Upaya lebih serius perlu diambil oleh setiap pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk menahan laju penularan Covid-19. WHO mengingatkan, tanpa upaya serius itu, krisis ini bisa menjadi lebih buruk.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
GENEVA, SELASA — Dunia tidak akan pernah sama lagi dan tidak akan pernah kembali normal. Penyebaran penyakit Covid-19 akan semakin parah. Apalagi jika banyak negara tidak mematuhi protokol kesehatan yang ketat untuk menekan laju pandemi Covid-19.
Sejak awal Juli, jumlah kasus positif Covid-19 baru di seluruh dunia hampir mencapai 2,5 juta. Jumlahnya meningkat dua kali lipat hanya dalam enam pekan terakhir. Dari sekitar 230.000 kasus baru pada hari Minggu saja, 80 persen berasal dari 10 negara dengan paparan paling parah terjadi di Amerika Serikat dan Brasil.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan hal itu, Senin (13/7/2020). Dengan jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia yang kini mencapai 13 juta, Ghebreyesus mengecam para pemimpin pemerintahan sejumlah negara yang menyampaikan pesan dan informasi yang membingungkan kepada masyarakat.
”Terlalu banyak negara yang keliru dalam menangani pandemi dan tidak melakukan protokol kesehatan yang benar untuk mencegah penularan Covid-19,” kata Ghebreyesus.
Tedros meminta pemerintah tidak memberikan informasi yang berbeda-beda karena rakyat akan bisa kehilangan kepercayaan. Pemerintah semestinya mengomunikasikan informasi kesehatan masyarakat dengan lebih jelas. Setiap individu juga diingatkan untuk tetap menjaga jarak fisik, mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan tetap tinggal di rumah kalau merasakan gejala-gejala Covid-19.
Namun, ia juga mengakui betapa sulitnya pemerintah di hampir semua negara menangani korona secara efisien, mengingat adanya konsekuensi ekonomi, sosial, dan budaya saat memberlakukan kebijakan karantina atau pembatasan sosial. Meski demikian, korona tetap harus ditangani dengan kesiagaan dan kewaspadaan yang tinggi.
”Virus ini jelas masih jadi musuh utama kita. Sayangnya, sikap dan tindakan baik pemerintah ataupun warga tidak menunjukkan itu,” kata Ghebreyesus.
Karantina terbatas
Untuk menekan penyebaran korona di negara-negara dengan kasus terbanyak seperti di AS, Kepala Kedaruratan WHO Mike Ryan mengusulkan agar diberlakukan karantina secara terbatas hanya di lokasi-lokasi tertentu, terutama di lokasi yang penyebarannya tidak terkendali.
Ryan meminta semua negara untuk tidak memanfaatkan sekolah sebagai lahan politik. Sekolah sebaiknya dibuka hanya setelah Covid-19 bisa tertangani. Banyak negara yang sudah mulai membuka kembali sekolah setelah jumlah kasus barunya berkurang. Sayangnya, banyak negara yang membuka sekolah lagi tanpa melakukan protokol kesehatan yang sesuai anjuran, seperti tetap menutup pertokoan atau membatasi orang berkumpul.
”Keputusan membuka sekolah kembali harus dibuat berdasarkan kepentingan kesehatan dan pendidikan anak-anak,” kata Ryan.
Para ilmuwan mengingatkan orang harus tetap menjaga jarak dengan serius karena kemungkinan baru akan ada vaksin yang diproduksi massal paling tidak 2021. Para peneliti di Kings College London, Inggris, juga mengingatkan jika seseorang sudah pernah terinfeksi Covid-19 bukan berarti ia akan terbebas selamanya. Ia akan bisa terinfeksi kembali dalam beberapa bulan jika kondisi kesehatan tak dijaga dan protokol kesehatan tak dipatuhi. (REUTERS/AFP/AP)