Membatasi aktivitas di luar rumah agar tidak tertular virus korona sangat krusial. Sebab, begitu positif tertular, anggota keluarga di rumah akan lebih mudah tertular.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
SEOUL, RABU — Ahli epidemiologi Korea Selatan menemukan bahwa kontak erat anggota keluarga di rumah lebih memudahkan terjadinya penularan Covid-19 dibandingkan kontak dengan pasien positif di luar anggota keluarga. Oleh karena itu, membatasi aktivitas di luar rumah untuk mencegah munculnya kasus positif di keluarga menjadi penting.
Hasil penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal Emerging Infectious Diseas milik Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat, 16 Juli 2020. Studi ini dilakukan dengan menganalisis 59.073 kontak kasus dari 5.706 ”pasien indeks” Covid-19. Hasilnya, peluang terjadinya penularan di tingkat rumah tangga enam kali lebih besar daripada penularan di luar rumah tangga.
Berdasarkan analisis, para peneliti menemukan bahwa hanya dua dari 100 orang positif atau 1,9 persen tertular dari kontak mereka di luar anggota keluarga. Sementara satu dari 10 orang positif atau 11,8 persen tertular dari anggota keluarganya sendiri. Berdasarkan kelompok umur, penularan di rumah tangga lebih tinggi jika kasus Covid-19 pertamanya adalah remaja atau warga lansia berusia 60-70 tahunan.
”Ini mungkin disebabkan karena remaja, yang sedang memerlukan dukungan dan perlindungan, memiliki kontak yang lebih erat dengan anggota keluarga mereka,” kata Jeong Eun-kyeong, Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Korea Selatan sekaligus salah satu peneliti dalam studi tersebut.
Sementara menurut Choe Young-june, Asisten Profesor di Hallym University College of Medicine, anak berusia di bawah sembilan tahun kemungkinan menjadi ”pasien indeks” sangat kecil. Tidak seperti orang dewasa, anak dengan Covid-19 juga cenderung tidak menunjukkan gejala sehingga sulit mengidentifikasi indeks kasusnya dalam kelompok umur itu.
Meskipun kecil, secara statistik, studi ini memperlihatkan bahwa proporsi penularan dari ”pasien indeks” berusia 0-9 tahun di rumah tangga sebesar 5,3 persen atau masih lebih tinggi daripada penularan dari orang di luar rumah tangga.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa anak-anak yang tertular virus korona di luar rumah bisa menularkan virus itu di rumah dengan lebih mudah. Dengan kata lain, ada risiko penularan yang signifikan oleh anak-anak jika mereka sudah kembali masuk sekolah. Itu sebabnya banyak sekolah yang memilih menggelar proses belajar-mengajar secara daring. Banyak juga orangtua yang menjajaki home schooling.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, jumlah kasus yang dievaluasi mungkin lebih sedikit daripada kenyataannya karena kasus-kasus positif tanpa gejala tidak teridentifikasi. Kedua, peneliti tidak bisa menilai perbedaan tingkat penularan yang sesungguhnya antara di dalam rumah dan di luar rumah tangga.
Meski demikian, besaran sampel yang dipakai dalam studi ini terbilang banyak dan mewakili mayoritas pasien Covid-19 saat awal wabah di Korea Selatan. Data yang dipakai dalam studi itu dikumpulkan pada 20 Januari-27 Maret 2020 ketika kasus Covid-19 di Korea Selatan bertambah secara eksponensial.
Peneliti juga menyampaikan bahwa pola penularan Covid-19 serupa dengan dengan penyakit pernapasan lain yang disebabkan oleh virus. (REUTERS)