Erdogan Bergabung dengan Para Jemaah Gelar Shalat Pertama di Hagia Sophia
Hagia Sophia, bangunan bersejarah yang dibangun tahun 537 Masehi, untuk pertama kali digunakan sebagai tempat shalat Jumat setelah hampir sembilan dekade berfungsi sebagai museum.
Oleh
Mahdi Muhammad dan MH Samsul Hadi
·4 menit baca
ISTANBUL, JUMAT — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergabung bersama para jemaah menunaikan shalat Jumat di Hagia Sophia di Istanbul, Jumat (24/7/2020). Ini merupakan ibadah shalat pertama sejak bangunan bersejarah, yang sebelumnya museum, itu dideklarasikan Erdogan sebagai masjid lagi.
Erdogan dan sejumlah menteri utamanya, dengan mengenakan masker warna putih sebagai upaya pencegahan dari penularan Covid-19, bersujud di atas karpet warna biru bagian dalam Hagia Sophia. Mereka mendapat posisi pada barisan terdepan di dekat mimbar.
Kantor berita Turki, Anadolu, melaporkan bahwa sebelum rangkaian ibadah shalat Jumat dimulai, Erdogan membacakan Al Quran, yaitu surat Al-Fatihah dan Al-Baqarah. Setelah itu, empat muazin mengumandangkan azan dari empat menara. Sekitar pukul 13.45 waktu setempat, khatib menyampaikan khutbah dan dilanjutkan shalat Jumat. Kepala Otoritas Keagamaan Turki, Ali Erbas, memimpin shalat Jumat tersebut.
Sebagian jemaah, termasuk menantu Erdogan yang juga Menteri Keuangan Berat Albayrak, terlihat merekam suasana dengan telepon seluler mereka. Tidak semua jemaah bisa melaksanakan shalat Jumat di dalam ruangan. Banyak jemaah diarahkan untuk melaksanakan shalat Jumat di halaman dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak dan menggunakan masker.
”Kami hari ini mengakhiri 86 tahun penantian,” ujar Sait Colak, seorang pria jemaah, merujuk pada hampir sembilan dekade Hagia Sophia ditetapkan sebagai museum. ”Berkat presiden kami dan keputusan pengadilan, hari ini kami bisa menunaikan shalat Jumat di Hagia Sophia.”
Hagia Sophia mulai dibangun pada tahun 537 M saat era dinasti Bizantium sebagai Gereja Katedral Katolik Timur (Ortodoks). Bangunan itu kemudian dijadikan masjid setelah Turki menaklukkan Konstantinopel pada 1453 M. Kemudian, Presiden Turki modern pertama, Mustafa Kemal Ataturk, mengubah status Hagia Sophia dari masjid ke museum pada tahun 1934.
Pada 10 Juli lalu, Erdogan langsung mengubah status bangunan bersejarah itu dari museum kembali menjadi masjid setelah pengadilan setempat menganulir keputusan Kemal Ataturk. Erdogan, seperti dikutip Anadolu, Sabtu (11/7/2020), menegaskan bahwa keputusan tentang status Hagia Sophia merupakan hak dan harapan negara Turki.
Selamat shalat Jumat berlangsung, aparat keamanan berjaga-jaga. Untuk menjaga ketertiban dan keamanan, polisi mendirikan beberapa pos pemeriksaan di sekeliling bangunan bersejarah itu. Shalat Jumat itu disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi milik pemerintah, TRT.
Namun, halaman gedung sepertinya tidak bisa menampung jumlah jemaah yang terus berdatangan sejak menjelang pelaksanaan shalat Jumat. Jemaah meluber hingga ke jalan-jalan di sekitar Hagia Sofia dan protokol kesehatan pun tampaknya tidak berlaku lagi. Sebagian dari mereka sudah datang sejak malam sebelumnya dan mendirikan tenda di sana.
Puluhan jemaah menerobos salah satu pos penjagaan polisi menuju Hagia Sophia. Media Turki melaporkan, meski sudah diimbau agar mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19, sebagian jemaah mengabaikannya. Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya mengumumkan, otoritas menghentikan jemaah untuk memasuki area sekitar kompleks Hagia Sophia setelah area itu tak mampu lagi menampung jemaah. Melalui akun Twitter-nya, Yerlikaya mengatakan, Hagia Sophia akan dibuka untuk kegiatan shalat hingga Sabtu pagi.
Terbuka bagi non-Muslim
Turki berjanji akan melindungi artefak-artefak di dalam Hagia Sophia. Bangunan ini juga terbuka untum kunjungan warga Muslim dan non-Muslim di luar jam-jam shalat. Selama shalat berlangsung, mosaik-mosaik bercorak Kristiani, termasuk gambar Bunda Maria dan Yesus, akan ditutup dengan tirai berwarna putih. Tirai penutup mosaik-mosaik bercorak Kristiani itu akan kembali dibuka di luar jam shalat.
Keputusan Erdogan mengubah status Hagia Sophia itu memantik kritik sejumlah kalangan internasional. Pemerintah Yunani dan Amerika Serikat memprotes keputusan itu. Erdogan menyatakan, status Hagia Sophia adalah urusan internal negaranya. Ia meminta negara-negara lain menghormati keputusan Turki.
Sejak Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pimpinan Erdogan memenangi pemilu Turki pada tahun 2002, Erdogan mengubah wajah Turki modern yang sekuler untuk memenuhi aspirasi basis pendukungnya yang sebagian besar dari kalangan konservatif.
Sejumlah pakar menyebut keputusan Erdogan mengubah status Hagia Sophia sebagai upaya membangkitkan kembali dukungan kelompok konservatif dan nasionalis di tengah kemunduran ekonomi Turki, terutama setelah pandemi Covid-19. Beberapa jajak pendapat menyebutkan, partai AKP yang dipimpinnya juga mulai kehilangan dukungan. (AP/AFP/REUTERS)