Hampir empat juta orang telah terdampak bencana banjir secara langsung di kawasan Asia Selatan. Sepertiga wilayah Bangladesh terendam. Otoritas setempat menyebut banjir ini merupakan yang terburuk dalam satu dekade.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
COLOMBO, RABU — Sejumlah negara di kawasan Asia berupaya keras menanggulangi dampak banjir yang melanda beberapa wilayahnya. Banjir di Bangladesh disebut sebagai bencana banjir terburuk dalam satu dekade. Curah hujan paling tinggi dalam beberapa dekade juga mengakibatkan sejumlah wilayah China terendam banjir. Pemerintah Jepang juga harus mengeluarkan dana miliaran dollar AS untuk pemulihan dari bencana banjir.
Hampir empat juta orang telah terdampak bencana banjir secara langsung di kawasan Asia Selatan. Sepertiga wilayah Bangladesh pun terendam. Musim hujan yang terjadi pada Juni hingga September setiap tahun sangat penting bagi perekonomian di Asia Selatan. Namun, hujan lebat yang mengakibatkan banjir juga menyebabkan kematian dan kerusakan yang luas di kawasan itu.
”Ini akan menjadi banjir terburuk dalam satu dekade,” kata Arifuzzaman Bhuiyan, Kepala Pusat Prakiraan dan Peringatan Banjir Bangladesh, kepada kantor berita AFP.
Hujan deras membuat dua sungai utama di Himalaya, yaitu Brahmaputra dan Gangga, yang mengalir melalui India dan Bangladesh, meluap. Bhuiyan mengatakan, sekitar sepertiga wilayah Bangladesh kebanjiran. Bencana itu mengakibatkan setidaknya 1,5 juta orang terdampak.
Di kawasan utara dan tengah Bangladesh, tinggi permukaan Sungai Brahmaputra terpantau meningkat hampir 40 sentimeter dari biasanya. Pejabat distrik setempat, Farook Ahmed, mengatakan sungai itu sewaktu-waktu meluap. Sebagian besar warga desa di sepanjang sungai itu mencoba bertahan tinggal di rumah-rumah mereka. Sekitar 15.000 warga lainnya mengungsi.
Dengan masih tingginya curah hujan, peluang kenaikan debit air sungai-sungai pun masih mengancam. Batas waktu ancaman banjir itu diperkirakan berlaku hingga 10 hari ke depan. Banjir tersebut mengancam sekitar 40 persen wilayah Bangladesh.
Di kota Biswambharpur, misalnya, warga setempat mengatakan sebagian besar rumah sudah terendam air luapan Sungai Surma. Surma adalah sungai besar di wilayah timur laut Bangladesh.
Aparat militer dikerahkan
Di China, luapan Sungai Yangtze dilaporkan mengakibatkan banjir di sejumlah kawasan. Aparat militer pun dikerahkan untuk memasang kantong-kantong pasir sebagai penghalang banjir di sejumlah kota di negara itu. Sungai terpanjang di Asia itu meluap sejak kawasan-kawasan di sekitarnya diguyur hujan lebat sejak bulan lalu.
Luapan tersebut telah mengakibatkan 141 orang tewas di sepanjang alirannya. Jutaan warga China juga harus dievakuasi.
Banjir di sepanjang Sungai Yangtze telah menjadi momok musim panas tahunan sejak zaman kuno. Genangan tahun ini dilaporkan sangat parah.
Wakil Menteri Manajemen Kedaruratan China Zheng Guoguang mengatakan, hujan deras telah meningkat drastis sejak pekan lalu. Akibatnya, ketinggian permukaan sungai pun meningkat sehingga sejumlah kawasan kebanjiran. ”Sejak Juni, curah hujan rata-rata di lembah Sungai Yangtze telah menjadi yang tertinggi sejak 1961,” katanya dalam jumpa pers di Beijing.
Pihak berwenang telah memantau puncak banjir telah lewat di Wuhan. Padahal, kota metropolitan berpenduduk 11 juta yang dilalui Sungai Yangtze itu belum lama menderita akibat sejumlah besar kematian dan kasus Covid-19. Aparat setempat mengatakan, permukaan sungai sudah turun setelah melewati masa puncak pada Senin (13/7/2020). Tak ada laporan banjir besar baru di sana.
Kekhawatiran sekarang bergeser ke wilayah hilir di Danau Poyang, yang mengalir ke Yangtze di Provinsi Jiangxi. Danau itu adalah danau air tawar terbesar yang sepenuhnya berada di wilayah China.
Kantor berita Xinhua melaporkan, ketinggian air di stasiun hidrologi utama di danau itu memecahkan rekor pada 1998. Saat itu, lebih dari 4.000 orang tewas akibat banjir terburuk di China dalam beberapa dekade terakhir. Media pemerintah melansir, lebih dari 100.000 orang—termasuk petugas penyelamat, tentara, dan warga negara biasa—telah dikerahkan untuk pengendalian banjir di wilayah Provinsi Jiangxi.
Pemulihan di Jepang
Dari Jepang dilaporkan, Pemerintah Jepang akan mengalokasikan dana 3,7 miliar dollar AS untuk pemulihan daerah yang dilanda banjir hebat dan tanah longsor. Sedikitnya 72 orang tewas akibat bencana itu.
Biaya pemulihan itu diungkapkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada awal pekan ini. Hujan deras mulai terjadi pada awal bulan ini di Kyushu barat daya dan kemudian melanda Jepang tengah. Banjir di wilayah itu memaksa ratusan ribu warga dievakuasi.
Pada kunjungan ke wilayah Kumamoto yang paling terpukul akibat bencana itu, Abe mengatakan pemerintah akan ”menggunakan anggaran melebihi 400 miliar yen (3,7 miliar dollar AS)” untuk upaya pemulihan. ”Kami akan melakukan semua yang kami bisa,” katanya.
Abe juga memimpin doa di sebuah panti jompo, lokasi 14 orang meninggal akibat bencana banjir. Jepang melaporkan 72 korban jiwa akibat banjir terbaru. Pemerintah memutuskan melanjutkan operasi pencarian korban. Puluhan warga dilaporkan masih hilang.
Hujan deras turun pada awal bulan ini melanda sejumlah wilayah Jepang. Badan meteorologi nasional Jepang memperingatkan awal pekan ini bahwa hujan lebat mungkin masih akan terjadi. Pada tahun 2018, lebih dari 200 orang tewas dalam banjir yang menghancurkan di wilayah barat Jepang. (AFP/AP/REUTERS)