Perubahan pejabat dan lembaga negara itu bagian dari UEA beradaptasi ada perkembangan terbaru. Perekonomian UEA terkena dampak ganda dari penurunan harga minyak dan pandemi Covid-19
Oleh
kris mada
·3 menit baca
DUBAI, MINGGU — Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan pemangkasan separuh lembaga negara. Sejumlah menteri juga diganti demi memangkas birokrasi dan memudahkan proses pengambilan keputusan.
Wakil Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, Minggu (5/7/2020). Menteri Energi Suhail al-Mazrouei kini membawahkan Kementerian Energi dan Pekerjaan Umum yang merupakan penggabungan dua kementerian, yaitu Kementerian Energi dan Kementerian Pekerjaan Umum. Adapun Kementerian Ekonomi mendapat menteri dan dua wakil menteri. Menteri Ekonomi dijabat Abdullah al-Marri. Sementara Ahmed Belhoul menjadi Wakil Menteri Urusan UKM. Adapun Thani al-Zeyoudi ditugasi menjadi Wakil Menteri untuk Urusan Perdagangan Luar Negeri.
UEA menunjuk Sultan al-Jaber sebagai Menteri Industri dan Pengembangan Teknologi. Selain menjadi menteri, Al Jaber disebut akan tetap menduduki kursi direktur Adnoc, perusahaan minyak UEA setidaknya sampai setahun ke depan.
”Tujuan (perombakan lembaga dan pejabat negara) agar pemerintah bisa bergerak lebih cepat dalam pembuatan keputusan dan dapat menanggapi perubahan serta mengejar peluang di babak baru sejarah kita. Pemerintahan yang lincah dan cepat,” kata al-Maktoum.
UEA juga menunjuk Omar al-Olama menjadi Menteri Negara Ekonomi Digital dan Kecerdasan Buatan. ”Lingkungan kerja untuk pelayanan kesehatan, Pendidikan, dan perdagangan di masa depan akan berubah drastis dan kami mau berada di baris depan untuk perubahan ini,” ujar al-Maktoum.
Ia juga mengumumkan separuh pusat layanan pemerintah akan diubah menjadi versi digital dalam waktu dua tahun mendatang. Selain itu, Otoritas Air dan Listrik, Emirates Post, Emirates General Transport Corp, dan Emirates Real Estate Corp kini ditempatkan di bawah Otoritas Investasi Emirat. Semua pejabat baru diberi waktu setahun untuk mencapai target. Perombakan struktur di lembaga masing-masing menjadi prioritas.
Perubahan pejabat dan lembaga negara itu bagian dari UEA beradaptasi dengan perkembangan terbaru. Perekonomian UEA terkena dampak ganda dari penurunan harga minyak dan pandemi Covid-19. Bank sentral UEA menaksir pertumbuhan ekonomi negara itu akan terpangkas 3,6 persen pada 2020. Sepanjang kuartal I-2020, perekonomian UEA terpangkas 1 persen. ”Penurunan ekonomi akan berlanjut di kuartal-kuartal selanjutnya. Penurunan sektor non-energi diproyeksikan minus 4,1 persen,” demikian pernyataan bank sentral UEA pada awal Juni 2020.
Sementara pendapatan dari sektor migas akan terpangkas 2,4 persen. Penganggur akan bertambah pada paruh pertama 2020. ”Pemulihan (yang) diharapkan dimulai pada paruh kedua tahun ini akan tergantung pada kebijakan pemerintah,” demikian pernyataan itu.
Harapan pemulihan ekonomi, antara lain, terlihat dari kinerja sektor nonmigas UEA pada Juni 2020. Indeks pembelian (PMI) UE naik dari 46,7 poin pada Mei 2020 menjadi 50,4 poin pada Juni 2020. Kenaikan itu menjadi salah satu penanda perekonomian kembali tumbuh.
”Pada 50,4 poin di Juni, PMI UEA menunjukkan tahap pertama pemulihan sektor nonmigas swasta. Semakin banyak perusahaan meningkatkan kegiatan dan pesanan tumbuh pada titik tertinggi dalam 10 bulan terakhir,” kata David Owen, dari IHS Markit yang rutin mengukur indikasi pelemahan atau penguatan perekonomian suatu negara melalui PMI.
Peningkatan aktivitas terutama terjadi selepas jam malam dan pembatasan gerak di UEA diakhiri. Meski infeksi baru Covid-19 masih terus terjadi, Dubai memutuskan melonggarkan pembatasan sehingga warga bisa kembali beraktivitas di luar rumah. UEA mencatat hampir 50.000 infeksi Covid-19 dengan rata-rata infeksi baru di aras 300 pasien per hari. (REUTERS)