Jepang Evakuasi 92.000 Keluarga, 10.000 Anggota Pasukan Bela Diri Dikerahkan
Jepang mengerahkan sekitar 10.000 anggota Pasukan Bela Diri Jepang untuk mengevakuasi lebih dari 92.000 keluarga di Prefektur Kumamoto dan Kagoshima yang dilanda banjir.
Oleh
Mh Samsul Hadi
·3 menit baca
TOKYO, SABTU —Lebih dari 92.000 keluarga di Prefektur Kumamoto dan Kagoshima, Jepang bagian selatan, diperintahkan mengungsi dari rumah masing-masing akibat banjir dan tanah longsor menyusul hujan deras sejak Jumat (3/7/2020) malam hingga sepanjang Sabtu (4/7). Pemerintah Jepang mengerahkan sekitar 10.000 anggota Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) ke wilayah itu untuk membantu evakuasi.
Hingga Sabtu malam, sebanyak 15 orang dikhawatirkan tewas dalam insiden tersebut dan sembilan orang lainnya hilang. Televisi NHK melaporkan, banjir akibat meluapnya Sungai Kuma telah merendam rumah- rumah dan mobil serta menghanyutkan sebuah jembatan. Mengutip gubernur setempat, NHK juga menyebutkan, sebanyak 14 dari 15 orang yang dikhawatirkan tewas itu adalah penghuni panti jompo yang mengalami serangan jantung.
Kantor berita Kyodo melansir, perintah otoritas setempat kepada 92.200 keluarga di Prefektur Kumamoto dan Kagoshima untuk mengungsi karena diprediksi banjir dan tanah longsor masih berlanjut. ”Hujan deras diperkirakan berlanjut hingga hari Minggu, dan warga di area itu diimbau bersiaga penuh,” kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Tayangan televisi NHK memperlihatkan wilayah kota Hitoyoshi di Prefektur Kumamoto terendam air lumpur yang meluap dari Sungai Kuma. Lumpur dari tanah longsor juga melanda rumah-rumah warga, membawa batang-batang pohon yang tercerabut akarnya.
Beberapa orang terlihat berdiri di atap toko sambil menunggu bantuan tim penyelamat. ”Saya mencium bau lumpur, dan seluruh area dipenuhi air sungai. Saya belum pernah mengalami situasi seperti ini,” ujar seorang pria di tempat pengungsian di kota Yatsushiro, Kumamoto barat, kepada NHK.
Gubernur Kumamoto, Ikuo Kabashima, mengatakan kepada wartawan bahwa 14 orang dari 60 penghuni di pantai jompo yang dilanda banjir di Desa Kuma diduga tewas. Mereka ditemukan oleh tim evakuasi.
Takafumi Kobori, pejabat manajemen krisis di Prefektur Kumamoto, menyebutkan, akibat tanah longsor di Distrik Tsunagimachi, dua dari tiga jenazah di pemakaman area yang longsor terangkat keluar dari kuburan. Tim penyelamat masih mencari satu jenazah lain.
Dievakuasi helikopter
Wilayah yang juga parah dilanda banjir adalah kota Ashikita. Enam orang belum diketahui posisi mereka, dan satu orang lainnya terluka parah. Di Desa Kuma yang berbukit-bukit, warga yang terperangkap di rumah masing-masing dievakuasi dengan helikopter. Adapun di kota Hitoyoshi, tim penyelamat mengevakuasi warga dengan perahu.
Banjir juga memutus jaringan listrik dan saluran komunikasi. Perusahaan listrik Kyushu Electric Power Co menyebutkan, sekitar 8.000 rumah di Kumamoto dan Kagoshima tidak teraliri listrik.
Menurut Kyushu Railway Co, beberapa layanan kereta termasuk kereta peluru Shinkansen juga dihentikan akibat jaringan rel terdampak banjir.
Untuk menangani bencana banjir dan tanah longsor itu, PM Shinzo Abe membentuk satuan gugus tugas.
Badan Meteorologi Jepang sebelumnya mengeluarkan peringatan adanya hujan yang luar biasa deras di beberapa wilayah di Kumamoto, sekitar 1.000 kilometer barat daya ibu kota Tokyo. Peringatan itu kemudian diturunkan menjadi hujan biasa—dengan estimasi 100 mililiter per jam.