Balas AS, China Perintahkan Konsulat AS di Chengdu Ditutup
Beijing pada Jumat (24/7/2020) memerintahkan AS menutup konsulat jenderalnya di kota Chengdu. Perintah itu adalah respon langkah serupa yang dilakukan Washington atas perwakilan China di Houston pada tengah pekan ini.
Oleh
BENNY D KOESTANTO dan B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
BEIJING, JUMAT Relasi Washington dan Beijing kian meruncing. Kecewa dengan langkah Amerika Serikat yang meminta China menutup konsulatnya di Houston, Texas, AS, dalam waktu 78 jam, kini China mengambil langkah serupa. Beijing pada Jumat (24/7/2020) meminta Washington agar menutup konsulatnya di Chengdu, China.
”Tindakan yang diambil China adalah tanggapan yang sah dan perlu untuk tindakan yang tidak dapat dibenarkan (yang telah diambil) Amerika Serikat,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, Jumat, di Beijing.
Buruknya relasi China-AS saat ini, menurut Wang Wenbin, bukanlah apa yang diinginkan oleh kedua belah pihak. ”Amerika Serikat bertanggung jawab atas semua ini,” kata Wang. ”Kami sekali lagi mendesak Amerika untuk segera menarik kembali keputusan yang salah dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk membawa hubungan bilateral kembali ke jalurnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Wang mengatakan, beberapa personel konsulat AS ikut campur dalam urusan dalam negeri China dan merugikan kepentingan keamanan China. Namun, Wang tidak memberi rincian atas pernyataannya itu. Wang hanya mengatakan, Beijing telah beberapa kali mengeluhkan hal itu kepada Washington.
Sementara itu, saat menggelar pertemuan melalui video dengan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, Menteri Luar Negeri China Wang Yi masih berharap AS dan China dapat menjalin relasi dan kerja sama yang setara, dan saling menghormati.
Diberitakan sebelumnya, AS meminta China menutup konsulatnya di Houston. Washington menuding perwakilan China itu diduga menjadi pusat spionase Beijing di AS. Presiden AS Donald Trump dalam penjelasan kepada media di Gedung Putih, Rabu (22/7), mengatakan, perintah penutupan itu terkait dengan adanya ”api” di dalam gedung konsulat. ”Saya berpikir mereka tengah membakar sejumlah dokumen atau kertas. Dan, bertanya-tanya apa isi dokumen yang dibakar itu,” kata Trump.
Senator asal Partai Republik, Marco Rubio, menyebut konsulat China di Houston itu sebagai simpul utama dari jaringan mata-mata Partai Komunis China di AS. China membantah semua tuduhan tersebut, dan mengatakan tuduhan itu sebagai fitnah keji pada Beijing.
Perintah penutupan konsulat China di Houston itu muncul sehari setelah Departemen Kehakiman AS mengumumkan dakwaan atas dua warga negara China karena dituduh meretas ratusan perusahaan dan berusaha mencuri penelitian vaksin Covid-19. Departemen Kehakiman AS kemudian mengumumkan dakwaan terhadap empat peneliti China pada hari Kamis (23/7). Empat orang itu didakwa berbohong tentang hubungan mereka dengan Tentara Pembebasan Rakyat China. Ada satu warga China lainnya yang lolos dari penangkapan dan berlindung di konsulat China di San Francisco.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS pada hari Jumat mengirimkan pemberitahuan yang memperingatkan warga AS di China tentang risiko penahanan sewenang-wenang.
Dinamika
Victor Shih, profesor ilmu politik di UC San Diego, menilai keputusan China untuk menargetkan Chengdu, dan bukan salah satu dari perwakilan Amerika yang lebih tinggi, mengindikasikan Beijing berusaha untuk menghindari dinamika hubungan yang lebih keras. "Untuk saat ini, tampaknya China telah memilih untuk menanggapi secara proporsional (langkah Washington) dan tidak menanggapi secara luar biasa yang akan semakin memanaskan hubungan bilateral dan mengundang pembalasan AS," kata Shih.
Kondisi itu menjadi pertimbangan kedua belah pihak. “Respon itu memungkinkan kedua belah pihak untuk mengambil napas dalam eskalasi ini, dan memberikan ruang bagi pemerintahan Trump untuk menilai lebih lanjut jenis hubungannya (dengan China) selaku mitra dagang terbesar AS dalam proyeksi tekanan ekonomi saat-saat ini,” imbuh Shih.
Investor dan pelaku pasar di pasar saham China langsung menunjukkan reaksinya. Indeks-indeks saham utama di China turun. Indeks saham Shanghai jatuh hampir empat persen dan indeks saham Shenzhen bahkan anjlok lima persen. Pasar saham di China telah menunjukkan tren kenaikan dalam beberapa pekan sebelumnya.
China sendiri tidak menjelaskan tenggat waktu kapan Konsulat AS di Chengdu harus ditutup. Pada Jumat malam suasana di sekitar konsulat itu sunyi. Siaran langsung oleh CCTV, televisi milik Pemerintah China hanya menunjukkan penjaga kompleks itu terlihat di pintu masuk kompleks konsulat itu. (AP/AFP/REUTERS)