Sedikitnya 10 anggota parlemen Iran berusaha untuk memakzulkan Presiden Hassan Rouhani. Mereka disebutkan berupaya menggalang anggota lain dari 290 kursi di parlemen agar mendukung langkah itu.
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·4 menit baca
TEHERAN, KAMIS — Sekelompok anggota parlemen Iran telah mengurungkan niat dan upaya untuk memakzulkan Presiden Hassan Rouhani dari posisinya. Seperti dilaporkan kantor berita Tasnim, Rabu (15/7/2020), hal itu menandai berakhirnya langkah yang dipicu oleh meningkatnya kesulitan ekonomi dan dampak langsung dari pandemi Covid-19 di Iran.
Dilaporkan, sedikitnya 10 anggota parlemen Iran selama ini berusaha menggalang pemakzulan Rouhani. Mereka mendorong anggota lain dari 290 anggota parlemen agar mendukung langkah-langkah mereka.
Namun, salah satu sumber anggota parlemen mengungkapkan, rencana mosi itu telah dibatalkan. Hal itu terutama setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, sebagai otoritas tertinggi di negara itu, telah menyatakan dukungannya kepada pemerintah.
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga Iran telah menjadi lebih sulit sejak penerapan kembali sanksi Amerika Serikat (AS) pada tahun 2018. Perekonomian negara itu telah semakin dirusak oleh meningkatnya inflasi, pengangguran, hingga krisis keuangan.
Efek langsung dan tidak langsung dari kondisi pandemi Covid-19 diperkirakan semakin menekan kehidupan warga negara itu. Ekonomi negara semakin sulit.
Pertama kali dipilih secara mutlak pada 2013 dan terpilih kembali pada 2017, Rouhani membuka pintu bagi diplomasi nuklir dengan enam kekuatan utama yang mengarah pada kesepakatan nuklir 2015. Teheran setuju untuk mengekang kerja nuklirnya yang sensitif dengan imbalan pelonggaran sanksi.
Namun, kelompok garis keras yang menentang Barat selalu menantang perjanjian itu. Mereka dengan keras mengkritik Rouhani ketika Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi yang telah mencekik ekspor minyak Iran sebagai penopang paling vital perekonomian Iran.
Pada awal pekan ini, Rouhani menegaskan kembali kesiapan pemerintahannya untuk bekerja sama erat dengan parlemen. Hal itu semata untuk sama-sama bertekad berkontribusi penuh pada kemajuan negara dan mencegah pertentangan pemerintah dengan parlemen. Rouhani juga memuji Khamenei atas rekomendasi Khamenei untuk sinergi di antara para pengampu kekuasaan di Iran.
Rouhani mengatakan, pemerintah siap untuk bekerja sama, berinteraksi secara konstruktif, dan membangun kesepahaman dengan parlemen baru. Ini semata-mata untuk membantu kemajuan negara dan pembangunan. Ia juga menegaskan, kerja sama pemerintah dan parlemen diperlukan untuk memerangi plot buruk musuh-musuh Iran.
Dalam pidatonya di sesi pertama parlemen baru pada 27 Mei lalu, Rouhani mengatakan, kabinetnya akan bekerja sama dengan legislatif yang baru terpilih berdasarkan konstitusi negara itu.
”Kami meminta parlemen dan setiap anggota parlemen bertanggung jawab di hadapan seluruh warga Iran dari sudut pandang konstitusi,” katanya. ”Saya berharap kita bisa bekerja sama dalam hal ini selama di sisa tahun pemerintahan ini dan tahun pertama parlemen.”
Pada akhir Juni lalu, Rouhani mengakui negaranya mengalami masa terberatnya tahun ini karena sanksi AS ditambah dengan Covid-19. Krisis akibat pandemi Covid-19 telah memperburuk masalah ekonomi yang memburuk setelah Washington menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada 2018. Akhir Juni lalu, mata uang Iran jatuh ke level terendah dalam sejarah terhadap dollar AS.
”Ini adalah tahun yang paling sulit karena tekanan ekonomi yang diakibatkan musuh dan pandemi,” kata Rouhani dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi. ”Tekanan ekonomi yang dimulai pada 2018 telah meningkat dan saat-saat ini adalah tekanan terberat bagi negara yang kita cintai ini.”
Menembus 13.400 jiwa
Kantor berita Tasnim menyebutkan korban tewas akibat Covid-19 di Iran melampaui 13.400 orang, Rabu kemarin. Jumlah kasus baru penyakit itu sepanjang 24 jam terakhir mencapai 2.388 kasus dengan jumlah kesembuhan atas mereka yang sakit menembus 227.000 kasus positif.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari, mengatakan, Covid-19 telah merenggut nyawa 199 pasien selama 24 jam terakhir. Kondisi itu menjadikan total korban tewas akibat Covid-19 menjadi 13.410 jiwa. Jumlah orang yang dites positif Covid-19 telah meningkat menjadi 264.561 kasus setelah pendeteksian 2.388 kasus baru sejak kemarin.
Lari mencatat, di antara mereka yang menjalani perawatan di pusat-pusat medis di negara itu, sebanyak 3.411 pasien masih berada dalam kondisi kritis. Lebih dari 2.048.000 tes diagnostik coronavirus telah dilakukan di Iran sejauh ini.
Jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia hingga kemarin telah melampaui 13,4 juta dan jumlah kematian telah melampaui 581.000 jiwa. (REUTERS)