saya. Kalau pernah mengalami sesuatu yang traumatis dalam hidup, pasti akan muncul lagi,” ujar William yang memiliki tiga anak.
Saat Diana meninggal, William berusia 15 tahun dan Pangeran Harry 12 tahun. Diana meninggal dalam kecelakaan mobil di Paris, Perancis, tahun 1997. Pada waktu itu, William menggambarkan rasa sakitnya melebihi rasa sakit apa pun.
Kampanye kesehatan mental ini membawa William ke beberapa daerah dan berbicara dengan para atlet muda sambil mempromosikan program Heads Up. Saat berkunjung ke West Bromwich Albion Football Club, William berbicara dengan para pemain yang pernah memiliki pengalaman orang terdekatnya bunuh diri.
William mengakui, kasus bunuh diri ini paling menyakitkan, terutama bagi keluarga yang ditinggalkan karena banyak pertanyaan yang tidak terjawab. William juga mengatakan, laki-laki pada umumnya tidak mau atau tidak bisa terbuka dan membicarakan masalah bunuh diri. ”Saya berharap ini berubah. Kalau angka bunuh diri bisa turun, setidaknya kampanye ini berhasil,” ujarnya. (REUTERS/AFP/AP)