Negosiasi Stimulus Korona Alot, Uni Eropa Perpanjang KTT
Pemimpin UE bergegas kembali ke hotel mereka setelah makan malam yang digelar seusai pertemuan tanpa capaian kesepakatan bulat. Ini adalah KTT pertama yang digelar secara langsung di tengah pandemi.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
BRUSSELS, MINGGU — Para pemimpin Uni Eropa gagal menyepakati dana stimulus besar-besaran untuk menghidupkan kembali ekonomi selama pandemi Covid-19 dalam dua hari konferensi tingkat tinggi yang berakhir Sabtu (18/7/2020). Pertemuan pun diperpanjang hingga Minggu (19/7/2020) dengan harapan semua perbedaan pendapat disatukan dan kesepakatan dapat diraih.
Sejumlah 27 pemimpin UE bergegas kembali ke hotel mereka setelah jamuan makan pada Sabtu malam, yang digelar seusai pertemuan tanpa kesepakatan bulat. Konferensi tingkat tinggi (KTT) merupakan pergelaran pertama secara langsung di tengah pandemi Covid-19.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Emmanuel Macron terlihat sempat terlibat pembicaraan di markas besar UE di Brussels, Belgia, pada Sabtu malam. Dua negara itu memimpin tawar-menawar dengan sejumlah negara UE yang dipimpin oleh Belanda.
Negara-negara itu menuntut penghematan di tengah kondisi pelik saat-saat ini, dengan tuntutan pemotongan anggaran dari paket anggaran hampir senilai 1,8 triliun euro yang direncanakan.
”Negosiasi menjadi panas,” kata Perdana Menteri Giuseppe Conte dari Italia, salah satu negara UE.
Italia adalah salah satu negara di Eropa yang paling terpengaruh oleh krisis pandemi. Milan pun mencari bantuan dari blok tersebut. ”Eropa berada di bawah kondisi ’pemerasan’ untuk berhemat,” kata Conte.
Conte pun menuntut kesepakatan segera terwujud. ”Kita harus melakukan semua yang mungkin untuk mencapai kesepakatan besok (Minggu ini). Penundaan lebih lanjut tidak berguna bagi siapa pun,” ujarnya, Sabtu.
Ketua KTT Charles Michel akan menyerahkan proposal baru sebelum 27 pemimpin UE kembali pada pertemuan yang dijadwalkan berlangsung Minggu siang ini.
Proposal baru itu diharapkan dapat menjadi penopang pemulihan ekonomi Eropa. Kawasan itu mengalami guncangan ekonomi terburuk sejak Perang Dunia Ke-2.
Para pemimpin UE sejak awal berselisih atas usulan dana pemulihan senilai 750 miliar euro (856 miliar dollar AS) dan anggaran UE untuk tahun anggaran 2021. Nilai anggaran tahunan yang diusulkan besarnya mencapai 1 triliun dollar AS.
Sekelompok negara di bagian utara Eropa yang kaya dan ”hemat” secara finansial menolak dan memblokir usulan itu. Mereka adalah Belanda, Austria, Denmark, dan Swedia; kemajuan dalam pertemuan puncak UE tatap muka pertama sejak penutupan musim semi di seluruh benua.
Negara-negara itu lebih menyukai pinjaman yang dibayar kembali daripada hibah gratis untuk negara-negara yang dililit utang. Negara-negara yang dimaksud oleh negara-negara utara itu adalah kebanyakan negara yang terpukul di Mediterania. Belanda dan tiga negara lainnya itu menginginkan kontrol yang lebih ketat atas penggunaan dana-dana itu kelak.
Harapan untuk kesepakatan tumbuh sebelumnya pada hari Sabtu kemarin ketika Michel mengusulkan revisi paket keseluruhan yang dirancang untuk meredakan kekhawatiran Belanda.
Di bawah rencana barunya, porsi hibah dalam dana pemulihan akan dikurangi menjadi 450 miliar euro dari 500 miliar euro. Mekanisme ”rem darurat” pada proses pencairan akan ditambahkan dalam skema kesepakatan itu.
Namun, usulan itu mentok. Menurut sejumlah sumber dari kalangan diplomat, Swedia meminta hibah itu dipotong lebih lanjut menjadi 155 miliar euro. Beberapa pihak menilai skema pemulihan akan berisiko tidak relevan jika diterapkan pada skala yang jauh lebih kecil nilainya.
Pada saat bersamaan Conte juga mengatakan veto yang de facto dilakukan Belanda dinilai tidak tepat sekaligus tidak layak secara politik maupun hukum.
Gelombang kedua Covid-19
Pihak komisioner anggaran UE mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Potensi gelombang kedua kasus penyebaran penyakit itu masih terpampang di cakrawala. Tindakan pencegahan atas kemungkinan kondisi itu pun harus segera diambil.
”Hanya sebuah pengingat serius: krisis korona belum berakhir; infeksi meningkat di banyak negara,” kata komisioner anggaran UE, Johannes Hahn, dalam cuitannya di Twitter. ”Saatnya untuk mencapai kesepakatan yang memungkinkan kita memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan bagi warga negara + ekonomi kita!”
Para diplomat mengatakan desakan penghematan juga muncul atas anggaran inti UE. Desakan itu muncul di antara tuntutan-tuntutan lain selama KTT itu.
Sejumlah negara dilaporkan memiliki tuntutan mereka sendiri dalam negosiasi yang melintasi berbagai prioritas regional dan ekonomi. Kondisi-kondisi itu meragukan tindakan solidaritas yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi UE.
Ukuran persis anggaran jangka panjang UE dan seberapa jauh penggunaan pembayaran anggaran juga menjadi bagian dari negosiasi. Muncul suara-suara reformasi dalam organisasi itu.
Misalnya usulan agar ada dana atau anggaran yang ditahan bagi negara-negara yang gagal memenuhi standar demokrasi. Suara-suara itu tidak mencapai solusi atau kesepakatan selama pertemuan Sabtu.
Hongaria mengancam akan memveto seluruh mekanisme baru di UE. Hongaria menilai seluruh paket atas mekanisme baru itu semata-mata untuk membekukan negara-negara dikategorikan mencemooh demokrasi. Hongaria didukung oleh sekutu nasionalisnya yang cenderung skeptis di Eropa, yakni Polandia.
Negara-negara UE sudah bergulat dengan kisah berlarut-larutnya. Mulai dari keluarnya Inggris dari blok itu (Brexit), tekanan ekonomi yang belum sepenuhnya selesai sejak krisis keuangan global di akhir dekade 2.000-an, hingga perselisihan tentang keimigrasian, khususnya menghadapi gelombang pengungsi dari Timur Tengah.
Guncangan ekonomi akibat pandemi dikhawatirkan melemahkan posisi UE terhadap China, Amerika Serikat, dan Rusia. (AFP/REUTERS)