Sudah dua kali UEA menjalankan misi penjelajahan antariksa. Pembuatan satelit Hope melibatkan hampir 200 warga UEA. Dengan Hope, UEA menyusul AS, Rusia, India, dan Eropa yang lebih dulu ke Mars.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
TOKYO, SENIN — Bangsa Arab resmi menuju Mars setelah satelit ”Hope” diterbangkan dari Pusat Antariksa Tanegashima, Jepang, Senin (20/7/2020) pagi. Satelit milik Uni Emirat Arab itu dijadwalkan tiba di Mars dalam 200 hari mendatang.
Dengan misi itu, UEA menyusul Amerika Serikat, Rusia, India, dan koalisi negara-negara Eropa yang lebih dulu mengirimkan satelit dan kendaraan penjelajah ke mars. Satelit UEA yang dalam bahasa arab dinamai Al-Amal itu akan fokus mempelajari atmosfer mars.
Kantor berita resmi UEA, WAM, dan Gulfnews melaporkan, roket Mitsubishi H-IIA yang membawa satelit itu meninggalkan platform pada pukul 06.58 waktu Jepang atau 05.58 WIB. Sementara di Dubai, warga UEA berbondong-bondong menyaksikan peluncuran itu melalui siaran langsung di Pusat Antariksa Mohammed bin Rashid (MRSC). Pandemi Covid-19 dan peluncuran yang menjelang pukul 03.00 menurut waktu Dubai membuat pemirsa tidak sebanyak kala astronot pertama UEA, Hazza al-Mansouri, berangkat ke luar angkasa pada September 2019.
Sebelum akhirnya meluncur pagi ini, Hope melewatkan dua kali jadwal terbang. Jadwal pada pekan lalu terpaksa dibatalkan karena cuaca buruk. Waktu peluncuran dipilih pada periode ini karena kini Bumi dan Mars berada dalam jarak terdekat. Kondisi ini terjadi setiap dua tahun.
Dari Bumi, Al Amal akan terbang 495 juta kilometer menuju ruang angkasa mars dan direncanakan tetap di sama selama 687 hari menurut kalender bumi atau 669 hari menurut kalender mars. Hari di mars lebih panjang, 24,6 jam. Satelit itu dijadwalkan tiba di angkasa mars pada perayaan ulang tahun ke-50 UEA. Jika sukses sampai tujuan, Hope akan menjadi misi ke-27 yang sukses menjangkau mars. Sejak 1960, manusia telah 56 kali mencoba mengirimkan pengintai ke mars dan sebagian misi itu gagal.
Selama di angkasa Mars, Al Amal akan mempelajari iklim planet merah itu setiap hari sepanjang tahun. Fenomena cuaca seperti badai debu, mirip yang kerap terjadi di UEA dan negara lain di jazirah Arab, menjadi salah satu pokok perhatian. Satelit Hope juga akan mempelajari interaksi lapisan atas dan bawah pada atmosfer mars dan penyebab korosi planet itu. Al Amal juga akan mencari tahu penyebab mars kehilangan lapisan atas atmosfernya.
Semua kajian itu akan menambah pemahaman atas kondisi Mars dan Bumi di masa lampau dan kiwari. Kajian-kajian itu juga akan membantu pengembangan penelitian hidup di Mars atau planet lain.
Dubai berjanji membagikan seluruh data yang dikumpulkan Al Amal kepada banyak pusat kajian antariksa di berbagai negara. Data itu dinyatakan akan diberikan secara gratis sebagai bentuk layanan kemanusiaan.
Kebanggaan Arab
Penerbangan Al Amal merupakan misi antariksa kedua UEA. Pada 2019, Dubai mengirimkan al-Mansouri untuk tinggal selama delapan hari di Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Ia menumpang roket Soyuz milik Rusia untuk menuju stasiun itu.
Sementara program Al Amal diumumkan pada 2014 oleh Presiden UEA Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan dan Perdana Menteri UEA Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum. Misi Hope membuat UEA menjadi bangsa Arab pertama yang menuju Mars. Al Maktoum menyebut misi itu sebagai pencapaian seluruh bangsa Arab dan memberi kebanggan bagi setiap warga UEA.
Direktur Program Misi Mars UEA Omran Sharaf menyebut misi itu menawarkan harapan bagi bangsa Arab. ”Misi Mars UEA adalah pesan dan harapan bagi pemuda Arab. Jika bangsa muda seperti UEA bisa menjangkau Mars dalam kurang dari 50 tahun (sejak negara itu dibentuk), kita bisa melakukan lebih banyak sebagai kawasan,” tulisnya di media sosial dan dikutip WAM.
Pembuatan satelit Hope melibatkan hampir 200 warga UEA yang bekerja sama dengan teknisi dan peneliti Amerika Serikat. Dubai menggandeng University of Colorado, University of California Berkeley, dan Arizona State University dalam pembuatan Al Amal. Sementara untuk peluncurannya, Dubai menggandeng Tokyo yang memberangkatkan satelit itu dari Pulau Kagoshima yang terletak di selatan Kyushu, pulau terbesar Jepang yang menjadi lokasi kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, hingga Hiroshima.
Selain Hope, ada dua misi yang dijadwalkan menuju mars pada 2020. AS berencana memberangkatkan Perseverance, kendaraan penjelajah permukaan mars. Perseverance akan mengumpulkan contoh batu, mineral, dan material lain di mars. Sementara China, setelah gagal pada 2011, dijadwalkan mengirimkan Tianwen-1. Misi China direncanakan melibatkan satelit dan kendaraan penjelajah permukaan mars. (AFP/AP)