Puluhan Pengungsi Rohingya Dikhawatirkan Tenggelam di Malaysia
Hanya satu pengungsi Rohingya tiba di pantai Malaysia, sementara nasib puluhan rekannya tidak diketahui.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
KUALA LUMPUR, MINGGU — Nor Hossain dikhawatirkan menjadi satu-satunya pengungsi Rohingya yang selamat dari sebuah perahu berpenumpang sedikitnya 24 orang pencari suaka yang mengalami masalah saat berlayar di lepas pantai Malaysia, dekat Thailand. Penjaga pantai Malaysia sudah berusaha mencari perahu ataupun para penumpangnya, tetapi tidak berhasil. Belum diketahui apa yang terjadi pada perahu itu.
Kepala penjaga pantai untuk Negara Bagian Kedah dan Perlis, Malaysia, Mohamad Zawawi Abdullah, menjelaskan, Nor Hossain (27) ditahan polisi setelah berhasil berenang sampai ke pantai di kawasan resor Pulau Langkawi.
”Informasi dari polisi menyebut ada migran ilegal Rohingya loncat dari perahu berpenumpang 24 orang. Sepertinya ia satu-satunya orang yang berenang dan selamat sampai ke pantai,” kata Zawawi, Minggu (26/7/2020).
Zawawi telah menyebarkan informasi ini ke pihak-pihak lain, termasuk masyarakat nelayan. Pemerintah Thailand juga telah diberi tahu dan dimintai bantuan untuk melakukan pencarian. Bulan lalu, Malaysia menahan 269 warga Rohingya yang berhasil sampai di Langkawi. Pada waktu itu disebutkan 269 orang tersebut dipindahkan dari kapal yang lebih besar. Mayoritas penumpangnya dikhawatirkan tewas dan dibuang ke laut setelah berlayar selama empat bulan.
Malaysia yang mayoritas berpenduduk Muslim selama ini menjadi tujuan yang paling dipilih warga etnis Rohingya untuk menyelamatkan diri dari kekerasan di Myanmar. Pemerintah Malaysia juga selama ini menerima mereka dengan tangan terbuka. Namun, selama beberapa bulan terakhir ini atau sejak pandemi Covid-19 melanda, Malaysia menutup pintunya. Alasannya, khawatir akan terjadi penyebaran Covid-19.
Banyak dari sekitar 700.000 warga Rohingya, yang melarikan diri dari kekerasan militer Myanmar tiga tahun lalu, berusaha meninggalkan kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak di Distrik Cox\'s Bazar, Bangladesh. Mereka menggunakan perahu-perahu menuju ke Malaysia dan Indonesia.
Sejak pandemi Covid-19, Malaysia menambah jumlah patroli maritim untuk menghentikan perahu-perahu warga Rohingya di perairan agar tak sampai berlabuh di pantai. Banyak perahu yang disuruh putar balik dan diminta kembali ke lokasi asal. Ini memicu protes dari kelompok-kelompok pejuang hak asasi manusia.
Malaysia tidak mengakui status pengungsi. Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, bulan lalu, menyatakan, Malaysia tidak bisa menerima warga Rohingya lagi karena tengah bergelut menangani pandemi Covid-19. (REUTERS/AFP/LUK)