Presiden Iran Sebut 25 Juta Warganya Terinfeksi Korona
Kasus penularan dan kematian akibat Covid-19 di Iran meningkat tajam sejak pembatasan dikurangi, dimulai pada pertengahan April 2020.
DUBAI, SABTU — Presiden Iran Hassan Rouhani, Sabtu (18/7/2020), mengatakan, sekitar 25 juta orang Iran diperkirakan terinfeksi Covid-19. Jika itu benar, artinya lebih dari 30 persen warga negara itu telah terpapar Covid-19.
”Perkiraan kami, sejauh ini 25 juta warga Iran telah terinfeksi virus (korona baru) ini dan sekitar 14.000 telah kehilangan nyawa mereka,” kata Rouhani dalam pidato resmi yang disiarkan melalui televisi.
Selain itu, Rouhani menambahkan, ”Ada kemungkinan bahwa antara 30 dan 35 juta orang berisiko tertular." Namun Rouhani tidak memberikan penjelasan lebih lanjut atas pernyataan itu. Kasus penularan dan kematian meningkat tajam sejak pembatasan dikurangi, dimulai pada pertengahan April 2020.
Rouhani juga menyebutkan, 200.000 orang telah dirawat di rumah sakit. Pemerintah Iran pun memperkirakan lebih dari 200.000 orang lainnya harus bakal dirawat di rumah sakit dalam beberapa bulan mendatang.
Pemerintah Iran kini pun berjibaku menerapkan kembali pembatasan di wilayah negara itu, terutama di Teheran, ibu kota negara itu.
Baca juga: Iran dan Tawaran Bantuan AS untuk Penanganan Covid-19
Angka yang disebutkan Rouhani lebih tinggi dari laporan resmi Pemerintah Iran pada akhir pekan ini, yakni sebanyak 271.606 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Iran berpenduduk sekitar 80 juta jiwa.
Kantor Kepresidenan Iran mengatakan, jumlah infeksi Covid-19 yang dilaporkan Rouhani itu didasarkan pada ”perkiraan skenario” dari laporan penelitian kementerian kesehatan setempat.
Iran telah menjadi negara Timur Tengah yang paling terpukul pandemi Covid-19. Kasus penularan dan kematian meningkat tajam sejak pembatasan dikurangi, dimulai pada pertengahan April lalu.
Kantor berita Iran, ISNA, mengutip komentar salah satu pejabat di gugus tugas Covid-19 yang dibentuk Pemerintah Iran. Ia mengatakan 25 juta orang yang disebutkan Rouhani adalah pasien yang kemungkinan terpapar virus itu, namun tidak perlu mendapatkan nasihat atau perawatan medis.
Tidak dijelaskan apakah orang sebanyak itu itu termasuk dalam kategori orang tanpa gejala Covid-19.
Kembali dibatasi
Kementerian Kesehatan Iran melaporkan 188 kematian dalam 24 jam sebelumnya sehingga total kematian warga Iran akibat Covid-19 hingga akhir pekan ini menjadi 13.979 jiwa.
Pihak berwenang pada Minggu (19/7/2020) memberlakukan kembali pembatasan selama seminggu di Ibu Kota Teheran. Larangan itu termasuk larangan kegiatan-kegiatan keagamaan dan buda. Sekolah asrama, kolam renang di dalam ruangan, taman-taman hiburan dan kebun binatang juga ditutup.
Penutupan wilayah juga diberlakukan di sejumlah kota di Iran. Gubernur Provinsi Khuzestan menyebutkan bahwa 22 kota di provinsi itu akan ditutup selama tiga hari mulai hari Minggu (19/7) ini.
Penutupan wilayah juga diberlakukan di sejumlah kota di Iran. Gubernur Provinsi Khuzestan menyebutkan bahwa 22 kota di provinsi itu akan ditutup selama tiga hari mulai hari Minggu (19/7/2020) ini.
Kota yang ditutup termasuk kota Behbahan. Kepolisian kota itu harus menembakkan gas air mata ke tengah kerumunan di masyarakat.
Baca juga: Tiga Negara Eropa Kirim Barang Medis ke Iran
Kebijakan pembatasan pergerakan orang ditentang warga yang merasa mengalami kesulitan ekonomi. Kondisi itu mengakibatkan mereka harus mencari pendapatan bagi keluarga mereka di tengah risiko penularan Covid-19 yang tinggi.
Rekor di Meksiko
Sementara Kementerian Kesehatan Meksiko menyatakan negara itu membukukan rekor jumlah kasus baru Covid-19 harian. Jumlah kasus harian di negara itu menembus 7.615 kasus pada akhir pekan ini sehingga total menjadi 338.913 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Kementerian itu juga melaporkan 578 kematian tambahan, sehingga jumlah total di negara itu menjadi 38.888 kasus kematian akibat Covid-19.
Pemerintah Meksiko mengatakan jumlah sebenarnya orang yang terinfeksi kemungkinan jauh lebih tinggi daripada kasus yang dikonfirmasi. Berbicara kepada konferensi pers, Kepala Epidemiologi Pemerintah Meksiko, Jose Luis Alomia, menekankan bahwa negara itu tidak boleh lengah.
Kewaspadaan dan sikap awas diperlukan, termasuk juga sebagai bagian dari rasa saling menjaga dan mendukung langkah-langkah para aparat kesehatan di seluruh wilayah negara itu.
”Kita memproyeksikan bakal menghadapi kondisi pandemi yang panjang, jadi kita semua harus mengubah kebiasaan pribadi dan melindungi diri dari risiko-risiko tertular,” katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan rekor peningkatan dalam kasus Covid-19 global untuk hari kedua berturut-turut, dengan total meningkat 259.848 kasus dalam 24 jam terakhir.
Peningkatan terbesar yang dilaporkan pada hari Sabtu berasal dari Amerika Serikat, Brasil, India, dan Afrika Selatan, menurut laporan harian.
Rekor WHO sebelumnya untuk kasus baru adalah 237.743 kasus, Jumat kemarin. Sedangkan kematian naik 7.360 kasus, peningkatan satu hari terbesar sejak 10 Mei.
Kematian rata-rata 4.800 sehari di Juli, naik sedikit dari rata-rata 4.600 sehari di Juni. Total kasus Covid-19 secara global melampaui 14 juta pada Jumat menurut penghitungan Reuters.
Baca juga: Kasus Covid-19 Dunia Tembus 14 juta Kasus
Hal itu menandai tonggak sejarah lain dalam penyebaran penyakit yang telah menewaskan hampir 600.000 orang dalam tujuh bulan. Lonjakan itu berarti 1 juta kasus dilaporkan dalam waktu kurang dari 100 jam.
Di tengah kondisi penularan yang terus bertambah, Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengatakan pada Sabtu bahwa langkah-langkah penutupan wilayah untuk menghambat penularan Covid-19 telah mencekik perekonomian negara.
”Tanpa gaji dan pekerjaan, orang-orang mati,” katanya merujuk pada pembatasan yang diberlakukan oleh beberapa negara bagian dan kota di Brasil. ”Lockdown membunuh,” tambahnya, seraya mengatakan bahwa beberapa politisi telah mencekik ekonomi dengan jam malam yang dipaksakan.
Baca juga: Presiden Brasil Positif Terjangkit, Tetap Remehkan Virus Korona
Pernyataan Bolsonaro tersebut muncul di tengah proyeksi ekonomi Brasil akan berkontraksi 6,4 persen sepanjanga tahun ini karena pandemi. Bolsonaro, yang mengumumkan dia dinyatakan positif Covid-19 pada 7 Juli, bertemu para pendukungnya di tanah tempat tinggal resminya, Istana Alvorada, di Brasilia. Ia mengenakan masker dan menjaga jarak beberapa meter dari para pendukungnya. Ia mengaku merasa sehat. (AFP/AP/REUTERS)