Negara-negara Hadapi Sikap Abai Warga pada Protokol Kesehatan
Setelah karantina nasional di banyak negara di dunia dicabut, lonjakan kasus Covid-19 justru bermunculan secara sporadis. Ini terjadi, salah satunya, karena banyak pihak mengabaikan protokol kesehatan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
BARCELONA, SELASA — Mengabaikan protokol kesehatan dan kebijakan yang tidak solid untuk mencegah penyebaran Covid-19 menjadi kunci melonjaknya kasus Covid-19 pasca-pelonggaran di sejumlah negara. Dicabutnya berbagai kebijakan pembatasan bukan berarti risiko infeksi Covid-19 menjadi nol.
Di Barcelona, Spanyol, misalnya, warga berjemur dan bermain di sepanjang pantai, mengabaikan imbauan otoritas Catalan agar warga tetap berada di rumah. Imbauan ini dikeluarkan, Minggu (19/7/2020), karena kasus Covid-19 terus bertambah di daerah tersebut.
Polisi berpatroli keliling di area Pantai Barceloneta, Barcelona, yang menjadi tujuan wisata favorit untuk memastikan pengunjung mematuhi jaga jarak fisik. Sabtu siang, kapasitas pantai tersebut telah penuh sehingga harus ditutup dari pengunjung yang baru saja datang. Pengunjung pun harus mengantre masuk.
Data terakhir dari otoritas kesehatan Catalan, Minggu (19/7/2020), memperlihatkan, ada penambahan 944 kasus Covid-19 baru dalam sehari.
Spanyol merupakan salah satu negara terdampak pandemi paling parah di Eropa. Lebih dari 28.000 pasien Covid-19 meninggal di Spanyol. Sejak karantina nasional berakhir, ada lebih dari 170 kluster infeksi bermunculan sehingga memaksa otoritas lokal memberlakukan pembatasan.
Sebelumnya, otoritas Catalan mengimbau 96.000 warganya di tiga kota untuk tetap berada di rumah guna mengendalikan penyebaran Covid-19. Warga diizinkan keluar rumah hanya untuk keperluan yang penting.
”Berada di rumah saat musim panas menyesakkan dan membuat stres,” kata Felipe, warga yang mengantre di pantai dengan menggunakan masker. ”Saya bekerja lima hari seminggu dan tidak bisa tinggal di rumah setiap hari. Kesehatan jiwa saya yang utama,” kata pria berusia 24 tahun itu.
Wajib kenakan masker
Di negara Eropa lainnya, Italia, otoritas kesehatan juga mengimbau warganya untuk mengenakan masker ketika berada di tempat umum. ”Saya memohon warga mengenakan masker. Jika tidak, kami harus menerapkan karantina wilayah lagi,” kata komisioner kesehatan Region Lazio, Alessio D’Amato.
”Kita tidak bisa kembali lagi dan menyia-nyiakan usaha yang sudah kita lakukan selama ini,” tulis D’Amato di Facebook.
Imbauan itu disampaikan menyusul adanya 17 kasus baru Covid-19 di Region Lazio, 10 kasus di antaranya merupakan kasus ”impor”, antara lain dari Bangladesh. Jumlah kasus baru di Lazio itu termasuk dalam 219 kasus baru di Italia secara keseluruhan.
Partisipasi warga merupakan salah satu pilar penting untuk mencegah penyebaran Covid-19. Selain itu, kebijakan pemerintah yang solid juga krusial untuk mengendalikan pandemi.
Di Amerika Serikat, 14 negara bagian melaporkan kenaikan kasus Covid-19, antara lain di Arizona, Alabama, Georgia, Florida, North Carolina, Nevada, dan Texas. Meski demikian, pemerintahan Trump mendorong agar sekolah dibuka kembali dalam beberapa minggu ke depan dan menolak kewajiban menggunakan masker.
Jumlah kasus Covid-19 di AS saat ini mencapai 3,7 juta kasus atau setara dengan jumlah kasus di tiga negara, yaitu Brasil, India, dan Rusia. Berdasarkan data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS, terdapat 67.574 kasus Covid-19 baru di AS pada Minggu (19/7/2020) dengan penambahan kasus meninggal 877 kasus. Dengan demikian, total kasus meninggal akibat Covid-19 di AS 139.659 kasus.
Meski penambahan kasus Covid-19 di AS masih tinggi, Trump yang menghadapi pemilihan presiden November mendatang membela caranya merespons pandemi ini. ”Florida menjadi titik panas, tetapi nantinya akan terkendali,” ujarnya. Kepada Fox News Sunday, ia kembali meyakinkan bahwa virus korona di AS pada akhirnya akan hilang.
Para pakar di CDC AS telah memperingatkan bahwa kasus baru Covid-19 dan kasus meninggal akibat penyakit itu dapat meningkat pada musim gugur dan musim dingin nanti. Hampir semua dari 20 studi pemodelan yang dipakai oleh CDC AS memperkirakan peningkatan jumlah kasus meninggal dalam beberapa pekan ke depan.
Sementara itu, India melaporkan rekor penambahan kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir, yakni 40.425 kasus dengan 681 orang meninggal. Dengan begitu, total kasus Covid-19 di India menjadi 1,1 juta dan jumlah kasus meninggal 27.497 orang.
Berdasarkan Dewan Riset Kedokteran India, negara berpenduduk 1,4 miliar itu sudah melakukan hampir 10.000 tes per satu juta penduduk atau sejauh ini sudah lebih dari 300.000 sampel diperiksa. Ketika karantina nasional dicabut, pemerintah negara bagian diperintahkan untuk menerapkan karantina lokal di daerah dengan risiko penyebaran wabah yang tinggi. (REUTERS/AP)