Calon Vaksin dari Oxford-AstraZeneca Menggembirakan
Satu demi satu calon vaksin Covid-19 menunjukkan hasil positif dalam uji klinis, salah satunya yang dikembangkan oleh University of Oxford dan AstraZeneca.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
LONDON, SELASA — Hasil awal uji klinis tahap I dan II calon vaksin Covid-19 yang dikembangkan University of Oxford dan perusahaan farmasi AstraZeneca menggembirakan. Calon vaksin ini aman digunakan dan mampu memunculkan respons imun yang kuat.
Hasil awal dari uji klinis tersebut sudah dipublikasikan di jurnal kesehatan the Lancet, Senin (20/7/2020). Calon vaksin itu mampu merangsang respons sel T (sel darah putih yang dapat menyerang sel yang terinfeksi virus SARS-CoV-2) dalam waktu 14 hari setelah vaksinasi dan respons antibodi dalam waktu 28 hari.
Partisipan yang menerima calon vaksin ini memiliki antibodi penetral yang dapat dideteksi. Hal ini ditemukan selama penelitian berlangsung dan menurut para peneliti, merupakan hal penting untuk perlindungan terhadap virus. Respons antibodi tersebut terlihat paling kuat setelah partisipan diberi dosis tambahan.
Wakil Presiden Eksekutif Penelitian dan Pengembangan Biofarmasi AstraZeneca, Mene Pangalos, mengatakan, meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, data ini meningkatkan kepercayaan diri mereka bahwa vaksin dapat berfungsi.
”Kami pun dapat melanjutkan rencana untuk memproduksi vaksin dalam skala besar yang dapat diakses secara luas dan merata di seluruh dunia.”
Setelah melalui tahap I dan II, uji klinis dilanjutkan ke tahap III yang melibatkan lebih banyak partisipan. Namun, karena kasus Covid-19 di Inggris terus menurun, uji klinis tahap III yang akan menguji efikasi calon vaksin ini dilakukan di Brasil dan Afrika Selatan yang masih memiliki banyak kasus Covid-19. Uji klinis yang sama juga akan dilakukan di AS.
”Yang terpenting adalah kita mendapatkan cukup partisipan untuk memutuskan apakah calon vaksin ini mampu mencegah Covid-19 dan tetap aman,” kata John Bell, Guru Besar Kedokteran dari University of Oxford, kepada BBC Radio. ”Kami berharap partisipan di Brasil dan Afrika Selatan akan mampu memberikan kami data.”
Untuk mendukung uji klinis kandidat vaksin Covid-19, Pemerintah Inggris pun telah mengalokasikan dana Rp 1,6 triliun untuk percepatan pengembangan vaksin tersebut.
Menteri Bisnis Inggris Alok Sharma mengatakan, hasil uji klinis tersebut membawa Inggris selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin yang dapat melindungi jutaan orang di Inggris dan di seluruh dunia. ”Kecepatan penelitian oleh para ahli di University of Oxford sangatlah mengagumkan. Saya sangat bangga dengan apa yang telah mereka capai sejauh ini,” ujarnya.
Melalui kerja sama dengan Pemerintah Inggris, AS, Aliansi Vaksin Inklusif Eropa (IVA), Koalisi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), Gavi, dan Serum Institute of India, AstraZeneca optimistis dan berkomitmen untuk memasok lebih dari dua miliar dosis vaksin Covid-19.
Saat ini belum ada vaksin untuk Covid-19 yang disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, calon vaksin dari Oxford-AstraZeneca ini merupakan salah satu yang pengembangannya terdepan.
Dalam forum terpisah, Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan, pada semester pertama tahun 2021 kemungkinan sudah ada calon vaksin Covid-19 yang tersedia untuk publik.
Peneliti Utama Oxford-AstraZeneca Sarah Gilbert mengatakan, kapan vaksin Covid-19 sudah tersedia untuk publik sangat bergantung pada hasil uji klinis tahap III, kapasitas produksi, dan kecepatan izin edar diberikan untuk keadaan darurat.
Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Rob Fenn mengatakan, Inggris dan Indonesia telah menekankan sejak awal pentingnya vaksin yang terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang. (REUTERS)