Uni Emirat Arab akan mengejar sejumlah negara dalam penjelajahan luar angkasa. Bila tidak ada halangan, Uni Emirat Arab akan meluncurkan pesawat ruang angkasa tanpa awak bernama ”Harapan” atau Al-Amal ke Mars.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Uni Emirat Arab akan meluncurkan pesawat ruang angkasa tanpa awak bernama ”Harapan” atau Al-Amal, dalam bahasa Arab, ke Planet Mars. Misi Harapan ini momen bersejarah karena Uni Emirat Arab akan menjadi negara Arab pertama yang meluncur ke Mars meski tidak akan mendarat di planet merah itu seperti yang dilakukan Amerika Serikat dan China.
Menurut rencana, jika kondisi cuaca mendukung, roket akan meluncur membawa Harapan dari Pusat Angkasa Luar Tanegashima, Jepang, Rabu pagi waktu setempat. Proyek luar angkasa Uni Emirat Arab (UEA) ini menyusul misi Mars China dengan Tianwen-1 dan AS dengan Mars 2020. Ketiganya memanfaatkan periode ketika jarak Bumi dan Mars berada di titik terdekat, sekitar 55 juta kilometer.
Berdasarkan perhitungan, Harapan akan sampai di orbit Mars pada Februari 2021 atau bertepatan dengan peringatan penyatuan UEA ke-50 tahun. Sesampainya di orbit Mars, pesawat itu akan mengelilingi Mars selama 687 hari. Wakil Manajer Proyek Misi Mars UEA Sarah al-Amiri yang juga Menteri Negara untuk Sains Lanjutan UEA mengaku, misi ini baru dianggap berhasil jika semua berjalan sesuai rencana dan tanpa masalah.
Keiji Suzuki dari Mitsubishi Heavy Industries, yang akan membawa Harapan, khawatir peluncuran bisa tertunda karena dari hasil prakiraan cuaca kemungkinan ada hujan badai. ”Kondisi cuacanya memang akan ada badai, tetapi tidak sepanjang hari,” ujarnya.
Inspirasi
UEA yang selama ini dikenal dengan gedung-gedung pencakar langitnya itu selama beberapa tahun terakhir gencar mengembangkan program angkasa luarnya. Selain untuk memberikan gambaran komprehensif tentang dinamika cuaca di atmosfer Mars, misi Harapan juga untuk memulai impian membangun permukiman di Mars 100 tahun ke depan.
UEA juga menginginkan proyek ini menjadi sumber inspirasi bagi anak-anak muda Arab. Bahkan Dubai menyewa tim arsitek khusus yang diminta membangun ”Kota Sains” di tengah padang pasir. Proyek pembangunan dengan nilai 135 juta dollar AS itu diharapkan akan menjadi gambaran permukiman pada masa depan di Mars. Kota itu sengaja dirancang untuk meniru kondisi Mars sehingga bisa ditemukan teknologi yang cocok agar manusia bisa hidup di Mars. UEA berambisi membangun permukiman manusia di Mars pada 2117.
Pada bulan September lalu, Hazza al-Mansouri menjadi warga pertama UEA yang dikirim ke luar angkasa. Ia termasuk salah satu dari tiga kru yang meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama delapan hari dengan roket dari Kazakhstan. Ia orang Arab pertama yang pergi ke ISS.
Planet Mars berwarna merah karena tanahnya banyak mengandung besi oksida. Sejak awal 1960-an, misi ke Mars sudah dilakukan puluhan kali dan mayoritas oleh AS. Banyak yang gagal mendarat di Mars. Penjelajahan ke Mars semakin gencar setelah sekitar 10 tahun lalu ditemukan bukti air pernah mengalir di Mars. Ini terlihat dari bekas-bekas aliran air.
”Yang unik dari misi ini, untuk pertama kalinya akan ada gambaran holistik atmosfir Mars di hari dan musim yang berbeda-beda,” kata Manajer Proyek Misi Mars UEA, Omran Sharaf.
Sampai saat ini, UEA diketahui mempunyai sembilan satelit yang beroperasi di orbit. Ke depan, UEA akan meluncurkan delapan satelit lagi. (AFP)