Eropa Bereaksi Negatif terhadap Penarikan Diri AS dari WHO
Amerika Serikat resmi mengajukan penarikan diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru ketika kasus Covid-19 di dalam negerinya mencapai lebih dari tiga juta. Sikap sepihak ini dikecam banyak negara.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
GENEVA, KAMIS — Sikap Amerika Serikat yang secara resmi mengumumkan keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendapat reaksi keras dari negara-negara mitranya di Eropa. Italia menyebut bahwa langkah AS ini ”salah”. Adapun Jerman memperingatkan langkah AS justru akan semakin memberikan ruang kepada China untuk tampil lebih dominan di panggung global.
Pada Selasa (7/7/2020), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa Washington telah memasukkan pemberitahuan resmi bahwa AS akan keluar dari WHO dalam rentang waktu hingga setahun ke depan atau pada 6 Juli 2021. Pengumuman ini sesuai dengan janji Presiden AS Donald Trump, Mei lalu, yang menyatakan AS akan menarik diri dari WHO karena menilai badan kesehatan dunia itu tidak bisa mencegah pandemi dan terlalu lunak kepada China.
Ketika Trump mengumumkan keluarnya AS dari WHO, Rabu kemarin, kasus penularan Covid-19 di negaranya menembus angka 3 juta kasus. AS merupakan negara paling parah terdampak virus korona baru dengan mencatat lebih dari 131.000 kematian akibat penyakit tersebut.
Juru bicara kebijakan luar negeri bagi koalisi sayap kanan Kanselir Jerman Angela Merkel, Juergen Hardt, menyampaikan bahwa keputusan AS menarik diri dari WHO merusak kepentingan strategis AS dan negara-negara Barat. Pada saat yang sama, China telah mengambil peran yang lebih besar di lembaga internasional tersebut.
”Sebagai kontributor terbesar bagi WHO sejauh ini, AS meninggalkan kekosongan,” ujar Hardt, Rabu (8/7/2020). ”Sudah bisa diduga bahwa China akan berusaha mengisi kekosongan ini. Ini akan memperumit reformasi yang dibutuhkan badan dunia ini.”
”Yang lebih penting lagi adalah Uni Eropa menggunakan kekuatan politiknya untuk terlibat dalam WHO dan badan dunia lainnya,” kata Hardt.
Langkah mundur
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengecam keputusan AS itu dengan menyebutnya sebagai ”langkah mundur bagi kerja sama internasional”. Untuk melawan pandemi, kerja sama global justru perlu ditingkatkan, bukan dikurangi. ”Negara-negara Eropa akan memulai reformasi #WHO,” tulis Spahn di Twitter.
Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza menyebut keputusan Presiden AS Donald Trump itu ”serius dan salah”. ”Krisis kesehatan telah menunjukkan bahwa kita perlu mereformasi WHO agar lebih kuat, bukan WHO yang lebih lemah,” katanya.
Italia pernah menjadi episentrum pandemi Covid-19 serta sangat bergantung pada panduan dan bantuan teknis WHO untuk mengendalikan pandemi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Spanyol Arancha Gonzalez Laya menuturkan, WHO memerlukan ”otonomi lebih” dan dunia membutuhkan kerja sama yang lebih untuk menghadapi pandemi berikutnya.
”Yang dibutuhkan hari ini adalah multilateralisme yang lebih besar dan lebih sedikit kedaulatan nasional sebagai jaminan untuk melindungi warga negara meski itu bertentangan dengan pihak lain di dunia,” kata Gonzalez Laya.
China juga mengkritik penarikan diri AS dari WHO. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, membela WHO dengan mengatakan bahwa langkah pemerintahan Trump merupakan ”pertunjukan AS untuk mengejar unilateralisme, menarik diri dari kelompok, dan memutus kesepakatan.”
Adapun Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo terus mengulangi dugaannya bahwa WHO telah gagal mencegah munculnya virus korona di kota Wuhan, China, pada Desember 2019. Ia juga menuduh WHO memiliki ”sejarah panjang korupsi dan politisasi” dalam menangani penyakit yang lain.
Konstitusi AS tidak mengatur bagaimana negara itu keluar dari keanggotaan di WHO. Pemerintahan AS terikat pada undang-undang yang mensyaratkan adanya pemberitahuan satu tahun dan pembayaran tunggakan sebelum akhirnya keluar dari organisasi internasional tersebut.
David Heymann, warga AS yang juga mantan direktur senior di WHO, menyatakan drinya ”sangat kecewa” dengan keputusan pemerintahnya. Ia berharap Jerman dan negara-negara lainnya akan tampil jika kontribusi pendanaan dan keahlian AS di WHO terhenti.
”Meski dampak AS meninggalkan WHO akan besar, WHO akan tetap menjalankan fungsinya,” kata Heymann.
Para pejabat WHO menolak berkomentar soal penarikan diri AS ini karena belum menerima secara langsung pemberitahuan resminya. Sebelumnya, WHO menyampaikan bahwa kehilangan kepakaran dan pendanaan AS akan berdampak besar.
AS menyumbang WHO lebih dari 450 juta dollar AS setahun dan saat ini belum membayarkan kontribusi tahun ini. Tahun lalu, AS juga baru membayar kurang dari separuh kontribusi yang harus dibayarkan ke WHO, yakni sebesar 200 juta dollar AS. (AP/REUTERS)