Singapura Gelar Pemilu, Pemilih Manula Mendapat Prioritas Awal
KPU Singapura memprioritaskan pemilih manula memberi suara dari pagi sampai siang. KPU berusaha mengurangi kerumuman dan interaksi di TPS untuk mencegah penularan Covid-19
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
SINGAPURA, JUMAT — Komisi Pemilihan Umum Singapura mencatat, sebanyak 840.000 dari 2,65 juta pemilih telah memberikan suara hingga Jumat (10/7/2020) pukul 12.00. Antrean panjang di sejumlah tempat pemungutan suara mewarnai pemilu ke-13 Singapura yang memperebutkan total 93 dari 105 kursi di parlemen itu.
”Kami mendorong pemilih memeriksa antrean sebelum menuju tempat pemungutan suara (TPS),” demikian pernyataan KPU Singapura yang dikutip The Straits Times dan Channel News Asia.
Pemilu Singapura 2020 diikuti 191 calon anggota legislatif dari 11 partai dan satu lagi dari jalur perseorangan. Mereka memperebutkan 93 kursi di parlemen. Dari 105 kursi di parlemen Singapura, 12 akan diduduki calon yang diangkat tanpa harus memenangi pemilu (NCMP). Mereka akan mempunyai hak yang sama dengan legislator yang terpilih melalui pemilu.
Mekanisme itu bagian dari upaya Singapura memastikan tetap ada legislator selain dari partai berkuasa. Sejak Singapura berdiri, parlemen Singapura dikuasai Partai Aksi Rakyat (PAP). Dalam pemilu 2020, PAP bertekad mempertahankan dominasi itu. Oposisi pun realistis dengan hanya menargetkan pengurangan kursi yang diperoleh PAP.
PAP dan 10 partai oposisi mendapat sembilan hari untuk berkampanye, sebagian besar secara daring, untuk membujuk pemilih. Hari ini, mereka menunggu hasilnya.
Proses pemilihan diwarnai antrean yang dinilai lumayan lama oleh sejumlah pemilih manula. Seorang pemilih, Sanguni Muniady (93), mengantre selama 30 menit sebelum akhirnya bisa memberi suara. Ditemui sejumlah media Singapura di TPS yang terletak di Serangoon Avenue, Muniady menilai pemilu kali ini lebih mangkus dan tertata.
KPU memberikan kesempatan kepada pemilih manula untuk menggunakan hak pada pukul 08.00 hingga siang. Selepas jadwal itu, orang-orang berusia lebih muda diizinkan mendatangi TPS. Jika pemilih manula tidak bisa datang pagi, mereka bisa datang di siang hari dan mendapat prioritas.
Di sisi lain, sejumlah pemuda dilaporkan terlihat di sejumlah TPS sejak pagi. Hal itu, antara lain, karena mereka menemani kerabat atau kenalan yang sudah manula. Ada juga pemilih muda yang datang pagi karena mengikuti anjuran waktu kedatangan yang disiarkan secara spesifik oleh KPU kepada setiap pemilih.
Anjuran waktu kedatangan terutama disesuaikan dengan usia pemilih. Hal itu untuk menghindari kerumunan orang di TPS. KPU juga berupaya mengurangi interaksi manula dengan warga lebih muda. Warga senior lebih rentan terinfeksi Covid-19 dibandingkan warga yang lebih muda.
Masker dan sarung tangan
KPU Singapura melakukan berbagai cara untuk menyelenggarakan pemilu di tengah pandemi itu. Selain informasi perkiraan waktu kedatangan, setiap orang juga diminta mengenakan masker dan sarung tangan. Pemilih yang tidak mengenakan kedua hal itu diminta menunda mengantre.
Setelah mengenakan kedua hal itu, pemilih baru boleh mengantre untuk menunaikan kewajibannya. Di Singapura, setiap orang yang terdaftar sebagai pemilih wajib memberi suara di pemilu. Jika tidak memberi suara, pemilih wajib melapor ke KPU untuk menyampaikan alasannya.
Kewajiban mengenakan sarung tangan dan masker disebut KPU sebagai salah satu penyebab pemilih harus mengantre lebih lama. KPU memohon pengertian kepada warga atas protokol tersebut.
Pemberitahuan di muka tentang waktu perkiraan kedatangan ke TPS dan prioritas untuk pemilih manula membuat banyak warga memuji KPU Singapura. Dalam pernyataan terpisah, KPU menyebut sejumlah faktor sebagai penyebab pemilih harus antre lumayan lama.
Untuk alasan keamanan dan kenyamanan, pemilih juga diizinkan membawa pena sendiri untuk menandai surat suara. Hal itu untuk mengurangi kemungkinan pemilih menyentuh benda yang dipegang orang lain. Selain itu, di pemilu 2015, ada keluhan pemilih manula kesulitan memegang pena yang disediakan di TPS. Sebab, pemilih manula terbiasa dengan pena milik masing-masing. (AFP/REUTERS)