Calon Vaksin Covid-19 dari China Mulai Diuji di Brasil
Sampai saat ini sudah ada tiga calon vaksin Covid-19 yang memasuki tahap uji klinis fase ketiga, salah satunya dari perusahaan asal China, Sinovac Biotech, yang segera memulai uji klinisnya di Brasil bulan ini.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
AFP/NICOLAS ASFOURI
Foto yang diambil pada 29 April 2020 ini menunjukkan teknisi laboratorium kendali mutu di fasilitas Sinovac Biotech, Beijing, China sedang meneliti calon vaksin Covid-19. Calon vaksin Covid-19 Sinovac bersiap memasuki tahap uji klinis fase ketiga di Brasil, Juli 2020.
BEIJING, SELASA — Satu lagi calon vaksin Covid-19 memulai fase uji klinis ketiga setelah dua calon vaksin serupa melakukan pengujian yang sama. Calon vaksin Covid-19 kali ini dikembangkan perusahaan asal China, Sinovac Biotech, yang akan memulai uji klinis ketiga di Brasil bulan ini setelah mendapat persetujuan lewat jalur cepat dari otoritas setempat.
Dua calon vaksin Covid-19 sebelumnya, yang sudah melewati tahap uji klinis fase ketiga, dikembangkan peneliti Univeritas Oxford, Inggris, bekerja sama dengan perusahaan farmasi AstraZeneca, Inggris, dan satunya lagi dikembangkan Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm).
Selain itu, perusahaan Moderna, Amerika Serikat, juga berencana melakukan uji klinis fase ketiga bulan ini.
Sinovac menyampaikan, uji klinis akan dilakukan bersama produsen vaksin asal Brasil, Instituto Butantan. Sebanyak hampir 9.000 tenaga kesehatan profesional di fasilitas khusus Covid-19 akan direkrut untuk terlibat dalam uji klinis ini.
Pada uji klinis sebelumnya, yakni fase pertama dan kedua, biasanya aspek keamanan calon vaksin yang diuji. Sementara pada uji klinis fase ketiga biasanya peneliti akan menguji aspek efikasi calon vaksin.
Laman resmi Sinovac merilis hasil awal uji klinis fase kedua calon vaksin Covid-19, 13 Juni 2020. Hasinya, calon vaksin itu berhasil menginduksi antibodi untuk menetralisasi virus korona baru setelah 14 hari pada 90 persen partisipan.
Calon vaksin ini diberikan dua kali melalui suntikan dengan interval dua minggu. Tidak ada efek samping yang serius dilaporkan dari uji klinis fase kedua yang melibatkan 743 partisipan itu.
Sinovac memulai pengembangan vaksin Covid-19 dan menyiapkan fasilitas produksi vaksin sejak akhir Januari 2020. Harapannya pada akhir 2020 studi pengembangan calon vaksin Covid-19 sudah membuahkan hasil, lalu bisa diproduksi hingga 100 juta dosis setahun.
AFP/PHOTO BY NICOLAS ASFOURI
Foto pada 29 April 2020 ini menunjukkan seorang peneliti sedang melakukan penelitian calon vaksin Covid-19 di laboratorium kendali mutu yang merupakan fasilitas Sinovac Biotech di Beijing, China.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, ada 19 calon vaksin yang kini berada pada tahap uji klinis dan ratusan lainnya belum memasuki fase uji klinis.
Kini dunia amat menantikan ketersediaan vaksin untuk menghentikan laju pandemi yang telah menginfeksi lebih dari 11,6 juta orang di dunia, membunuh lebih dari 538.000 orang, dan menghancurkan ekonomi global.
Tahun lalu, Institut Teknologi Massachusetts, AS, menganalisis bahwa satu dari tiga calon vaksin yang sudah memasuki uji klinis akan mendapat persetujuan untuk didistribusikan.
Karantina wilayah
Sementara itu, otoritas Negara Bagian Victoria, Australia, kembali menerapkan kebijakan karantina wilayah atas lebih dari 300.000 orang di pinggiran Melbourne utara mulai Rabu (8/7/2020) selama sebulan ke depan.
Hal itu dilakukan setelah dua minggu terakhir penambahan kasus Covid-19 harian di kota terbesar kedua di Australia itu selalu mencapai dua digit.
Negara Bagian Victoria melaporkan 73 kasus Covid-19 baru dari 20.682 tes yang dilakukan pada Selasa (7/7/2020). Sehari sebelumya, Victoria melaporkan 75 kasus baru dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Lonjakan kasus terjadi setelah kebijakan pembatasan dilonggarkan dengan membuka kembali restoran, gimnasium, hingga bioskop dalam beberapa minggu terakhir.
WILLIAM WEST / AFP
Dua perempuan berjalan melewati iklan promosi di depan sebuah toko di pusat bisnis Melbourne, 3 Juni 2020. Menyusul lonjakan kasus baru Covid-19 yang terjadi di Melbourne, otoritas setempat memberlakukan kembali penutupan wilayah di kota itu.
Dengan pemberlakuan kembali karantina wilayah, penduduk harus berada di rumah kecuali untuk belanja makanan, berobat, atau berolahraga. Karantina wilayah juga akan dibarengi dengan pemeriksaan terhadap separuh populasi penduduk di area yang terdampak.
”Jika kita bersama-sama dalam empat minggu ke depan, kita bisa mengendalikan lagi penyebaran di seluruh metropolitan Melbourne,” kata Menteri Negara Bagian Victoria Daniel Andrews.
”Jelas saya khawatir dengan lonjakan kasus yang terjadi dan saya senang bahwa otoritas setempat telah menutup kembali daerah pinggiran itu,” kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison dalam jumpa pers yang disiarkan di televisi.
Sejauh ini Australia dinilai berhasil mengendalikan penyakit Covid-19 dengan melaporkan 7.920 kasus infeksi, 104 kasus meninggal, dan kurang dari 400 kasus yang masih aktif. Namun, penambahan kasus baru di Melbourne setiap harinya kini mengkhawatirkan. (REUTERS)