Spanyol Dikeluarkan dari Daftar ”Negara Aman” Covid-19
Gelombang infeksi kedua Covid-19 bisa menghancurkan upaya negara untuk membangkitkan kembali perekonomiannya. Untuk itu, disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan penting dilakukan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
LONDON, MINGGU — Spanyol tidak lagi menjadi ”negara aman” untuk dikunjungi. Semua pelancong yang masuk wilayah Inggris Raya dari Spanyol harus menjalani karantina mandiri selama 14 hari menyusul lonjakan kasus Covid-19 di ”Negeri Matador” tersebut.
Peraturan yang mulai berlaku pada Sabtu (25/7/2020) dini hari ini menjadi pukulan bagi pariwisata Spanyol yang sedang bangkit dari pandemi dan maskapai penerbangan yang kembali beroperasi.
”Spanyol akan dikeluarkan dari daftar negara yang bebas karantina karena peningkatan kasus Covid-19 di sana dalam beberapa hari terakhir,” demikian pernyataan Pemerintah Skotlandia, Sabtu (25/7/2020).
”Keputusan ini, yang juga diberlakukan Pemerintah Irlandia Utara dan Wales, dibuat untuk mengurangi risiko penularan virus korona oleh mereka yang datang dari Spanyol,” tambah pernyataan itu.
Setiap negara yang tergabung dalam Inggris Raya, yaitu Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, memiliki kebijakannya masing-masing dalam soal Covid-19. Sering kali kebijakan yang diterapkan seragam.
Kementerian Kesehatan dan Transportasi Inggris belum berkomentar soal kebijakan ini. Menurut seorang juru bicara, Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps harus menjalani karantina karena saat ini berada di Spanyol untuk berlibur. Kementerian Luar Negeri Spanyol dan Kantor Perdana Menteri Spanyol juga belum memberikan tanggapan.
Agen perjalanan wisata terbesar di Eropa, TUI, menyampaikan, pihaknya membatalkan semua keberangkatan ke Spanyol. ”Kami sangat kecewa karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya, apalagi banyak warga Inggris yang berwisata ke sana pada akhir pekan,” kata Direktur TUI Andrew Flintham.
Sementara itu, maskapai penerbangan EasyJet dan British Airways mengatakan, mereka tidak berencana untuk membatalkan penerbangan ke Spanyol dalam beberapa hari ke depan.
Wilayah Canary dan Kepulauan Balearic di Spanyol tidak termasuk daerah yang harus dihindari warga Inggris. Namun, wisawatan asal Inggris yang baru pulang dari daerah itu tetap harus menjalani karantina.
Sebelum Inggris, peraturan serupa juga diberlakukan oleh beberapa negara Eropa lain setelah kasus Covid-19 di Spanyol naik.
Pada Jumat (24/7/2020), Norwegia menyatakan akan kembali memberlakukan kebijakan karantina 10 hari bagi siapa pun yang tiba dari Spanyol. Sementara Perancis mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke wilayah Timur Laut Spanyol, Catalonia.
Editor Sunday Times, Tim Shipman, menulis di Twitter Sabtu pagi, ”Gelombang kedua Covid-19 di sana telah mengubah keputusan mengeluarkan Spanyol dari daftar negara aman.”
Daftar negara aman adalah daftar negara-negara yang menurut Pemerintah Inggris aman untuk berwisata. Artinya, warga Inggris yang pulang setelah mengunjungi Spanyol tidak perlu menjalani karantina. Peraturan karantina ini membuat orang-orang menghindari liburan ke negara-negara yang ”tidak aman.”
Berdasarkan data Institut Statistik Nasional Spanyol, wisatawan asal Inggris merupakan penyumbang pariwisata terbesar Spanyol yang berkontribusi 12 persen terhadap produk domestik bruto. Tahun lalu, 83,7 juta wisatawan berkunjung ke Spanyol yang 18 juta di antaranya berasal dari Inggris.
Pada Jumat (24/7/2020), Menteri Luar Negeri Spanyol Arancha Gonzalez Laya berkeras bahwa negaranya aman untuk dikunjungi. Kepada CNN ia mengatakan bahwa seperti banyak negara di dunia yang telah mengendalikan Covid-19, Spanyol juga mengalami pandemi, tetapi pemerintah nasional dan regional langsung cepat mengisolasi kasus positif begitu teridentifikasi.
Spanyol merupakan salah satu negara yang paling parah terdampak pandemi dengan lebih dari 290.000 kasus Covid-19 dan lebih dari 28.000 kasus meninggal. Negara ini menerapkan penutupan yang ketat untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Awal musim panas ini, kebijakan penutupan perlahan mulai dicabut.
Akan tetapi, dalam beberapa minggu terakhir terjadi lonjakan kasus di wilayah Catalonia yang di dalamnya termasuk daerah tujuan wisata, seperti Barcelona. Pada Sabtu kemarin, sebanyak 1.493 kasus baru dan tiga kasus meninggal akibat Covid-19 dilaporkan. Pemerintah regional setempat telah mengimbau warga Barcelona untuk tetap tinggal di rumah.
Otoritas setempat juga telah memerintahkan semua diskotek, bar, restoran, dan kasino di Catalonia untuk tutup selama 15 hari ke depan.
Inggris juga merupakan salah satu negara di Eropa yang paling parah terdampak pandemi dengan 328.000 kasus dan kasus meninggal 45.0000. (REUTERS)