Amerika Serikat dan Australia memperkuat kerja sama untuk menahan laju pengaruh China di kawasan Asia-Pasifik. Meskipun demikian, Australia tetap menjaga hubungan baik dengan China.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
WASHINGTON, RABU — Sikap dan perilaku China di kawasan Asia Pasifik dinilai oleh sejumlah pihak semakin agresif. Tak heran apabila kemudian negara besar, seperti Amerika Serikat, dan sekutu terdekatnya di kawasan, yaitu Australia, berupaya mencari cara untuk menahan ”laju” China di kawasan. Salah satu caranya dengan memperkuat kerja sama militer AS dan Australia.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, Menteri Pertahanan AS Mark Esper, Menlu Australia Marise Payne, dan Menhan Australia Linda Reynolds sependapat bahwa China telah melanggar norma-norma internasional di Laut China Selatan (LCS) seusai pertemuan dua hari di Washington, AS, Selasa (28/7/2020).
Menhan AS Mark Esper memuji partisipasi lima kapal perang Australia saat latihan bersama dengan kapal induk AS dan kapal perusak Jepang, pekan lalu. Latihan bersama ini diharapkan bisa menunjukkan kepada China bahwa AS dan Australia akan menggunakan cara apa pun untuk menjaga dan mempertahankan hak-hak sekutu-sekutunya.
Menhan Australia Linda Reynolds bersedia bekerja sama dengan AS di berbagai bidang pertahanan, termasuk perang hipersonik, elektronik, dan berbasis ruang angkasa. Ini perkembangan baru karena tahun lalu Australia tidak mau dijadikan pangkalan rudal jarak menengah AS.
Meski Australia bergantung pada perdagangan dengan China, pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison tetap mendukung AS. Australia selalu mendukung AS dalam setiap peperangan besar sejak Perang Dunia I. Kini, Australia juga mendukung AS menekan China, tak hanya soal LCS, tetapi juga mendesak penyelidikan internasional tentang asal-usul Covid-19 di China.
Pompeo memuji sikap Morrison yang berani menentang China yang bertindak seperti memaksa Australia memenuhi semua keinginan China. ”China mengancam Australia dengan memakai isu ekspor dan mahasiswa China di Australia. Ini tidak bisa dibenarkan,” ujarnya.
Pompeo juga memuji Australia yang menangguhkan perjanjian ekstradisi dengan Hong Kong. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump juga akan melakukan hal serupa setelah China memberlakukan kebijakan keamanan yang baru terhadap Hong Kong. ”Kami akan bersikap tegas dan mendukung rekan kami untuk menghadapi China yang mengikis kebebasan di Hong Kong,” kata Payne.
Jangan ganggu
Saat AS dan Australia bertemu, Menlu China Wang Yi juga berbicara dengan Perancis dan menuding AS sengaja memprovokasi konfrontasi. Juru bicara Kemlu China, Wang Wenbin, memperingatkan, pertemuan AS dan Australia itu semestinya tidak menyasar pihak ketiga atau mengganggu kepentingan pihak ketiga.
Meski AS berulang kali memuji Australia, Payne mengingatkan, hubungan Canberra dan Beijing tetap penting dan Australia tidak berniat sama sekali melukai itu. Payne juga menegaskan, Australia tetap memiliki pendirian sendiri, tidak selalu setuju dengan China dan tidak juga dengan AS. ”Hubungan kami dengan China juga penting. Kami tidak akan merusak itu dan tidak juga mengorbankan kepentingan kami,” ujarnya.
Ketika berunding dengan AS, Australia tetap mengedepankan kepentingan dan keamanan dalam negeri. Itu pula yang dilakukan Australia saat berbicara dengan China. Australia tidak mau seperti pelanduk mati di tengah. Di satu sisi, AS selama ini merupakan sekutu penting bagi Australia. Sementara China merupakan rekan dagang terbesar Australia.
Hubungan Australia dan China pun kini sedang tak baik karena Australia ikut mendesak agar China diselidiki terkait penanganan Covid-19. China marah dengan Australia, lalu memberlakukan pajak pada produk jelai Australia yang masuk China. China juga menangguhkan impor daging Australia serta melarang mahasiswa dan wisatawan China untuk datang ke Australia. (REUTERS/AFP/AP)